Liputan6.com, New York - New York disebut-sebut sebagai kota yang tidak pernah tidur dan baru-baru ini sebuah studi menyebut potensi wilayah itu akan tenggelam.
Lantas, bagaimana kota itu bisa tetap "bangun" jika seluruh daratannya tertutup air di masa depan?
Baca Juga
Perkiraan mengkhawatirkan ini semakin diperkuat dengan munculnya studi baru yang memuat hasil-hasil penelitian terkait isu ini.
Advertisement
Peneliti menyebutkan bahwa daratan yang perlahan menurun atau tenggelam dapat berakibat pada semakin rentannya kota terhadap kenaikan permukaan laut dan banjir pesisir yang disebabkan perubahan iklim.
Alasan di balik keindahan dan kekhasan yang dimiliki New York rupanya menjadi salah satu alasan mengapa kota itu dikhawatirkan tenggelam, menurut studi tersebut.
Lebih lanjut, betikut ini tiga alasan mengapa New York disebut terancam akan tenggelam, melansir AFP, Sabtu (3/6/2023),
1. Gedung Pencakar Langit yang Terlalu Banyak dan Berat
Studi baru menemukan bahwa tanah di kota itu secara bertahap menurun akibat beban dari gedung-gedung pencakar langitnya, yang juga menjadi salah satu alasan mengapa kota itu menjadi sangat ikonik.
Hasil penelitian, yang diterbitkan bulan ini di jurnal Earth's Future, berupaya memperkirakan bagaimana infrastruktur kota yang berjumlah banyak dapat berdampak pada penurunan permukaan tanah.
Para ahli geologi menghitung bahwa lebih dari satu juta bangunan di New York menambah massa total 1,68 triliun pound (762 miliar kg) tekanan di Bumi.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa kota itu tenggelam dengan rata-rata satu hingga dua milimeter per tahun.
Beberapa daerah yang dibangun di atas batu yang lebih lunak mengalami penurunan yang lebih besar, sebanyak empat setengah milimeter per tahun, berdasarkan studi tersebut.
Namun, menurut penulis utama, Tom Parsons, membangun lebih sedikit gedung pencakar langit juga tidak akan menyelesaikan masalah.
Advertisement
2. Aktivitas Tektonik yang Tidak Dapat Dihentikan
“Penyebab utama penurunan muka tanah di New York dan di sepanjang Pesisir Timur adalah tektonik dan tidak dapat dihentikan," kata ahli geofisika di US Geological Survey.
Penurunan muka tanah akan memperburuk dampak yang akan terjadi akibat kenaikan permukaan laut.
Permukaan laut yang naik ini terjadi karena adanya pemanasan suhu dan mencairnya lapisan es di dunia.
Organisasi Sea Level Rise.org mengatakan ketinggian air di sekitar New York sembilan inci lebih tinggi daripada tahun 1950.
Pemerintah kota memperkirakan bahwa air di sekitarnya akan naik antara delapan inci (20 sentimeter) dan 30 inci pada tahun 2050.
3. Kenaikan Permukaan Laut dan Ketidakmampuan Pemerintah Menanggulanginya
Negara menghabiskan miliaran dolar untuk membangun tanggul laut, meningkatkan jalan, dan memperbaiki drainase untuk mengurangi risiko yang dapat terjadi akibat kenaikan permukaan laut.
Daerah dataran rendah justru sudah merasakan dampaknya, banjir dahsyat dan badai hebat kerap terjadi.
Badai Sandy pada tahun 2012 menewaskan lebih dari 40 warga New York, menghancurkan sekitar 300 rumah dan menyebabkan puluhan ribu orang hidup tanpa listrik.
Badai Ida pada tahun 2021 menyebabkan lebih dari selusin orang tewas di New York City. Banyak dari mereka tewas terperangkap di ruang bawah tanah yang banjir.
Meski sulit untuk diprediksi kapan kota itu akan tenggelam, peneliti tetap yakin hal tersebut akan terjadi.
Menurut Parsons, prakiraan kenaikan permukaan laut tidak pasti dan bergantung pada perkiraan tingkat emisi gas rumah kaca di masa depan.
Advertisement