PBB: Lebih dari Setengah Warga Gaza Mengalami Kelaparan Akibat Perang Hamas Vs Israel

PBB memperingatkan bahwa setengah dari penduduk Gaza sedang kelaparan, karena pertempuran terus berlanjut di sana.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Des 2023, 15:04 WIB
Diterbitkan 10 Des 2023, 15:04 WIB
Distribusi Makanan Warga Gaza Palestina
Warga berkerumun menunggu distribusi makanan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Rabu (8/11/2023). Sejak dimulainya perang Israel-Hamas, Israel membatasi jumlah makanan dan air yang diperbolehkan masuk ke wilayah Jalur Gaza sehingga menyebabkan kelaparan yang meluas di seluruh wilayah tersebut. (AP Photo/Hatem Ali)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pejabat senior yang mengurusi masalah bantuan PBB memperingatkan bahwa setengah dari penduduk Gaza sedang kelaparan, karena pertempuran terus berlanjut di sana.

Carl Skau, wakil direktur Program Pangan Dunia PBB, mengatakan hanya sebagian kecil dari pasokan yang dibutuhkan yang bisa masuk ke Jalur Gaza.

Dikutip dari laman BBC, Minggu (10/12/2023) sembilan dari 10 orang tidak bisa makan setiap hari.

Kondisi di Gaza membuat pengiriman “hampir mustahil”, kata Skau.

Israel mengatakan, mereka harus melanjutkan serangan udara di Gaza untuk melenyapkan Hamas dan memulangkan sandera Israel.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Letkol Richard Hecht mengatakan kepada BBC bahwa “kematian dan rasa sakit apa pun yang dialami warga sipil adalah hal yang menyakitkan, tetapi kami tidak punya alternatif lain”.

“Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mendapatkan sebanyak mungkin wilayah di Jalur Gaza,” katanya.

Herzi Halevi, kepala staf IDF, terekam memberi tahu tentara bahwa tentara harus "menekan lebih keras" karena "kita melihat Hamas mulai menyerah. Sebuah tanda bahwa jaringan mereka sedang runtuh".

Sementara itu, pemerintahan Joe Biden menggunakan undang-undang darurat yang mengizinkan penjualan sekitar 14.000 amunisi tank senilai lebih dari US$ 106 juta ke Israel.

Pergerakan masuk dan keluar Gaza sangat dibatasi sejak 7 Oktober, ketika pejuang Hamas menerobos pagar pembatas Israel yang dijaga ketat, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Batasi Pengiriman Bantuan

Gencatan Senjata Jalur Gaza
Pada Selasa (28/11), gencatan senjata Israel dan Hamas telah resmi diperpanjang dua hari hingga Rabu (29/11). Perpanjangan ini diumumkan langsung oleh Qatar selaku mediator kedua belah pihak, bersama-sama dengan Mesir. (AP Photo/Mohammed Hajjar)

Sebagai tanggapan, Israel menutup perbatasannya dengan Gaza dan mulai melancarkan serangan udara ke wilayah tersebut, membatasi pengiriman bantuan yang sangat diandalkan oleh warga Gaza.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan, Israel telah membunuh lebih dari 17.700 warga Gaza dalam kampanye pembalasannya, termasuk lebih dari 7.000 anak-anak.

Hanya penyeberangan Rafah yang berbatasan dengan Mesir yang dibuka, sehingga bantuan dalam jumlah terbatas dapat mencapai Gaza.

Minggu ini Israel setuju untuk membuka penyeberangan Kerem Shalom dari Israel ke Gaza dalam beberapa hari ke depan.

Tekanan internasional dan gencatan senjata sementara selama tujuh hari pada bulan lalu telah memungkinkan sejumlah bantuan yang sangat dibutuhkan untuk masuk ke Jalur Gaza, namun WFP menegaskan penyeberangan perbatasan kedua kini diperlukan untuk memenuhi permintaan.

Sembilan dari 10 keluarga di beberapa daerah menghabiskan "sehari semalam penuh tanpa makanan sama sekali", menurut Skau.

Infografis Keprihatinan Serangan Militer Israel di Gaza Selatan
Infografis Keprihatinan Serangan Militer Israel di Gaza Selatan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya