Liputan6.com, Jakarta - Piknik Hijau Hijau yang diselenggarakan oleh delegasi Uni Eropa (UE) untuk Indonesia sukses digelar di Taman Hutan Kota, Gelora Bung Karno pada Sabtu, 23 September 2023. Festival ini menggaet lebih dari 5.000 pengunjung dan menghadirkan beberapa Kedutaan Besar delegasi negara Uni Eropa di Indonesia.
Pekan Diplomasi Hijau Uni Eropa tahun 2023 memiliki tema 'Lebih Hijau Lebih Setara'.
Baca Juga
Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN, Sujiro Seam, meresmikan Green Diplomacy Weeks 2023 atau Pekan Diplomasi Hijau Uni Eropa 2023, seraya menekankan komitmen kuat Uni Eropa dalam mengatasi perubahan iklim global dan meningkatkan kemitraan dengan Indonesia.
Advertisement
"Jadi Piknik Hijau Hijau dari Pekan Diplomasi Hijau Uni Eropa di Indonesia 2023 ini adalah kesempatan Anda untuk mengambil bagian dalam upaya global (mengatasi perubahan iklim global) ini. Dengan tema tahun ini yaitu memberdayakan masa depan. Energi yang lebih bersih dan peluang yang lebih setara," ucap Dubes Sujiro Seam.
Dalam sambutannya yang penuh semangat, Dubes Seam memulai dengan menggambarkan warna hijau sebagai simbol Uni Eropa dan menjelaskan bahwa bendera Eropa, yang terdiri dari bendera biru dan bintang kuning, ketika digabungkan menghasilkan warna hijau. "Hijau adalah warna Uni Eropa," ujarnya.
Pekan Diplomasi Hijau Uni Eropa adalah wujud nyata dari komitmen Uni Eropa untuk mengatasi perubahan iklim.
"...Perubahan iklim, kita tahu ini adalah tantangan global," tutur Dubes Seam.
Seam pun mengingatkan bahwa melalui Perjanjian Paris (Agreement Paris) telah ditetapkan target menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celsius, tetapi saat ini dunia berada pada jalur menuju pemanasan global sebesar 3 derajat celsius.
"Kita tahu bahwa kita tidak mencapai target karena dengan kondisi saat ini, berada di jalur menuju pemanasan global sebesar 3 derajat. Uni Eropa menyadari hal ini sebagai tantangan global," tegasnya.
Langkah Ambisius Uni Eropa Capai Net Zero Emission 2050
Uni Eropa, kata Dubes Seam, juga telah mengambil langkah-langkah ambisius untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050.
"Kami mencoba melakukan bagian kami melalui European Green Deal (Kesepakatan Hijau Eropa) yang merupakan rencana paling ambisius yang kami buat untuk mencapai netralitas karbon, mencapai net zero emission (emisi nol bersih) pada tahun 2050. Dan pengurangan emisi karbon sebesar 55% pada tahun 2030 sebagai langkah awal," paparnya.
Dubes Seam kemudian menekankan bahwa upaya mencapai netralitas karbon terkait dengan transisi energi secara masif. "Untuk mencapai tujuan ini, kita memerlukan just energy transition (transisi energi yang berkeadilan) dan secara global," ungkapnya.
Uni Eropa, kata Seam, mendorong tiga prinsip utama untuk memandu tujuan transisi energi global yang adil antara lain:
- Mencapai keterjangkauan dan keamanan energi
- Transisi pasar energi yang lebih terintegrasi dan terdigitalisasi
- Beralih ke energi terbarukan dan efisiensi energi
Advertisement
Uni Eropa Tegaskan Komitmennya dalam Perubahan Iklim Global
Menurut Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN, Sujiro Seam, tiga prinsip utama Uni Eropa untuk memandu tujuan transisi energi global yang adil juga diterapkan dalam kemitraan transisi energi antara Uni Eropa dan Indonesia yang diluncurkan tahun 2022 lalu di G20. Sebuah komitmen yang bertujuan untuk mendukung Indonesia dalam transisi dan efisiensi energi.
"Melalui kemitraan ini, Uni Eropa mendukung Indonesia untuk melakukan transisi ke energi terbarukan, efisiensi energi, konservasi energi," tutur Dubes Seam.
Selain itu, Dubes Seam juga mengingatkan bahwa komitmen ini harus menjadi komitmen bersama dengan seluruh komunitas global.
"Apapun keputusan negara dan pemerintah, kami berkomitmen untuk masing-masing dari kita harus melakukan bagiannya dan memberikan kontribusinya, untuk mencapai tujuan global memerangi perubahan iklim," tegasnya.
Untuk lebih memperkuat komitmen tersebut, Bank Investasi Eropa (EIB) juga mengumumkan bahwa mereka memberikan dukungan finansial dan teknis untuk pembangunan transportasi berkelanjutan, sebagai bentuk dukungan transportasi berkelanjutan dan transisi energi untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.
Pada kesempatan tersebut, Dubes Seam mengajak semua pihak untuk ikut serta dalam upaya global ini dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih baik. "Do your part, contribute,"Â ucapnya.
Dubes Seam menutup pidatonya dengan ungkapan terima kasih kepada Indonesia dan seluruh peserta Pekan Diplomasi Hijau Uni Eropa, atas dukungan mereka dalam upaya untuk menghadapi perubahan iklim global dan membangun hubungan kemitraan yang kuat.
Dengan peluncuran Festival 'Piknik Hijau Hijau' di Pekan Diplomasi Hijau ini, Uni Eropa sekali lagi menegaskan komitmennya untuk menjadi pemimpin dalam memerangi perubahan iklim dan bekerja sama dengan mitra global seperti Indonesia untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Â
Piknik Hijau Hijau, Ajakan untuk Masyarakat Terlibat Lestarikan Lingkungan
Piknik Hijau Hijau ini adalah festival ramah keluarga mengusung tema 'Lebih Hijau Lebih Setara' yang bertujuan untuk menyoroti upaya kolaboratif antara Uni Eropa dan negara-negara anggotanya serta Indonesia, dalam melakukan transisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dengan didukung oleh energi yang lebih ramah lingkungan sambil memastikan kemajuan yang inklusif.
Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia menyelenggarakan 'Piknik Hijau Hijau' sebagai acara utama EU Green Diplomacy Weeks 2023.
Piknik Hijau Hijau merupakan ajakan kepada masyarakat untuk terlibat, belajar, dan bertindak demi kelestarian lingkungan. Pengunjung dilibatkan dalam serangkaian lokakarya interaktif, diskusi, film, dan musik yang menggarisbawahi pentingnya lingkungan dalam mempertahankan kehidupan dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk melindungi kelestariannya.
12Â Duta Besar Negara Anggota Uni Eropa menandai komitmen mereka terhadap masa depan yang lebih hijau dengan menaiki MRT ke lokasi acara. Perjalanan simbolis ini diakhiri dengan mengendarai sepeda listrik yang unik bersama Direktur Konstruksi MRT, Ibu Weni Maiulina, sebagai bentuk komitmen kolektif terhadap transisi energi dan transportasi publik untuk mendukung kota yang berkelanjutan.
Sebagai bagian utama dari Piknik Hijau Hijau, 10 kedutaan negara anggota UE juga menampilkan inisiatif dan inovasi ramah lingkungan mereka, termasuk pertanian berkelanjutan, pengelolaan limbah, proyek energi ramah lingkungan, dan peluang beasiswa dalam topik isu keberlanjutan. Selain itu juga, ada pula kontribusi dari mitra lokal, seperti Kehati, Hutan Itu Indonesia, dan Masyarakat Energi Terbarukan. Sementara itu, Waste4Change memastikan acara tersebut tetap netral sampah dan tidak diperbolehkan menggunakan plastik sekali pakai selama acara berlangsung.
Ada beragam kegiatan bagi semua usia di Piknik Hijau Hijau, ada anak-anak yang menjelajahi alam bersama Sekolah Murid Merdeka, hingga orang dewasa yang menemukan hiburan melalui sesi mindfulness bersama Hutan Itu Indonesia dan Setali. Tidak ketinggalan booth produk berkelanjutan, pemutaran film Seme7ta, dan sesi berbagi buku dengan Bbbbookclub yang semakin memperkaya pengalaman.
"Aksi lingkungan dapat dilakukan oleh semua orang. Itulah sebabnya, Piknik Hijau Hijau dirancang untuk keluarga, agar dapat diakses semaksimal mungkin dan menciptakan kenangan abadi tentang pentingnya bekerja sama demi kelangsungan manusia, bumi, dan kesejahteraannya. Bersama-sama, kita sebagai UE dan Indonesia menanam benih keberlanjutan – yang masing-masing merupakan bentuk janji bagi bumi kita dan generasi mendatang," ujar Henriette Faergemann, First Counsellor for the Environment, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia.
Sebelum Piknik Hijau Hijau, Uni Eropa mendukung 'lokakarya aksi iklim pemuda I-ACT' yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Italia, IRENA, Youth4Energy Asia Tenggara, serta mendukung komunitas dalam kegiatan bersih-bersih pada World Clean Up Day (WCD) sebagai bagian dari serangkaian inisiatif ramah lingkungan, public event, dan dialog.
Pada bulan Oktober 2023, Delegasi Uni Eropa juga akan menyelenggarakan Climate Dialogue Roadshows dan Green Conference di berbagai kota di Indonesia.
Â
Advertisement