Jet Tempur F-16 Milik AS Jatuh di Lepas Pantai Korea Selatan, Pilot Selamat

Jet tempur F-16 milik Amerika Serikat jatuh di perairan lepas pantai Korea Selatan pada Senin, 11 Desember 2023.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 11 Des 2023, 15:26 WIB
Diterbitkan 11 Des 2023, 15:23 WIB
Amerika Serikat dan Korea Selatan Gelar Latihan Militer Gabungan di Semenanjung Korea
Sebuah pesawat Stratofortress B-52H Angkatan Udara Amerika Serikat (tengah) terbang dalam formasi dengan pesawat tempur KF-16 dan F-15K Angkatan Udara Korea Selatan di atas laut barat Semenanjung Korea saat latihan udara bersama di Korea Selatan, Senin (6/3/2023). Amerika Serikat dan Korea Selatan mengatakan latihan itu diperlukan untuk membela diri dan melawan ancaman yang meningkat dari program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara. (South Korea Defense Ministry via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Jet tempur F-16 milik Amerika Serikat jatuh di perairan lepas pantai Korea Selatan pada Senin, 11 Desember 2023.

Dikutip dari laman Anadolu Agency, Senin (11/12/2023) dilaporkan, sang pilot berhasil menyelamatkan diri.

Jet itu dilaporkan tengah melakukan "latihan rutin" ketika insiden itu terjadi di Laut Kuning sekitar pukul 08.43 pagi waktu setempat, lapor Yonhap News yang berbasis di Seoul.

“Pilot ditemukan oleh Pasukan Maritim Korea Selatan dalam keadaan sadar dan stabil. Dia dikembalikan ke Pangkalan Udara Kunsan di mana dia akan dievaluasi lebih lanjut,” kata Angkatan Udara Amerika Serikat.

Jet F-16 lepas landas dari Pangkalan Udara Kunsan di Gunsan, provinsi Jeolla utara.

Ini adalah insiden kedua tahun ini yang melibatkan jet F-16. Salah satunya saat jet tempur AS jatuh di lahan pertanian dekat Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, provinsi Gyeonggi, dekat ibu kota Seoul.

Ada sekitar 28.500 pasukan AS yang dikerahkan di Korea Selatan berdasarkan pakta pertahanan bilateral.

Sementara itu, Korea Utara mengecam Seoul dan Washington karena melakukan latihan militer gabungan sejak akhir Oktober 2023.

Pyongyang menyebutnya sebagai tindakan “sia-sia” dan “provokatif” yang “hanya akan mempercepat kehancuran Korea Selatan.”

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya