Liputan6.com, Doha - Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan pembukaan kembali kedutaan mereka di negara satu sama lain pada Senin (19/6/2023). Peristiwa itu terjadi pasca keretakan bertahun-tahun.
Seperti dilansir AP, Senin, kedua negara dalam pernyataannya menyebutkan bahwa Kedutaan Besar Qatar di Abu Dhabi dan Konsulat Qatar di Dubai, serta Kedutaan Besar UEA di Doha, telah kembali beroperasi.
Baca Juga
Otoritas Qatar mengonfirmasi bahwa menteri luar negeri kedua negara berbincang melalui telepon untuk memberi selamat satu sama lain atas pembukaan kembali misi diplomatik.
Advertisement
"Kedua belah pihak menekankan bahwa langkah signifikan mencerminkan tekad kepemimpinan kedua negara dan berkontribusi pada kemajuan inisiatif bersama Arab, memenuhi aspirasi kedua bangsa yang bersaudara," demikian laporan Qatar News Agency.
UEA bergabung dengan Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir dalam memberlakukan boikot dan blokade terhadap Qatar pada tahun 2017. Latar belakangnya, dukungan Qatar terhadap kelompok-kelompok di Timur Tengah yang memperoleh kekuasaan pasca Musim Semi Arab atau Arab Spring.
Negara-negara itu memandang kelompok-kelompok tersebut, termasuk Ikhwanul Muslimin di Mesir yang memenangkan pemilu, sebagai teroris. Qatar membantah tuduhan mendukung terorisme dan destabilisasi kawasan.
Qatar dan Arab Saudi Cs Kian Cair pada Akhir 2022
Krisis diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya itu sempat memicu kekhawatiran akan konflik bersenjata. Namun, kekayaan gas Qatar dan hubungan dekatnya dengan Turki dan Iran, disebut berperan besar melindunginya dari sanksi ekonomi.
Pada tahun 2021, Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik dengan Qatar di sela-sela KTT Dewan Kerja Sama Teluk ke-14 di Arab Saudi. Namun, kurangnya konsesus mengenai sejumlah isu tertentu membuat proses normalisasi penuh tertunda.
Akhir tahun lalu, hubungan dua kubu makin mencair. Qatar menyambut para pemimpin Arab Saudi, Mesir, dan UEA saat menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Advertisement