Liputan6.com, Jakarta - Setiap tanggal 1 Mei, banyak negara di seluruh dunia merayakan Hari Buruh Internasional, atau yang sering disebut dengan May Day. Hari Buruh diperingati untuk menghormati hak pekerja dan pengabdian mereka dalam meningkatkan kualitas hidup dan kondisi kerja mereka.
Di Indonesia, May Day seringkali diperingati dengan unjuk rasa dan demonstrasi di jalanan. Namun, apa arti May Day dan bagaimana sejarah di balik perayaan ini?
Arti May Day dan Sejarahnya
May Day berasal dari bahasa Inggris "mayday", yang merupakan panggilan darurat dalam situasi berbahaya. Namun, dalam konteks perayaan May Day, "May" merujuk pada bulan Mei yang biasanya dihubungkan dengan kebangkitan musim semi dan kegembiraan.
Advertisement
Perayaan ini pertama kali diadakan pada 1 Mei 1886, ketika ribuan pekerja di Amerika Serikat melakukan aksi mogok kerja untuk memperjuangkan hak-hak mereka, termasuk hak untuk bekerja delapan jam sehari, yang sebelumnya mereka bekerja 16 jam sehari dengan upah yang rendah. Aksi mogok kerja yang terjadi di berbagai kota di Amerika Serikat dan meluas ke seluruh dunia ini dikenal sebagai peristiwa Kerusuhan Haymarket.
Kerusuhan itu pecah pada 3 Mei 1886, saat polisi dan demonstran bentrok di Chicago. Dalam tragedi itu, 4 demonstran dan 7 polisi tewas, serta banyak pekerja dan aktivis hak-hak pekerja yang ditangkap dan dipenjara.
Sejarah May Day yang ditetapkan sebagai Hari Buruh Internasional kemudian lahir dari sebuah federasi internasional kelompok sosialis dan serikat buruh di Prancis, seperti dikutip dari Britannica. Pada 1889, mereka menetapkan 1 Mei sebagai hari untuk mendukung para pekerja dalam rangka memperingati Kerusuhan Haymarket di Chicago pada 1886.
Sejak itu, Hari Buruh Internasional diperingati di seluruh dunia sebagai hari perjuangan para pekerja untuk mendapatkan hak-hak yang adil dan layak di tempat kerja. Selain itu, Hari Buruh Internasional juga menjadi simbol perjuangan untuk kemerdekaan, demokrasi, dan persamaan di seluruh dunia.
Mengapa Perayaan May Day Penting?
Perayaan May Day sangat penting karena menunjukkan solidaritas dan persatuan antara pekerja dalam memperjuangkan hak mereka. Di seluruh dunia, pekerja sering kali dihadapkan pada kondisi kerja yang buruk, upah rendah, dan ketidakadilan. Hari Buruh menjadi momen untuk mengingatkan perjuangan untuk hak-hak pekerja harus terus berlanjut.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa perayaan May Day penting:
- Memperingati sejarah perjuangan pekerja
- Menunjukkan solidaritas antara pekerja
- Menyerukan perubahan sosial dan ekonomi
- Mengingatkan bahwa pekerja juga berhak mendapatkan hak-hak dasar yang layak.
Â
Bagaimana May Day Diperingati di Indonesia?
Di Indonesia, May Day seringkali diperingati dengan unjuk rasa dan demonstrasi di jalanan. Para pekerja memprotes kondisi kerja yang buruk, upah rendah, dan tuntutan lainnya. Selain itu, seringkali ada aksi mogok kerja yang dilakukan oleh pekerja dalam rangka memperjuangkan hak-hak mereka.
Saat pandemi COVID-19 terjadi, perayaan May Day tahun 2020 dan 2021 di Indonesia harus diadakan secara virtual untuk menghindari kerumunan dan penyebaran virus. Pemerintah dan serikat pekerja di seluruh Indonesia telah menyelenggarakan acara online, seperti webinar dan konferensi virtual, untuk memperingati May Day.
Hari Buruh baru diperingati di Indonesia pada 1920, namun sempat tidak diperingati secara masif di masa pemerintahan presiden Soeharto. Pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, May Day ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja di Indonesia antara lain bergabung dengan serikat pekerja, melakukan aksi mogok kerja, serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik yang berhubungan dengan perjuangan hak-hak pekerja.
Â
Advertisement
Peringatan May Day di Indonesia pada 2023
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Presiden Partai Buruh Said Iqbal, menyampaikan akan ada 100 ribu buruh yang akan memperingati Hari Buruh atau May Day pada 1 Mei 2023. Selain itu, peringatan May Day ini akan serentak dilakukan di 457 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
"Untuk wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta May Day ini akan diikuti oleh 50 ribu hingga 100 ribu orang yang akan datang ke Jakarta. Sudah sampai hari ini sudah hampir 50 ribu, target 100 ribu orang ikut aksi, tapi yang sudah terdaftar hampir 50 ribu orang," kata Said Iqbal dalam konferensi Pers, Kamis (27/4/2023).
Nantinya aksi May Day di Jakarta akan dipusatkan di dua tempat, yakni di depan Istana Negara, dan Mahkamah Konstitusi. Usai melakukan aksi, maka semua buruh akan bergerak menuju Istora Senayan untuk mengikuti May Day Fiesta.
"Aksi May Day di Jakarta akan dipusatkan di depan Istana Negara, Mahkamah Konstitusi, dari jam 9.30 hingga 12.30 WIB. kita harapkan 100 ribu masa akan datang ke Istana dan gedung Mahkamah Konstitusi, dari jam 13.00 sampai 17.00 dari istana bergerak ke Istora Senayan. Di Ustora Senayan Partai Buruh mengadakan May day fiesta, akan berisi orasi-orasi politik dari pimpinan buruh dan orasi politik dari Presiden Partai buruh," jelas Said.
Â
6 Tuntutan Buruh Saat Peringati May Day 2023
Adapun dalam Peringatan Hari Buruh nanti, ada 6 isu yang akan disuarakan:
1. Buruh menuntut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja dicabut
Dalam isu cabut UU nomor 6 tahun 2023 tentang Cipta Kerja, ada 9 poin yang akan diangkat dalam May Day, yakni upah murah (upah minimum tidak dirundingkan dengan serikat buruh), outsourcing seumur hidup untuk semua jenis pekerjaan (perbudakan modern/modern slavery), buruh dikontrak terus-menerus tanpa periode, pesangon rendah, terkait PHK, pengaturan jam kerja yang kembali menjadi 12 jam, pengaturan cuti, istirahat panjang 2 bulan dihapus, buruh kasar dari China bisa bekerja di Indonesia.
Tak hanya itu saja, Serikat Buruh juga menyuarakan keberadaan bank tanah yang memudahkan korporasi merampas tanah rakyat, karena diambil Pemerintah untuk dimasukkan ke Bank Tanah yang dibuat untuk perkebunan sawit, pertambangan, dan kepentingan oligarki perusahaan-perusahaan raksasa yang serakah.
Selanjutnya, yang dipersoalkan adalah diperbolehkannya importir melakukan impor beras, daging, garam, dan lain-lain saat panen raya. Kemudian, dalam UU Cipta Kerja sanksi pidana bagi importir yang mengimpor saat panen raya dihapus.
"Importir yang mengimpor saat panen raya harusnya dihukum penjara 6 bulan dan denda Rp 2 miliar itu dihapus, itu jahat sekali, itu terkait cabut UU Cipta Kerja omnibus law," ujarnya.
2. Partai Buruh meminta undang-undang terkait parliamentary threshold 4 persen Dicabut
Menurutnya, sebagai Partai pendatang baru, Partai Buruh layak untuk mendapatkan 30 kursi DPR di 16 Provinsi di 29 Dapil.
"Tapi setelah disimulasi, dimana kami mengincar kursi nomor 2 terakhir, ada satu dapil jumlah kursinya 10, kita mengincar dua kursi terbawah dari bawah. Maka, 30 kursi itu ketika dikonversikan suara sah nasionalnya 4.457.000. Mengikuti parliamentary threshold 4 persen suara sah nasional, kita prediksi di tahun Pemilu 2024 suara sah nasional itu 6 juta," ujarnya.
3. Sahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PRRT)
4. Tolak RUU Kesehatan
5. Reforma agraria dan kedaulatan pangan
6. Buruh menyarankan agar bisa memilih Presiden 2024 yang pro buruh dan kelas pekerja.
Advertisement