Rusia Tembakkan 30 Rudal Jelajah, Ukraina Klaim Sukses Jatuhkan 29 di Antaranya

Di tengah serangan udara Rusia yang meningkat, China mengumumkan bahwa utusan khususnya telah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada awal pekan ini.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 19 Mei 2023, 07:04 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2023, 07:04 WIB
Potret Kehancuran Bakhmut, Tempat Pertempuran Terberat Pasukan Ukraina dengan Rusia
Setidaknya selusin daerah di kota itu diserang Rusia. Bakhmut telah menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas, Ukraina timur. (AP Photo/Libkos)

Liputan6.com, Kyiv - Rusia menembakkan 30 rudal jelajah ke berbagai bagian Ukraina pada Kamis (18/5/2023) pagi waktu setempat. Kyiv mengklaim berhasil menembak jatuh 29 di antaranya.

Juru bicara administrasi militer Odesa Serhiy Bratchuk menuturkan bahwa satu orang tewas dan dua lainnya terluka setelah rudal Rusia menghantam sebuah bangunan di wilayah selatan Odesa.

Di tengah serangan udara Rusia yang meningkat, China mengumumkan bahwa utusan khususnya telah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada awal pekan ini.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menuturkan pada Kamis, pihak-pihak yang bertikai perlu memupuk rasa saling percaya agar kemajuan dapat dicapai.

Sementara proposal perdamaian China sejauh ini belum menghasilkan terobosan nyata untuk menghentikan perang Ukraina, Kyiv dilaporkan berusaha meminta dukungan China atas rencana perdamaian versi mereka. Rencana perdamaian Ukraina mencakup pemulihan integritas teritorial, penarikan mundur pasukan Rusia, dan meminta pertanggungjawaban Presiden Vladimir Putin secara hukum atas invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Dalam perkembangan lain di medan perang, seorang pejabat Barat yang berbicara secara anonim mengklaim bahwa Rusia telah membangun garis pertahanan di wilayah Ukraina, termasuk ladang ranjau yang luas dan menempatkan 200.000 tentaranya di garis depan sepanjang 1.000 kilometer. Demikian seperti dilansir AP, Jumat (19/5).

Pejabat Barat yang sama menyebutkan lebih lanjut bahwa sistem senjata canggih yang diterima Ukraina dari sekutunya membuat Kremlin mulai kehilangan jet tempurnya di wilayah yang sebelumnya dianggap aman.

Di Krimea, otoritas Rusia yang berkuasa melaporkan delapan gerbong kereta tergelincir akibat ledakan pada Kamis, memicu dugaan baru tentang aktivitas sabotase Ukraina di belakang garis Rusia. Kantor berita Rusia melaporkan bahwa kereta itu mengangkut biji-bijian.

RIA Novosti yang mengutip sumber di dinas darurat melaporkan bahwa insiden itu terjadi tidak jauh dari Kota Simferopol.

Perusahaan Kereta Api Krimea mengatakan penggelinciran itu disebabkan oleh "campur tangan orang yang tidak berwenang" dan tidak ada korban jiwa.

Pejabat Ukraina menolak mengomentari kemungkinan tindakan sabotase. Juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Yusov menggarisbawahi bahwa jalur kereta Rusia juga digunakan untuk mengangkut senjata, amunisi, dan kendaraan lapis baja.

Ukraina Klaim Kemajuan di Bakhmut

Potret Kehancuran Bakhmut, Tempat Pertempuran Terberat Pasukan Ukraina dengan Rusia
Secara terpisah, Juru Bicara Kelompok Pasukan Timur Ukraina, Serhiy Cherevatiy, mengatakan kepada televisi nasional pada Rabu, 26 April 2023, bahwa dalam 24 jam terakhir, pasukan Rusia telah menyerang 324 kali menggunakan artileri dan beberapa peluncur roket. (AP Photo/Libkos)

Pertempuran paling intens telah berfokus pada pertempuran atas Bakhmut dan daerah sekitarnya, di Provinsi Donetsk.

Seorang pejabat militer Ukraina pada Kamis mengklaim bahwa pihaknya berhasil maju hingga 1,7 kilometer di sana selama pertempuran pada hari sebelumnya.

Pada saat yang sama, jutawan pemilik kelompok pasukan bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengklaim bahwa unit tentara Rusia telah mundur dari posisi mereka di utara kota. Prigozhin sering mengkritik militer Rusia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya