Ekuador Umumkan Status Darurat Penjara di Seluruh Negeri, 18 Narapidana Tewas dan 96 Sipir Disandera

Bentrokan, yang diwarnai tembakan dan ledakan, antar geng kriminal terorganisir telah berkecamuk sejak Sabtu (22/7/2023) di Penjara Penitenciaria del Litoral di Kota Guayaquil.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 26 Jul 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2023, 07:00 WIB
Ekuador mengumumkan keadaan darurat di penjara
Tentara berjaga di Lembaga Pemasyarakatan Litoral setelah bentrokan mematikan di Guayaquil, Ekuador, Selasa, 25 Juli 2023. Ekuador telah mengumumkan keadaan darurat di seluruh sistem penjara di negara tersebut, menyusul serentetan kekerasan dan bentrokan mematikan antara kelompok-kelompok yang berseteru. (AP Photo/Cesar Munoz)

Liputan6.com, Quito - Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat 60 hari di seluruh penjara negara itu dan memerintahkan mobilisasi militer dan polisi dalam upaya merebut kembali kendali. Kebijakan itu diambil menyusul kekerasan di penjara akibat bentrokan antar geng yang menyebabkan kematian belasan narapidana dan penyanderaan sipir.

Bentrokan, yang diwarnai tembakan dan ledakan, antar geng kriminal terorganisir telah berkecamuk sejak Sabtu (22/7/2023) di penjara Penitenciaria del Litoral di Kota Guayaquil. Demikian seperti dilansir The Guardian, Rabu (26/7).

"Sejauh ini 18 kematian tahanan telah dikonfirmasi pasca bentrokan sejak Sabtu," twit kantor kejaksaan pada Selasa (25/7), menambahkan bahwa lebih dari 10 orang termasuk satu petugas polisi terluka dalam insiden tersebut.

Penitenciaria del Litoral memiliki kapasitas sekitar 9.500 narapidana dan pada kuartal pertama tahun ini jumlahnya hampir 3.000. Itu dianggap sebagai salah satu penjara paling berbahaya di Ekuador.

Pertempuran antar geng pada tahun 2021 di Penitenciaria del Litoral menewaskan 119 narapidana. Pada April 2023, 12 narapidana tewas dan tiga lainnya luka-luka selama kerusuhan.

Sementara itu, narapidana di 13 penjara lainnya mengumumkan mogok makan pada Senin (24/7) dan menyandera 96 sipir untuk menuntut kondisi sanitasi dan makanan yang lebih baik. Itu merupakan dua di antara masalah lainnya terkait penjara di Ekuador.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masalah Struktural

Ekuador mengumumkan keadaan darurat di penjara
Presiden Guillermo Lasso memerintahkan militer dan polisi untuk mengambil alih kendali atas sistem penjara di Ekuador setelah terjadinya gelombang kekerasan. (AP Photo/Cesar Munoz)

Ekuador telah lama dilanda persoalan kekerasan di penjara, dengan lonjakan terbaru ini terjadi di tengah kampanye pemilu yang dijadwalkan pada 20 Agustus, mendorong beberapa calon presiden untuk menjanjikan reformasi penjara, termasuk sistem pengawasan elektronik dan lebih banyak petugas penjara.

Otoritas urusan penjara, SNAI, dilaporkan telah berupaya mendapatkan kembali kendali atas penjara sejak Selasa pagi.

Pengumuman pemerintah menyebutkan bahwa intervensi militer di penjara-penjara Ekuador akan berlanjut sampai kontrol diambil kembali dan tidak ada ancaman terhadap tahanan atau pejabat.

Presiden Lasso juga mengumumkan keadaan darurat di Provinsi Manabi dan Los Rios, serta di Kota Duran pada Senin, setelah Wali Kota Manta Agustin Intriago ditembak mati pada Minggu (23/7), dalam serangan yang ditargetkan.

Lasso secara teratur mengumumkan keadaan darurat di penjara ketika dia mencoba untuk mengatasi kekerasan yang telah meningkat sejak 2021, yang merenggut nyawa ratusan tahanan.

Sistem penjara di Ekuador telah menghadapi masalah struktural selama beberapa dekade, memicu keprihatinan dari PBB dan Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya