Liputan6.com, Labuan Bajo - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi telah membuka pertemuan Menlu ASEAN atau ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM) hari ini, Selasa 9 Mei 2023.
Dalam pembukaannya, Menlu Retno menyebut bahwa sejumlah isu kawasan seperti Myanmar hingga ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dibahas dalam pertemuan tersebut.Â
Baca Juga
Sempat Tertahan dan Terjebak, Wisatawan Asing Berhasil Dievakuasi dari Labuan Bajo
Ditinggalkan Turis Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Tingkat Okupansi Hotel Labuan Bajo Berkurang hingga Nol Persen
Viral Perjuangan Wisatawan Keluar dari Labuan Bajo Setelah Bandara Tutup Akibat Gunung Lewotobi Erupsi
Secara khusus soal AOIP, Menlu Retno menegaskan di hadapan para Menlu negara ASEAN bahwa ASEAN perlu kerja lebih keras dari biasanya dan perlunya implementasi yang lebih efektif.Â
Advertisement
"Tantangan ke depan yang akan dihadapi ASEAN akan lebih besar, termasuk di Indo-Pasifik. Inilah mengapa penerapan AOIP menjadi semakin penting saat ini. Oleh karena itu, kita perlu bekerja lebih keras, bukan seperti biasanya," ujarnya dalam pembukaan AMM, yang merupakan rangkaian acara KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (9/5/2023).Â
Hal ini diungkapkan Menlu Retno lantaran melihat pentingnya peran ASEAN bagi perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan.Â
"Kita tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di kawasan ini jika kita tidak memiliki ASEAN," ungkapnya.Â
Kendati demikian, Menlu Retno meminta agar negara ASEAN tidak berpuas diri. Pencapaian ini menurutnya harus menjadi modal untuk membangun ASEAN yang lebih kuat dan relevan.
Agenda Lain yang Dibahas
Selain AOIP, isu lain yang turut dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait Myanmar.Â
Menlu Retno menyebut, isu kesepakatan Lima Poin Konsensus (5PC) soal konflik Myanmar sudah lebih dulu dibahas pada malam sebelumnya di working dinner Menlu ASEAN.
Kesembilan Menlu ASEAN ditambah Timor Leste yang hadir dengan status observer, juga membahas pembaruan tentang aksesi mitra wicara ke Treaty of Amity and Cooperation (TAC).
Secara keseluruhan, seluruh isu yang dibahas dalam pertemuan para Menlu ASEAN akan direkomendasikan dalam pertemuan para Leaders yang berlangsung pada 10-11 Mei 2023.Â
"Kami akan membahas dan merekomendasikan kepada para pemimpin ASEAN bagaimana membangun landasan yang kuat untuk masa depan ASEAN, visi jangka panjang, dan kapasitas ASEAN yang lebih kuat untuk memungkinkan ASEAN menghadapi tantangan masa depan," tutur Retno.Â
Advertisement