Komandan Hamas Dikonfirmasi Tewas dalam Serangan Israel ke Jalur Gaza

Baik Israel maupun Hamas memastikan kematian Ayman Nofal.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Okt 2023, 20:48 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2023, 20:48 WIB
Israel Kepung Jalur Gaza Palestina
Tank-tank Israel bergerak dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, Rabu (11/10/2023). Israel mengerahkan tank-tanknya ke perbatasan Jalur Gaza di tengah konflik yang terus meningkat dengan Palestina. (AP Photo/Erik Marmor)

Liputan6.com, Tel Aviv - Serangan udara di Gaza tengah menewaskan seorang komandan Hamas pada Selasa (17/10/2023). Peristiwa itu terjadi saat Israel meningkatkan serangan yang ditargetkan terhadap tempat persembunyian, pusat komando, dan infrastruktur kelompok militan.

Melalui platform X alias Twitter, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, "Kami baru saja melenyapkan Ayman Nofal, seorang agen senior Hamas."

"Nofal adalah komandan brigade pusat Hamas di Gaza dan mantan kepala intelijen militer. Nofal mengarahkan banyak serangan terhadap warga sipil Israel dan selain menjadi salah satu tokoh paling dominan dalam organisasi teroris, dia juga terlibat dalam perencanaan penculikan Gilad Shalit. Kami tidak akan berhenti sampai kami melenyapkan Hamas."

Gilad Shalit adalah mantan anggota IDF yang disandera selama lima tahun oleh Hamas. Dia dibebaskan pada

Konfirmasi yang sama juga datang dari Hamas. Pada Selasa, mereka mengakui bahwa salah satu pemimpin tertinggi sayap bersenjatanya tewas dalam serangan ke Jalur Gaza.

"Ayman Nofal, 'Abu Ahmad,' seorang anggota dewan militer umum dan komandan komando pusat Brigade Al-Qassam, tewas dalam serangan Israel ke Jalur Gaza tengah," kata Hamas, seperti dilansir Al Arabiya.

Menurut AP, Ayman Nofal terbunuh ketika Israel melancarkan serangan ke kamp pengungsi Bureij di Gaza.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Israel Tingkatkan Serangan terhadap Hamas

Israel Bombardir Gaza Palestina
Perang Hamas-Israel pecah pada akhir pekan lalu. Serangan Hamas dilakukan secara tidak terduga. (MAHMUD HAMS/AFP)

Militer Israel mengumumkan bahwa pihaknya meningkatkan serangan yang ditargetkan terhadap Hamas pasca serangan kelompok militan itu terhadap Israel pada Sabtu 7 Oktober menewaskan setidaknya 1.400 orang.

Israel membalasnya dengan membombardir Gaza, menyebabkan sedikitnya 2.700 warga Palestina tewas dan melukai ribuan lainnya. Hamas mengatakan bahwa dua per tiga dari mereka yang tewas adalah anak-anak.

"Ketika kami melihat target, ketika kami melihat sesuatu yang bergerak yaitu Hamas, kami akan membereskannya," kata juru bicara militer Israel Letkol Richard Hecht.

Pekan lalu, Israel telah memerintahkan warga sipil di utara Gaza untuk menyingkir ke selatan, pengumuman yang dipandang luas sebagai antisipasi invasi darat.

Sementara itu, Hamas telah meminta warga Gaza untuk tetap tinggal di rumah-rumah mereka dan mengatakan perintah Israel adalah taktik untuk mengusir mereka dari tanah mereka.


Israel Gempur Selatan Gaza

Potret Pilu Anak-anak Palestina di Tengah Serangan Israel
Seorang anak berjalan pergi dengan barang-barang yang diselamatkan dari reruntuhan bangunan yang terkena serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 15 Oktober 2023. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP)

Israel yang meminta warga utara Gaza bergeser ke selatan justru menyerang wilayah itu pada Selasa. Laporan AP menyebutkan bahwa puluhan orang di luar Kota Rafah dan Khan Younis dirawat di rumah sakit karena terluka. Mengutip pernyataan Basem Naim, 27 orang tewas di Rafah dan 30 lainnya di Khan Younis.

Serangan udara terpisah di Deir al Balah menghancurkan sebuah rumah dan menewaskan sembilan anggota keluarga yang tinggal di dalamnya. Tiga anggota keluarga lain yang dievakuasi dari Kota Gaza tewas di rumah tetangga.

Sebanyak 1.200 orang di Gaza diyakini terkubur di bawah reruntuhan, antara hidup atau mati.

Akibat serangan Israel, ditambah dengan blokade total terhadap Gaza, makanan, air, bahan bakar, hingga listrik terhenti, memicu krisis kemanusiaan di wilayah yang sudah dalam kondisi memprihatinkan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya