Liputan6.com, Ankara - Setelah berkuasa selama 20 tahun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan masih terus bekerja keras untuk menjaga kekuasaannya. Pemilu Turki 2023 pun berjalan sengit menuju putaran kedua.
Erdogan bersaing ketat melawan Kemal Kılıçdaroğlu yang ia serang dengan kampanye hitam. Presiden Turki itu dilaporkan kerap menghina lawannya dengan sebutan pemabuk serta menyerang dengan retorika homofobik.
Namun, Kemal ternyata tetap unggul di kota-kota besar seperti Ankara, Istanbul, dan Izmir.
Advertisement
Pada putaran kedua pemilu Turki, Erdogan mendapatkan dukungan dari salah satu kandidat yang kalah di putaran pertama: Sinan Ogan.
Sinan Ogan adalah kandidat sayap kanan dari Aliansi Leluhur. Ia terkenal ultra-nasionalis bahkan anti-pengungsi.
Menurut situs Middle East Eye, Rabu (24/5/2023), dalam membahas profil Sinan Ogan disebut bahwa janji-janji kampanyenya adalah mengirim kembali pengungsi ke negara mereka. Ia juga berjanji untuk mengejar teroris dengan agresif.
Targetnya adalah pengungsi Suriah yang ia anggap mengancam kota-kota Turki di perbatasan. Ogan juga mengeluh bahwa ada daerah yang punya lebih banyak orang Suriah ketimbang Turki.
Aliansi Ogan-Erdogan lantas cukup ironis, sebab pemerintah Erdogan lebih menerima pengungsi Suriah. Ogan ingin agar pengungsi-pengungsi itu dipulangkan.
Selain itu, Ogan menegaskan bahwa haluan politiknya adalah sekuler dan membela unsur sekuler itu di konstitusi Turki. Sekali lagi, ini berbeda dengan Recep Tayyip Erdogan yang konservatif.
Kingmaker?
Ada yang memandang Sinan Ogan sebagai "Kingmaker" di pemilu Turki 2023 karena ia meraih suara 5,2 persen di putaran pertama, sehingga ia bisa saja membawa jumlah suara itu untuk Erdogan.
Namun, pakar politik ragu jika Ogan bisa membawa semua dari 5,2 persen itu, sebab segmen pemilihnya berbeda dari Erdogan dan Kemal.
"Dia tidak bisa membawa lima persennya bersama-sama dengannya ke salah satu kandidat tersebut," ujar Yunus Kaya, profesor dari Universitas Istanbul.
Kaya menilai bahwa suara Ogan akan menuju kandidat yang mendominasi di daerah masing-masing.
"Suara-suaranya (Ogan) di kota-kota yang didominasi Erdogan akan pergi ke Erdogan dan di kota-kota yang didominasi Kilicdaroglu akan pergi ke Kilicdaroglu," jelas Kaya.
Sebelumnya dilaporkan bahwa pihak Kemal Kilicdaroglu dan pihak Recep Tayyip Erdogan sama-sama sempat menghubungi pihak Ogan. Akan tetapi, Ogan akhirnya memilih Erdogan.
Satu kesamaan Erdogan dan Ogan adalah sikap yang sama-sama anti-Kurdi. Sementara, Kemal Kilicdaroglu berkoalisi dengan partai pro-Kurdi, yakni Partai Kiri Hijau (YSP).
Advertisement