Liputan6.com, Jakarta - Mariner 2 yakni pesawat luar angkasa yang dikelola oleh Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, merayakan kesuksesan misi pertamanya yang berhasil mengamati Venus pada 14 Desember 1962.
Dilansir NASA, pesawat ruang angkasa ini berhasil mengungkap beberapa penemuan ilmiah penting yang tak hanya membahas mengenai planet Venus itu sendiri tetapi juga ruang antarplanet selama perjalanan transitnya.
Baca Juga
Saat itu, para ilmuwan memiliki pengetahuan yang minim mengenai planet Venus. Mereka menganggap hubungan Bumi dan planet tersebut adalah "planet bersaudara" karena ukurannya yang mirip.
Advertisement
Bahkan sebagian besar ilmuwan berasumsi bahwa Venus memiliki suhu permukaan yang lebih hangat dengan iklim yang mirip dengan iklim tropis di Bumi karena orbitnya yang lebih dekat dengan Matahari.
Namun, seorang ilmuwan muda di University of California, Carl E. Sagan mengatakan bahwa atmosfer Venus memiliki karbon dioksida yang tinggi. Hal ini menyebabkan efek rumah kaca tak terkendali sehingga suhu permukaan Venus menjadi sangat tinggi.
Kemudian, Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA bergerak untuk merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan misi pertama ke Venus dalam kurun satu tahun. JPL mengadaptasi wahana penjelajah bulan Ranger untuk menghemat waktu pengembangan dalam misi ke Venus ini.
Pesawat ruang angkasa seberat 447 pon (202 kg) ini dikabarkan membawa tujuh instrumen ilmiah seberat 46 pon (20 kg) untuk mempelajari atmosfer dan suhu Venus, kemungkinan medan magnet, sinar kosmik, angin matahari, dan debu kosmik selama perjalanan ke Venus.
Berikut daftar ketujuh instrumen tersebut.
- Mikrofon kristal untuk mengukur kepadatan debu kosmik.
- Detektor proton untuk menghitung proton berenergi rendah dalam angin matahari.
- Dua tabung Geiger-Müller (GM) dan ruang ion, untuk mengukur partikel bermuatan energi tinggi di ruang antarplanet dan di Sabuk Van Allen Bumi yang setara dengan Venus (yang kemudian terbukti tidak ada).
- Tabung GM dengan tujuan khusus untuk mengukur radiasi energi rendah, khususnya di dekat Venus.
- Magnetometer fluxgate tiga sumbu untuk mengukur medan magnet Matahari dan Venus.
- Radiometer gelombang mikro untuk mengukur suhu permukaan planet dan puncak awannya.
- Dua sensor optik inframerah untuk pengukuran paralel suhu Venus.
Mariner 1 dan Mariner 2
Misi Mariner oleh NASA ini bukan tanpa rintangan. Sebelumnya, Mariner 1 yang diluncurkan pada Juli 1962 dilaporkan tak berhasil. Roket Atlas-Agena ini menyimpang dari jalur dan pihak keselamatan langsung menghancurkannya dalam beberapa menit pertama setelah terbang.
Kegagalan dalam Mariner 1 ini kemudian terungkap bahwa sebagian mengarah pada hilangnya overbar pada simbol yang ada dalam perangkat lunak komunikasinya.
Mariner 2 pun diluncurkan pada 27 Agustus 1962 dan dikabarkan berhasil memasuki orbit matahari untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju Venus.
Salah satu kesuksesan Mariner 2 kembali terlihat dengan dalam waktu 110 hari perjalanannya, ia mampu memberikan informasi mengenai lingkungan antarplanet termasuk mengkonfirmasi keberadaan angin matahari, dan aliran partikel bermuatan yang berasal dari matahari.
Meski demikian, pesawat ruang angkasa ini dikabarkan sempat mengalami beberapa anomali perangkat keras, tetapi kemudian dapat kembali berfungsi dengan baik.
Tak hanya itu, saat Mariner 2 bergerak mendekati Venus, salah satu susunan suryanya rusak dan kendaraannya hampir mengalami panas berlebih. Meski begitu, dikabarkan kendaraan Mariner 2 tetap kuat untuk melanjutkan misinya.
Advertisement
Perjalanan Mariner 2 dan Hasil Temuannya
Pada 14 Desember 1962 itu, Mariner 2 melintas melewati Venus dengan jarak sejauh 21.564 mil (34.703 km) dan melanjutkan untuk mengorbit matahari.
Kemudian, Mariner 2 mengirim data temuannya ke Bumi dengan kecepatan luar biasa yaitu 8-1/3 bit per detik.
Temuan Mariner 2 diantaranya sebagai berikut.
- Suhu permukaan Venus dilaporkan berada pada 300°F (148°C) hingga 400°F (204°C).
- Pembenaran akan prediksi efek rumah kaca Carl E. Sagan sebelumnya.
- Tekanan atmosfernya 20 kali lebih besar daripada di bumi.
- Venus tidak memiliki medan magnet yang cukup besar sehingga tidak ada sabuk radiasi pelindung yang dapat mencegah sinar kosmik masuk. Hal ini berbeda dengan Bumi.
Berdasarkan temuan tersebut, ilmuwan tak dapat lagi memandang Venus sebagai surga tropis.
Transmisi terakhir yang dikirimkan oleh pesawat ruang angkasa ini dilaporkan terjadi pada 3 Januari 1963 ketika telah melakukan penjelajahan robotik pertama di planet lain.
"Akan ada misi lain ke Venus, tapi tidak akan pernah ada misi pertama ke Venus," kata Jack N. James, manajer proyek di JPL saat membahas Mariner 2.
Sementara itu, JPL dikabarkan meluncurkan lusinan misi untuk melakukan penjelajahan seluruh planet dimulai dari Merkurius hingga Neptunus setelah Mariner 2 ini.