Eks-Pemain Liverpool Jadi Saksi Penusukan Massal di Prancis, Minta Polisi Langsung Bunuh Pelaku

Penusukan keji terjadi di Annecy, Prancis. Korban termasuk anak-anak.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Jun 2023, 22:19 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2023, 17:30 WIB
FOTO: Gabung Liverpool, 7 Wonderkid ini Kariernya Meredup
Anthony Le Tallec - Menjadi bintang Timnas Prancis saat meraih Piala Dunia U-17 2001 membuatnya diboyong oleh Liverpool. Gabung The Reds dirinya gagal tampil secara regular hingga akhirnya dibuang dan kariernya meredup. (AFP/Francois Lo Presti)

Liputan6.com, Annecy - Peristiwa penusukan terjadi di Annecy, Prancis. Media Le Parisien melaporkan dua orang dewasa dan empat anak-anak dilaporkan terluka parah akibat serangan yang terjadi pada Kamis siang (8/6) waktu setempat. 

Pelaku serangan diduga merupakan pengungsi Suriah. Melalui Twitter resminya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut insiden itu sebagai "serangan pengecut". 

Salah satu saksi mata dari serangan itu adalah Anthony Le Tallec, mantan pemain timnas Prancis dan pemain Liverpool FC. Ia melihat ketika polisi berusaha menangkap pelaku tersebut dan Le Tallec meminta agar polisi langsung membunuh orang itu, sebab ia menusuk secara membabi buta. 

Menurut laporan Le Figaro, Jumat (9/6/2023). Anthony Le Tallec sedang kebetulan lewat TKP dan melihat keramaian. Seorang ibu-ibu memberitahunya bahwa ada orang yang menusuk anak-anak. 

Anthony Le Tallec terus berjalan dan melihat pelaku dengan pisau yang sedang dikejar polisi. Pelaku mendekati mantan pemain bola itu, tetapi Le Tallec berhasil menyingkir, akan tetapi pelaku malah menusuk lansia. 

Pemandangan itu membuat Le Tallec berujar ke polisi agar langsung membunuh pelaku saja. 

"Ia menusuk sekali seorang kakek-kakek, para polisi di belakangnya tak bisa menangkapnya, dan saya tapi berujar ke mereka, 'tembak dia, bunuh dia, dia sedang menusuk semua orang'," ujar Le Tallec.

Hal itu ia ceritakan melalui Instagram resminya. Mantan pemain Liverpool FC itu berkata hari itu merupakan hal terburuk yang ia saksikan dalam hidupnya. Ia turut berharap agar korban sembuh, namun ia juga memberikan apresiasi polisi yang menghadapi bahaya untuk menyetop aksi tersebut.

"Saya ingin menggarisbawahi fakta bahwa para polisi yang mengejar si penyerang dengan keberanian besar telah melakukan hal maksimal untuk melindungi warga di lokasi," ujarnya via Instagram Stories.

Kabar Sebelumnya

Ilustrasi bendera Prancis.
Ilustrasi bendera Prancis (AFP/Ludovic Marin)

Empat anak jadi korban penikaman di Taman Bermain Le Paquier di Annecy, Prancis, pada Kamis (8/6). Anak-anak, yang berusia antara 22 bulan dan tiga tahun itu, kini dirawat di rumah sakit dan dinyatakan dalam kondisi stabil.

Salah satu anak berkewarganegaraan Inggris dan yang lainnya Belanda.

Selain itu, dua orang dewasa turut terluka dalam serangan tersebut. Salah satunya dalam kondisi kritis.

Pelaku berhasil ditangkap, namun identitasnya belum mengumumkan. Cuplikan video yang beredar luas menunjukkan seorang pria dengan pisau melompati pagar taman bermain anak-anak dan berulang kali menyerang seorang anak di stroller, mendorong seorang wanita yang mencoba menangkisnya. Dia kini diselidiki atas tuduhan percobaan pembunuhan.

Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne dan Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin telah mengunjungi lokasi penyerangan. Borne mengatakan bahwa tersangka adalah warga negara Suriah usia 31 tahun yang mendapat suaka di Swedia 10 tahun silam. Dia memasuki Prancis secara legal dan membawa dokumen identitas Swedia serta surat izin mengemudi Swedia.

Pelaku serangan pisau, menurut Borne, "tidak memiliki catatan kriminal atau psikiatris".

Sementara itu, Darmanin menuturkan bahwa Prancis telah menolak permintaan suaka yang diajukan tersangka pada awal bulan ini.

Seorang wanita yang mengaku sebagai mantan istri tersangka mengatakan kepada BFM TV bahwa mantan pasangannya itu adalah seorang Kristen.

"Dia tidak menelepon saya selama empat bulan. (Hubungan kami) berhenti karena kami tinggal di Swedia dan dia tidak ingin tinggal di Swedia lagi," ujar perempuan itu, yang kemudian menambahkan bahwa tersangka sebelumnya tidak menunjukkan kekerasan, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/6).

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19
Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya