Konvoi Diplomatik AS Diserang Kelompok Bersenjata di Nigeria, 4 Orang Tewas dan 3 Diculik

Operasi penyelamatan terhadap korban yang diculik masih berlangsung.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 17 Mei 2023, 06:47 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2023, 06:47 WIB
ilustrasi peluru tembakan.
ilustrasi peluru tembakan. (iStockphoto)

Liputan6.com, Abuja - Sejumlah pria bersenjata menyerang konvoi diplomatik Amerika Serikat (AS) di Negara Bagian Anambra, Nigeria.

Juru bicara polisi Ikenga Tochukwu menjelaskan bahwa kelompok bersenjata itu membunuh dua anggota kepolisian dan dua staf konsulat sebelum membakar kendaraan mereka dalam serangan yang terjadi pada Selasa (16/5/2023).

"Tidak ada warga AS yang berada dalam konvoi tersebut," ungkap Tochukwu seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (17/5/2023).

Pasukan keamanan telah dikerahkan ke tempat kejadian, kata Tochukwu, namun kelompok bersenjata itu berhasil menculik dua petugas polisi dan seorang sopir.

"Operasi penyelamatan sedang berlangsung," ujar Tochukwu.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengonfirmasi serangan tersebut.

"Sebuah konvoi kendaraan AS diserang. Yang bisa saya sampaikan adalah tidak ada warga AS yang terlibat," kata Kirby.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS menuturkan, "Personel misi AS di Nigeria bekerja sama dengan dinas keamanan Nigeria untuk menyelidiki."

"Keamanan personel kami selalu yang terpenting dan kami mengambil tindakan pencegahan ekstensif saat mengatur perjalanan ke lapangan."

Serangan Separatis Meningkat

Penembakan Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan dengan Senjata Api (iStockphoto)

Separatis yang beroperasi di wilayah tersebut telah meningkatkan serangan mereka dalam beberapa tahun terakhir. Biasanya, mereka menargetkan gedung polisi atau pemerintah.

Pejabat Nigeria sering menyalahkan serangan di wilayah tenggara pada gerakan Penduduk Asli Biafra (IPOB) yang dilarang dan sayap bersenjatanya, Jaringan Keamanan Timur. IPOB telah berulang kali membantah bertanggung jawab.

Pemimpin IPOB Nnamdi Kanu adalah warga negara Inggris-Nigeria yang ditangkap di Kenya dan dikembalikan ke Nigeria dalam apa yang digambarkan keluarganya sebagai tindakan yang luar biasa.

Separatisme adalah isu lama di Nigeria, di mana deklarasi kemerdekaan Republik Biafra oleh perwira militer Igbo di tenggara pada tahun 1967 memicu perang saudara selama tiga tahun dan menewaskan lebih dari 1 juta orang.

Kekerasan di tenggara Nigeria, negara terpadat di Afrika, hanyalah salah satu dari banyak masalah yang dihadapi presiden terpilih Bola Tinubu.

Militer Nigeria juga memerangi pemberontakan berusia 14 tahun di timur laut, geng yang menculik dan membunuh di negara bagian barat laut dan tengah, serta pembajakan di Teluk Guinea.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya