Marinir Hilang Saat Cari Korban Banjir di Korea Selatan

Marinir ini dilaporkan terbawa arus ketika mencari korban banjir Korea Selatan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 19 Jul 2023, 17:09 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2023, 17:09 WIB
Banjir Korea Selatan
Tim penyelamat melakukan operasi pencarian di sepanjang jalan yang terendam banjir menuju terowongan bawah tanah di Cheongju, Korea Selatan, 16 Juli 2023. Hujan deras berhari-hari memicu banjir bandang dan tanah longsor serta menghancurkan rumah, menyebabkan puluhan orang tewas dan memaksa ribuan orang untuk mengungsi. (Kim Ju-hyung/Yonhap via AP)

Liputan6.com, Seoul - Seorang marinir di Korea Selatan hilang saat mencari korban banjir di Yecheon. Berdasarkan laporan Yonhap, Rabu (19/7/2023), marinir berpangkat korporal itu terbawa arus banjir Korea Selatan.

Operasi SAR itu dilakukan pada pukul 09.10 pagi waktu setempat akibat arus Sungai Naeseong. Korps Marinir Korea Selatan lantas melakukan pencarian terhadap anggota mereka yang hilang itu.

Marinir itu ditugaskan ikut misi pencarian pada Selasa 18 Juli. Ia jatuh ke arus sungai ketika sedang dalam formasi bersama rekan-rekannya untuk mencari korban-korban hilang.

Wilayah selatan Korea Selatan sedang dilanda hujan deras dalam beberapa waktu terakhir, sehingga mengakibatkan banjir.

Dua marinir yang ikut tercebur berhasil berenang dengan selamat.

Banjir dan Longsor di Korsel

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Senin 17 Juli berjanji merombak total pendekatan negaranya terhadap cuaca ekstrem yang memicu banjir bandang dan tanah longsor, menewaskan sedikitnya 41 orang. Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan mengungkapkan bahwa sembilan orang masih hilang.

"Peristiwa cuaca ekstrem semacam ini akan menjadi hal biasa, kita harus menerima bahwa perubahan iklim terjadi dan menghadapinya," ungkap Presiden Yoon Suk Yeol seperti dilansir CBS News, Selasa 18 Juli.

"Gagasan bahwa cuaca ekstrem terkait dengan perubahan iklim adalah anomali dan tidak dapat dihindari perlu dirombak total."

Yoon Suk Yeol menyerukan tekad luar biasa untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons negara terhadap bencana.

"Korea Selatan akan memobilisasi semua sumber daya yang tersedia, termasuk militer dan polisi untuk membantu upaya penyelamatan," tegas Yoon Suk Yeol.

"Musim hujan belum berakhir dan perkiraannya besok akan turun hujan lebat lagi."

Puncak Musim Hujan

Banjir Korea Selatan
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri juga mengatakan petugas penyelamat masih berupaya menjangkau lebih dari 10 mobil yang terperangkap di terowongan bawah tanah sepanjang 430 meter (1.410 kaki) di Cheongju. (South Korea National Fire Agency via AP)

Korea Selatan sedang berada di puncak musim hujan pada musim panasnya dan hujan lebat berhari-hari telah menyebabkan banjir dan tanah longsor meluas, dengan sungai-sungai dan waduk serta bendungan meluap. Lebih banyak hujan diramalkan akan turun dalam beberapa hari mendatang.

Pada Senin, Yoon Suk Yeol juga mengunjungi Yecheon di Provinsi Gyeongsang Utara. Itu merupakan salah satu desa yang paling terdampak, di mana lebih dari sepertiga rumah rusak akibat tanah longsor dan dua orang masih hilang.

"Saya belum pernah melihat yang seperti ini seumur hidup saya, ratusan ton batu berguling turun dari gunung," kata dia. "Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk memulihkan desa."

Sebagian besar korban – termasuk 19 orang tewas dan delapan orang hilang – berasal dari Provinsi Gyeongsang Utara. Mayoritas penyebab kematian mereka adalah tanah longsor di daerah pegunungan.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya