Liputan6.com, Jakarta - VICE Media mengajukan kebangkrutan ke pengadilan New York City. Sebelumnya, perusahaan media itu dikabarkan kesulitan finansial.
Namun, perusahaan media disebut tetap beroperasi seperti biasa. Mereka juga bertekad segera kembali bangkit usai penjualan aset.
Berdasarkan rilis resmi perusahaan di PR Newswire, Senin (15/5/2023), VICE Media juga setuju pada penjualan aset ke sebuah konsorsium yang terdiri atas Fortress Investment Group, Soros Fund Management dan Monroe Capital.
Advertisement
VICE Media menegaskan bahwa VICE, VICE News, VICE TV, VICE Studios, Pulse Films, Virtue, Refinery29 and i-D akan terus operasional memproduksi konten-konten.
Targetnya, VICE Media kembali bangkit menjadi perusahaan yang lebih sehat pada dua hingga tiga bulan ke depan.
"Percepatan proses penjualan yang diawasi pengadilan ini akan memperkuat perusahaan dan posisi VICE untuk pertumbuhan jangka panjang, oleh karenanya menjaga jurnalisme otentik dan kreasi konten yang membuat VICE menjadi brand terpercaya bagi anak-anak muda," ujar Co-CEO VICE Bruce Dixon dan Hozefa Lokhandwala.
Dixon dan Lokhandwala berharap akan segera menyelesaikan proses penjualan agar VICE bisa segera kembali bangkit dengan lebih sehat.
VICE mengajukan kebangkrutan di Pasal 11 yang terkenal di AS sebagai pasal kebangkrutan. Pasal tersebut berfungsi untuk melindungi perusahaan terkait. Pasal 11 juga mengizinkan perusahaan menjual aset ke penawar yang lebih tinggi.
Buzzfeed Tutup Situs Beritanya, PHK 15 % Tenaga Kerja
Pekan lalu, Buzzfeed juga mengalami guncangan. Dinilai tidak menguntungkan, situs Buzzfeed memutuskan untuk menutup situs beritanya.
"Buzzfeed menutup situs beritanya dan memangkas tenaga kerjanya sebesar 15%", kata kepala eksekutif Jonah Peretti seperti dikutip dari BBC, Jumat (21/4).
Proses itu terjadi ketika perusahaan media digital menghadapi tantangan keuangan yang serius, termasuk penurunan konten iklan.
Menyebut keputusan itu "sangat menyakitkan", Peretti mengatakan dia tidak dapat berinvestasi lebih banyak di situs berita yang tidak menguntungkan itu. Dia mengatakan perusahaan akan fokus untuk menyampaikan berita melalui HuffPost, yang diambil alih oleh Buzzfeed dua tahun lalu.
"Industri kami sedang sakit dan siap untuk dilahirkan kembali," katanya dalam sebuah memo kepada staf. "Kami bersusah payah hari ini, dan akan mulai berjuang menuju masa depan yang cerah."
Didirikan pada tahun 2006, Buzzfeed pernah menjadi salah satu nama paling trendi di jajaran media online, yang dikenal dengan kuis dan konten viralnya, serta operasi berita yang serius.
Tetapi perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 1.300 orang secara global pada akhir tahun lalu, telah beralih dari berita, karena lebih sulit untuk mendatangkan pendapatan iklan dan pembaca. Sementara lini bisnis lainnya seperti memproduksi konten khusus, tumbuh lebih cepat.
Buzzfeed terdaftar di bursa saham pada tahun 2021, tetapi situs itu mengumpulkan uang jauh lebih sedikit dari yang diharapkan.
"Sementara PHK terjadi di hampir setiap divisi, kami telah memutuskan bahwa perusahaan tidak dapat lagi terus mendanai BuzzFeed News sebagai organisasi mandiri," tulis Peretti kepada staf.
Advertisement