Liputan6.com, Jakarta - Bencana alam dahsyat tengah melanda Libya dan Maroko. Sebanyak tujuh ribu orang tewas akibat banjir yang melanda Libya, sementara hampir tiga ribu orang di Maroko meninggal akibat gempa bermagnitudo 6,8.
Menanggapi bencana tersebut, sejumlah negara telah menawarkan bantuan untuk kedua negara tersebut. Qatar, Turki hingga Italia telah mengirimkan bantuan untuk Libya berupa selimut, tenda hingga bantuan kemanusiaan. Berbeda halnya dengan Maroko, pihaknya justru menolak menerima pertolongan dari sejumlah negara, seperti Prancis.Â
Indonesia sendiri mengaku siap mengirimkan bantuan jika kedua negara membuka diri untuk menerimanya.
Advertisement
"Indonesia sebagai negara sahabat dekat pasti akan mempertimbangkan itu dan bertindak segera. Tetapi sejauh ini Libya dan Maroko belum membuka diri untuk bantuan asing kecuali beberapa negara yang diminta," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal dalam media gathering, Kamis (14/9/2023).Â
Iqbal menambahkan bahwa KBRI Tripoli masih menjalin komunikasi resmi dengan pemerintah Libya terkait bencana tersebut, termasuk jika membutuhkan bantuan.
"Indonesia punya tradisi selalu among the first to help our brother countries," sambungnya.
Sejauh ini, sebut Iqbal, tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam bencana di kedua negara tersebut. Namun, pemerintah Indonesia masih terus memantau kondisi para WNI.
"Karena ini di daerah timur bencana di Libya, dan agak jauh dari Tripoli, maka it takes time for us untuk memastikan kondisi (WNI)," katanya lagi.
Banjir Libya dan Gempa Maroko
Maroko dilanda gempa sebesar magnitudo 6,8 pada 8 September 2023. Menurut informasi, sekitar 500 WNI berada di Maroko. Mereka kebanyakan merupakan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), pekerja, dan WNI yang menikah dengan orang asing.
Sementara untuk banjir besar yang melanda Libya, jumlah korban jiwanya sudah mencapai ribuan orang dan diprediksi terus meningkat. Bahkan angka kematian akibat bencana itu berpotensi mencapai 20 ribu orang. AFP melaporkan bahwa kementerian dalam negeri Libya mencatat ada 3.840 korban tewas. Sebanyak 3.190 orang sudah dikubur.
Advertisement