Liputan6.com, Jakarta - Kepala UN Global Pulse Asia Pacific, Ahmed El Saeed, menyatakan pentingnya kolaborasi dengan media untuk memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat.
"Kami dengan senang hati berbagi cara untuk menampilkan produk kami melalui media. Bersama-sama, kita dapat mengeksplorasi keterlibatan, belajar dari inovasi, dan menceritakan pengalaman kita dalam pekerjaan yang kami lakukan," ujar Ahmed kepada Liputan6.com dalam diskusi Media Marketplace di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Baca Juga
Ahmed menyoroti peran media dalam merefleksikan dampak dan hasil kerja yang telah dicapai, menilai bahwa media dapat memberikan perspektif yang berbeda terhadap pencapaian yang diraih oleh UN Global Pulse Asia Pacific.
Advertisement
Ia juga berbicara tentang rencana UN Global Pulse untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat.
"Kami memiliki banyak informasi yang ingin kami bagikan kepada publik, termasuk buletin rutin dan serangkaian acara keterlibatan yang kami selenggarakan setiap triwulan atau enam bulan," ungkap Ahmed.
Pada diskusi yang berfokus pada memahami kontribusi UN Global Pulse dalam menciptakan dampak yang signifikan, Ahmed berharap adanya kerja sama yang baik dengan media dalam memberi informasi kepada masyarakat mengenai perkembangan terbaru di wilayah Asia Pasifik.
Ahmed turut mengungkapkan bahwa UN Global Pulse akan terus mengembangkan solusi inovatif, "Kami akan terus tumbuh dan memberikan layanan inovatif, membantu mitra-mitra kami dalam memahami dan mengadopsi cara-cara baru dalam melakukan berbagai hal."
"Tujuan kami adalah memberikan pembaruan yang konsisten tentang upaya kami di kawasan ini," sambungnya.
Miklos Gaspar, Direktur Pusat Informasi PBB (UNIC) di Indonesia, mengatakan bahwa Indonesia memegang peran penting dalam global, khususnya di kawasan Asia Pasifik.
"Indonesia adalah pusat penting di kawasan Asia Pasifik, yang merupakan bagian penting dari dunia yang sangat signifikan," tutur Gaspar.
Menurut Gaspar, perubahan yang begitu cepat dalam dunia membuat organisasi harus siap, tidak hanya dalam menanggapi perubahan, tetapi juga meramalkannya. Oleh sebab itu, Gaspar menilai peran UN Global Pulse di Indonesia sebagai langkah krusial dalam memajukan kawasan Asia Pasifik.
"Ini sesuai dengan fokus kami pada Indonesia dan dukungan yang kami tingkatkan ke tingkat regional," ungkap Gaspar.
Pentingnya Foresight dalam Membentuk SDGs dan Kolaborasi Global
Sebagai sebuah pusat inovasi regional yang diinisiasi oleh Sekretaris Jenderal PBB, UN Global Pulse Asia Pacific bertujuan untuk menggunakan dan menerapkan strategi inovatif yang berdasarkan data dan bukti untuk mendukung serta mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Pendalaman riset tersebut dilakukan dengan mengadopsi pola pikir baru dalam merancang solusi demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pola pikir ini, yang disebut sebagai "Quintet of Change Capabilities," terdiri dari lima metode, yakni penggunaan data, transformasi digital, inovasi, foresight, dan ilmu perilaku.
Di tengah lajunya perkembangan teknologi dan masyarakat, pengambilan keputusan tidak lagi bergantung pada pola pikir tradisional. Aaron Situmorang, Kepala Sistem Sosial UN Global Pulse, menyoroti peran penting metode foresight sebagai kontributor kunci dalam era analisis otak saat ini.
"Foresight memperkaya analisis otak dengan penggalian terperinci terhadap berbagai fitur yang ada, melewati batasan pola pikir tunggal yang biasanya kita terapkan," ungkap Aaron.
Menurutnya, dalam memandang masa depan, diperlukan pengakuan bahwa ketidakpastian adalah hal yang umum. Berbeda dengan prakiraan yang mencoba meramalkan satu hasil tunggal, tinjauan ke masa depan menggali berbagai kemungkinan, terutama untuk masa depan jangka panjang yang sulit diprediksi.
Dalam konteks tersebut, konsep 'menuju ke masa depan' disampaikan sebagai upaya keterlibatan kolektif, meyakini bahwa memandang masa depan bukanlah hanya tanggung jawab individu, melainkan hasil dari kolaborasi dan takdir bersama.
Aaron menggarisbawahi pentingnya pendekatan foresight sebagai jendela terbuka bagi kesempatan dan tantangan yang membentuk masa depan. Dengan pemahaman yang lebih baik dan tindakan yang terarah, kita dapat membentuk masa depan yang lebih inklusif dan bermakna bagi kita semua.
"Mempertimbangkan skenario-skenario ini memungkinkan kita untuk merumuskan kebijakan dan tindakan saat ini untuk mencapai masa depan yang diinginkan atau menghindari kemungkinan buruk," jelas Aaron.
Advertisement
UN Global Pulse Asia Pacific: Misi dan Peran Sebagai Akselerator Inovasi di Kawasan Asia Pasifik
Menurut informasi dari siaran resminya, UN Global Pulse Asia Pacific mulai beroperasi pada bulan Juni 2023 setelah bertransformasi dari Pulse Lab Jakarta.
Proses transisi menjadi hub regional tersebut merupakan salah satu tindak lanjut dari deklarasi Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali dan menjadi tonggak penting dalam upaya mendorong inovasi dan pembangunan di kawasan Asia Pasifik.
Berperan sebagai akselerator untuk kemitraan analitika, UN Global Pulse Asia Pacific beroperasi melalui pendekatan yang berfokus pada tiga aspek, yaitu masalah, solusi dan ruang identitas.
Dengan peran sebagai penghubung antara PBB, pemerintah, sektor swasta, organisasi pembangunan, dan masyarakat sipil, UN Global Pulse bertujuan untuk mendukung kebijakan dan langkah-langkah yang efektif dalam pengembangan dan respons kemanusiaan.
Ke depan, UN Global Pulse Asia Pacific yang berbasis di Jakarta akan melakukan berbagai riset dengan implementasi desain sistem, big data, dan kecerdasan buatan untuk pengembangan platform dan analisis data dalam menghasilkan solusi forward-thinking.
Pencapaian UN Global Pulse
Melalui lima kemampuan "Quintet of Change Capabilities," UN Global Pulse telah berhasil melahirkan sejumlah rekomendasi solusi-solusi inovatif untuk memecahkan sejumlah isu sosial yang terdapat di negara-negara di kawasan Asia Pasifik, yaitu:
1. Haze Gazer (Indonesia, 2017)
Haze Gazer adalah sebuah alat analisis dan visualisasi krisis yang dikembangkan oleh Pulse Lab Jakarta (PLJ) untuk mengumpulkan informasi secara real-time terkait lokasi titik kebakaran dan kabut asap; tingkat kepadatan kabut asap di pusat-pusat populasi; informasi mengenai lokasi kelompok masyarakat rentan polusi udara, serta strategi respons untuk masyarakat terdampak (termasuk perubahan perilaku di lokasi).
2. Komparasi Estimasi Perpindahan Penduduk Berdasarkan Data Jaringan Seluler di Papua Nugini (Papua Nugini, 2019)
Pulse Lab Jakarta mengembangkan dasbor yang memanfaatkan data jaringan seluler yang disamarkan untuk menganalisis dampak gempa bumi dataran tinggi yang terjadi di Papua Nugini pada tahun 2018. Proses penelitian ini menyaring jumlah komuter reguler dan mengamati variasi aktivitas menara seluler di dekat pusat gempa, yang mengindikasikan adanya penurunan aktivitas drastis setelah terjadinya gempa.
3. Pemetaan Risiko COVID-19 untuk Provinsi Jawa Barat (Indonesia, 2020-2021)
Pulse Lab Jakarta menganalisa data administratif konvensional dan Peta Kepadatan Penduduk Facebook untuk mengidentifikasi potensi dan risiko penularan COVID-19 di Jawa Barat. Temuan dari analisa tersebut menginformasikan pembuat kebijakan di jajaran pemerintah dalam mengambil keputusan terkait pembukaan kegiatan ekonomi dan sekolah. Wujud kerja sama antara PLJ dan Pemerintah adalah contoh nilai tambah dari penggabungan statistik resmi dengan data alternatif.
Advertisement