Liputan6.com, Jakarta - Ramai dipemberitaan soal Virus Nipah. Bahkan banyak warganet yang mulai khawatir soal virus tersebut. Akankah berbahaya atau tidak.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan apa itu Virus Nipah.
Dikutip dari laman CDC.gov, Selasa (19/9/2023) Virus Nipah (NiV) merupakan virus zoonosis, artinya dapat menyebar antara hewan dan manusia.
Advertisement
CDC juga memaparkan bagaimana proses transisi atau penularan virus ini dari hewan ke manusia:
Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar atau babi, atau cairan tubuhnya (seperti darah, urin, atau air liur)
Mengonsumsi produk makanan yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh hewan yang terinfeksi (seperti getah palem atau buah yang terkontaminasi oleh kelelawar yang terinfeksi)
Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi NiV atau cairan tubuhnya (termasuk tetesan hidung atau saluran pernapasan, urin, atau darah)
Pada wabah NiV pertama yang diketahui, manusia mungkin tertular melalui kontak dekat dengan babi yang terinfeksi.
Strain NiV yang diidentifikasi dalam wabah tersebut tampaknya awalnya ditularkan dari kelelawar ke babi, kemudian menyebar ke populasi babi.
Kemudian orang-orang yang bekerja dekat dengan babi yang terinfeksi mulai jatuh sakit. Tidak ada penularan dari orang ke orang yang dilaporkan dalam wabah tersebut.
Ada Kasus Penyebaran dari Manusia ke Manusia di India dan Bangladesh
Namun, penyebaran NiV dari orang ke orang dilaporkan secara rutin di Bangladesh dan India.
Hal ini paling sering terlihat pada keluarga dan perawat pasien yang terinfeksi NiV, dan di lingkungan layanan kesehatan.
Penularan juga terjadi dari paparan produk makanan yang telah terkontaminasi oleh hewan yang terinfeksi, termasuk konsumsi getah kurma mentah atau buah yang telah terkontaminasi air liur atau urin kelelawar yang terinfeksi.
Beberapa kasus infeksi NiV juga dilaporkan terjadi pada orang yang memanjat pohon tempat kelelawar sering bertengger.
Advertisement