Liputan6.com, New Delhi - Presiden Rusia Vladimir Putin memastikan dirinya tak hadir dalam KTT G20 di New Delhi, India, 9-10 September 2023. Hal itu telah disampaikannya dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, tuan rumah acara tersebut tahun ini.
Putin menelepon Modi dan memberitahunya bahwa Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov akan menghadiri pertemuan puncak atas namanya, sama seperti KTT G20 di Bali, Indonesia, tahun lalu.
Baca Juga
"Melalui panggilan tersebut, kedua pemimpin turut membahas beberapa masalah regional dan global yang menjadi perhatian bersama", ungkap pernyataan pemerintah India dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip BBC, Kamis (31/8/2023).
Advertisement
"Diskusi tersebut juga menyentuh isu-isu terkini dalam hubungan Rusia-India, yang berkembang secara progresif dalam semangat kemitraan strategis yang memiliki hak istimewa," tambahnya.
Dalam pernyataan pada Senin (28/8), Modi mengatakan memahami keputusan Rusia dan berterima kasih kepada Putin karena telah mendukung presidensi India di forum G20 tahun ini.
Seorang juru bicara pemerintah Rusia mengatakan pekan lalu bahwa Putin tidak akan menghadiri pertemuan puncak tersebut karena jadwalnya yang sibuk.
Ada kemungkinan lain mengapa Putin tidak hadir dalam KTT di India pekan depan.
Pengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin yang menuduhnya melakukan kejahatan perang di Ukraina, yang secara tegas dibantah Kremlin.
Ini artinya, dia berisiko ditangkap saat bepergian ke luar negeri. Namun Peskov tidak menyebutkan surat perintah tersebut dalam komentarnya.
Putin juga tidak hadir dalam KTT G20 di Bali, Indonesia, pada 15-16 November 2022 dan pertemuan puncak BRICS di Afrika Selatan 22-24 Agustus 2023.
Agenda KTT G20 di New Delhi, India
G20 mencakup 19 negara terkaya di dunia ditambah Uni Eropa. India saat ini memegang kepresidenan G20, yang digilir setiap tahun antar anggota.
Invasi Rusia ke Ukraina diperkirakan akan menjadi pokok pembicaraan pada pertemuan yang akan dihadiri oleh para pemimpin dunia termasuk Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
Negosiator KTT G20 Amitabh Kant mengatakan bahwa India berharap dapat membujuk para anggotanya untuk menemukan solusi damai terhadap masalah geopolitik dunia.
Kant mengatakan G20 menginginkan pertumbuhan namun perang telah menciptakan "implikasi besar dalam hal perekonomian" dengan membawa tantangan terkait pangan, bahan bakar dan pupuk.
"Perang bukanlah ciptaan kita," kata Kant. "Tantangan kami adalah mengedepankan isu-isu pembangunan."
Advertisement