Musibah Jadi Berkah, Perawatan Plasebo Sakit Kronis Bikin Wanita Buta Melihat Lagi

Seorang wanita berusia 80 tahun yang kehilangan penglihatannya baru-baru ini penglihatannya telah pulih kembali, setelah diberikan pengobatan plasebo untuk sakit punggung kronisnya.

oleh Linda Sapira diperbarui 30 Mei 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2023, 08:00 WIB
Wanita berusia 80 tahun yang penglihatannya kembali (Source: tangkapan layar dari website odditycentral.com)
Wanita berusia 80 tahun yang penglihatannya kembali (Source: tangkapan layar dari website odditycentral.com)

Liputan6.com, Wellington - Habis musibah tertimpa berkah, begitu kira-kira gambaran seorang wanita lansia yang kehilangan penglihatannya lebih dari satu dekade lalu akibat glaukoma dan bisa kembali melihat secara tak sengaja.

Penglihatan nenek berusia 80 tahun itu entah bagaimana pulih kembali setelah diberikan pengobatan plasebo untuk sakit punggung kronisnya.

Kisahnya berawal dari sini. Mengutip dari odditycentral.com, Selasa (30/5/2023), suatu malam 12 tahun yang lalu, Lynley Hood, seorang penulis pemenang penghargaan dari Dunedin, Selandia Baru, sedang membaca buku ketika penglihatan di mata kirinya tiba-tiba menjadi kabur.

Dia menyalahkan kelelahan dan memutuskan untuk tidur, tetapi keesokan paginya penglihatannya tak kunjung membaik dan masih buram. Singkat cerita, dia akhirnya mendapat diagnosis menderita glaukoma yang cukup langka, dan dokter memberi tahu dia bahwa kondisinya mungkin tidak akan pernah membaik dan sekarang hanya tinggal menjaga agar kondisinya tidak semakin buruk.

Seiring berjalannya waktu, penglihatannya kian memburuk hingga akhirnya ia menjadi buta. Tidak lagi dapat membaca maupun menulis karena glaukomanya.

Setelah itu, lebih dari satu dekade kemudian, keajaiban yang tidak disengaja terjadi, dan penglihatan Hood kembali.

Seolah-olah penglihatannya yang rusak parah tidak cukup menjadi masalah. Semua itu terjadi pada tahun 2020 lalu, ketika Lynley Hood jatuh dan tulang panggulnya patah. Hal itu menyebabkan sakit punggung yang parah.

Namun, ternyata hal ini menjadi berkah tersembunyi, karena memberinya kesempatan untuk berpartisipasi dalam proyek penelitian pengobatan nyeri kronis di Universitas Otago.

Awalnya dia hanya ingin meringankan rasa sakit kronisnya, namun entah bagaimana perawatan stimulasi listrik terbukti jauh lebih baik dalam hal lain. 

Penelitian yang Tak Disengaja

Ilustrasi Lab
Gubernur New York menetapkan status darurat polio setelah ditemukan satu kasus di negara bagian. (pexels.com/Chokniti Khongchum).

Proyek yang didaftarkan Lynley Hood tahun lalu terdiri dari dua kelompok yang berpartisipasi dalam sesi stimulasi listrik. Peserta di kedua kelompok diharuskan memakai helm khusus yang dilengkapi dengan elektroda, namun saat menerima stimulasi listrik ke otak, kelompok placebo (plasebo) hanya menerima stimulasi superfisial hingga tingkat kulit kepala.

Lynley Hood yang berusia 80 tahun termasuk dalam kelompok placebo (plasebo) (tanpa disadari), tetapi setelah empat minggu stimulasi listrik, penglihatannya yang memburuk pulih hampir 100 persen, dan dokter mata wanita itu tidak mempercayai hal ini.

"Anehnya, penglihatannya meningkat pesat sehingga dokter mata mengatakan itu adalah keajaiban," kata salah satu pemimpin proyek Dr Divya Adhia kepada Otago Daily Times.

"Keajaiban bukanlah kata yang sering kita gunakan dalam sains, tapi itu adalah — keajaiban yang tidak disengaja. Itu bukan hasil yang diinginkan, tetapi untuk melihat bahwa penelitian saya benar-benar berdampak pada orang-orang sungguh menakjubkan," tambahnya. 

Penglihatannya Kembali

mata
ilustrasi mata (Pixabay.com)

Setelah hidup dengan penglihatan yang sangat berkurang selama 12 tahun, Lynley Hood sekarang menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya.

Dia sama sekali tidak memiliki penglihatan sentral di mata kirinya, sedangkan mata kanannya seperti 'TV statis', tetapi sekarang dia dapat melihat dengan sempurna lagi, yang berarti dia dapat kembali menulis.

"Awalnya, saya pikir saya sedang membayangkannya," kata penulis pemenang penghargaan itu.

"Mereka memiliki peralatan lampu kilat sedemikian rupa sehingga mereka dapat melacak setiap milidetik arus — arus itu melewati kulit kepala saya dan masuk ke mata saya. Peralatan menunjukkan bahwa sel-sel di retina saya berbunyi, 'hai teman-teman, ada sesuatu yang terjadi', dan mengirimkan banyak pesan ke saraf optik saya ke bagian otak saya yang membuat gambar, kata, dan warna dari pesan listrik" tambahnya kembali. 

Tidak ada yang tahu persis bagaimana stimulasi listrik mengembalikan penglihatan Nyonya Hood, tetapi Dr. Adhia dan timnya pasti ingin mencari tahu.

Mereka sekarang sedang merancang studi lain untuk dijalankan bersamaan dengan studi nyeri kronis, untuk menentukan bagaimana stimulasi listrik membantu penulis berusia 80 tahun dan semoga membantu orang lain dalam situasinya.

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19
Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya