Iran Sita Tanker Minyak Tujuan AS di Teluk Oman

Penyitaan tanker Advantage Sweet yang dikelola Turki namun dimiliki China terjadi pada Kamis (27/4).

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Apr 2023, 08:04 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2023, 08:04 WIB
Tangkapan layar dari tayangan penyitaan tanker Advantage Sweet oleh Iran pada Kamis (27/4/2023). (DoK. Angkatan Laut Iran via AP)
Tangkapan layar dari tayangan penyitaan tanker Advantage Sweet oleh Iran pada Kamis (27/4/2023). (DoK. Angkatan Laut Iran via AP)

Liputan6.com, Teheran - Komando Angkatan Laut Iran melakukan serangan dengan helikopter untuk merebut tanker minyak tujuan Amerika Serikat (AS) di Teluk Oman. Iran merilis tayangan yang menunjukkan peristiwa tersebut pada Jumat (28/4/2023).

Penyitaan tanker Advantage Sweet yang dikelola Turki namun dimiliki China terjadi pada Kamis (27/4). Iran mengklaim tanker itu disita karena menabrak kapal Iran, namun Teheran disebut tidak melampirkan bukti atas tuduhannya itu.

Rekaman yang ditayangkan oleh media Iran menunjukkan bagaimana pasukan komando turun ke geladak Advantage Sweet dengan tali dari helikopter yang melayang.

Armada ke-5 Angkatan Laut AS mengatakan bahwa Advantage Sweet merupakan kapal komersial kelima yang disita oleh Iran dalam dua tahun terakhir.

"Gangguan terus menerus oleh Iran terhadap kapal dan campur tangan terhadap hak navigasi di perairan regional merupakan ancaman bagi keamanan maritim dan ekonomi global," ungkap Armada ke-5 AS seperti dilansir AP, Sabtu (29/4).

Perselisihan Internasional

Ilustrasi bendera Iran
Ilustrasi (iStock)

Manajer kapal, perusahaan Turki bernama Advantage Tankers, mengeluarkan pernyataan yang mengakui bahwa Advantage Sweet dikawal oleh Angkatan Laut Iran ke sebuah pelabuhan atas dasar perselisihan internasional.

Seluruh awak kapal yang berjumlah 24 orang merupakan warga negara India.

"Keselamatan dan kesejahteraan anggota kru kami merupakan prioritas nomor satu," sebut perusahaan itu. "Pengalaman serupa menunjukkan bahwa awak kapal yang terlibat dalam kondisi seperti itu tidak dalam bahaya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya