Kekerasan di Tepi Barat: Drone Israel Bunuh 3 Militan Palestina, Serangan Pemukim Yahudi Tewaskan 1 Warga Sipil

Kelompok militan Palestina, Jihad Islam, mengakui bahwa dua dari pria yang tewas adalah anggotanya, sementara satu lainnya dari Brigade Syuhada Aqsa.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 22 Jun 2023, 10:22 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2023, 10:08 WIB
Ilustrasi Konflik Israel dan Palestina
Ilustrasi Konflik Israel dan Palestina

Liputan6.com, Tel Aviv - Sebuah drone Israel menewaskan tiga anggota kelompok militan Palestina di Tepi Barat pada Rabu (21/6/2023). Dalam pernyataannya, kelompok Jihad Islam mengakui bahwa dua dari pria yang tewas adalah anggotanya, sementara satu lainnya dari Brigade Syuhada Aqsa.

Militer Israel (IDF) mengungkapkan bahwa serangan drone Elbit Hermes, yang diikuti penggunaan helikopter tempur jarang terjadi dalam operasi di Jenin. Dan serangan semacam itu pada Rabu merupakan yang pertama oleh IDF di Tepi Barat sejak 2006.

Juru bicara IDF Daniel Hagari melalui Twitter menulis, "Ini tentang menghilangkan ancaman - kami mengidentifikasi sebuah kendaraan yang menembak di persimpangan dan menghilangkan ancaman itu."

Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah pemukim Yahudi menyerang sejumlah kota Palestina di Tepi Barat. Mereka membakar mobil dan bangunan sebagai pembalasan atas serangan Hamas sehari sebelumnya ke sebuah restoran pinggir jalan dekat permukiman Eli, yang menewaskan empat warga Israel.

Di Turmus Ayya, dekat Ramallah, rekaman menunjukkan mobil-mobil dibakar dan orang-orang berlarian mengangkut korban luka ke ambulans.

"Mereka membakar mobil, menembak ke arah rumah-rumah dengan menggunakan peluru tajam dan batu," ungkap salah seorang warga bernama Noman Shalab.

Otoritas Palestina menyatakan bahwa seorang warga Palestina ditembak mati dan seorang lainnya terluka parah dalam serangan ke Turmus Ayya.

IDF mengatakan bahwa pasukannya telah berupaya memadamkan api dan mencegah bentrokan di Turmus Ayya. 

Namun, Ketua Dewan Desa Al-Lubban Al-Sharqeya, Yaqoub Oweis, dekat Ramallah, menuturkan tentara dan polisi Israel hanya diam saat sekelompok besar pemukim membakar pom bensin, kebun buah-buahan, pabrik semen, dan puluhan mobil.

"Serangan itu belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak normal," katanya. "Ada tembakan senjata berat tapi kami tidak bisa membedakan apakah itu berasal dari pemukim atau tentara karena kegelapan."

AS, Mesir dan Yordania Mengutuk Serangan Pemukim

Pemukim Israel Mengamuk di Tepi Barat, Ratusan Mobil Dibakar
Seorang pria Palestina berjalan di antara mobil-mobil yang hangus di tempat pembuangan sampah, di kota Hawara, dekat kota Nablus di Tepi Barat, Senin, 27 Februari 2023. Puluhan pemukim Israel mengamuk dengan kekerasan di Tepi Barat utara, membakar mobil dan rumah-rumah setelah dua pemukim dibunuh oleh seorang pria bersenjata Palestina. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

Amerika Serikat (AS) mengutuk kekerasan pemukim dan menyerukan otoritas Israel untuk segera menghentikan kekerasan, melindungi warga sipil AS dan Palestina, serta mengadili mereka yang bertanggung jawab.

Baik Mesir maupun Yordania, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, mengutuk serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil.

"Termasuk tindakan teror," kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq. "Sangat penting untuk mengurangi ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Israel, sebagai Kekuatan Pendudukan, harus memastikan bahwa penduduk sipil dilindungi dari semua tindakan kekerasan dan para pelaku dimintai pertanggungjawaban."

Bahkan ketika serangan pemukim terjadi, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memimpin seruan untuk tindakan lebih keras terhadap kelompok militan Palestina.

"Kita membutuhkan operasi militer, kita perlu meratakan bangunan, kita membutuhkan pembunuhan yang ditargetkan," katanya kepada parlemen pada Rabu. "Begitulah cara Anda bertindak melawan terorisme."

Israel berencana menambah 1.000 rumah baru ke permukiman Eli. Rencana tersebut menentang seruan internasional untuk menghentikan proyek permukiman baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya