Spanyol dan Inggris Menentang Keputusan AS Kirim Bom Tandan ke Ukraina

AS bersama dengan Rusia dan Ukraina tidak termasuk dalam penandatangan Konvensi Pelarangan Bom Tandan 2010, yang didukung lebih dari 100 negara, termasuk Inggris dan Spanyol.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 10 Jul 2023, 20:02 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2023, 20:01 WIB
Perang Rusia di Ukraina Menuju 500 hari
Sementara itu, perang terus memakan banyak korban jiwa dan mata pencaharian ratusan ribu orang. Dan taruhannya semakin tinggi. (AP Photo/ Felipe Dana)

Liputan6.com, Madrid - Spanyol dan Inggris tidak mendukung keputusan Amerika Serikat (AS), yang menyetujui pengiriman bom tandan atau bom curah ke Ukraina. Kebijakan itu diumumkan pemerintahan Joe Biden pada Jumat (7/7/2023), di mana amunisi tersebut akan dimasukkan dalam paket bantuan senjata AS berikutnya senilai USD 800 juta ke Ukraina.

Bom tandan adalah senjata yang direkayasa untuk menyebarkan bom berukuran kecil ke area yang luas, berpotensi menimbulkan risiko mematikan bagi warga sipil. AS, Ukraina, dan Rusia tidak bergabung dalam Konvensi Pelarangan Bom Tandan 2010, yang didukung lebih dari 100 negara, termasuk Inggris dan Spanyol.

"Spanyol, bersamaan dengan komitmen tegasnya untuk Ukraina, juga memiliki komitmen kuat bahwa senjata dan bom tertentu tidak dapat dikirimkan dalam keadaan apapun," ungkap Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robles pada Sabtu (8/7). "Tidak untuk bom tandan dan ya untuk pertahanan Ukraina, yang kami pahami tidak dapat dilakukan dengan bom tandan."

Sementara itu, Perdana Menteri Rishi Sunak pada Sabtu menekankan, Inggris bertekad untuk menghormati komitmen sebagai penandatangan konvensi 2010 yang melarang produksi atau penggunaan bom tandan.

"Kami akan terus melakukan bagian kami untuk mendukung Ukraina melawan invasi ilegal dan tidak beralasan Rusia, namun kami telah melakukannya dengan menyediakan tank tempur berat dan senjata jarak jauh terbaru, dan semoga semua negara dapat terus mendukung Ukraina," ujar PM Sunak seperti dilansir Politico, Senin (10/7).

Di tengah isu ini, PM Sunak melangsungkan pertemuan dengan Presiden Biden di London pada Senin, menjelang KTT NATO 11-12 Juli di ibu kota Lithuania, Vilnius.

Ukraina: Bom Tandan Akan Digunakan untuk Bebaskan Wilayah yang Diduduki Rusia

Potret 1 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina
Prajurit Ukraina berjalan di antara puing-puing bangunan yang rusak setelah serangan Rusia di Kharkiv, Ukraina, 16 April 2022. Sejak invasi Rusia ke Ukraina, perang terus berkecamuk hingga bulan ini, Februari 2023. (AP Photo/Felipe Dana, File)

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov berjanji bom tandan akan digunakan untuk membebaskan wilayahnya dari pendudukan Rusia dan tidak akan digunakan di Rusia.

"Posisi kami sederhana – kami perlu membebaskan wilayah kami yang diduduki sementara dan menyelamatkan nyawa rakyat kami," twit Reznikov. "Ukraina akan menggunakan amunisi ini hanya untuk menghentikan pendudukan wilayah kami yang diakui secara internasional. Amunisi ini tidak akan digunakan di wilayah Rusia yang diakui secara resmi."

Reznikov juga mengatakan, "Penting untuk dicatat bahwa Rusia telah menggunakan bom tandan tanpa pandang bulu sejak hari pertama agresi skala besar yang tidak beralasan."

Penasihat utama Presiden Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak, pada Minggu menyebutkan bahwa setidaknya adil bagi Kyiv untuk mendapatkan bom tandan karena Rusia telah menggunakan jenis amunisi ini di Ukraina selama lebih dari setahun. Podolyak menggarisbawahi bahwa bom tandan sangat penting bagi Ukraina.

"Mengingat fakta bahwa Rusia telah menggunakan amunisi jenis ini di Ukraina selama lebih dari setahun, setidaknya adil," kata Podolyak. "Dan sebenarnya Rusia harus diajak bicara hanya dalam bahasa yang dipahaminya: kekuatan yang sepadan."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya