Liputan6.com, Khyber Pakhtunkhwa - Militan menyerang kompleks polisi di Pakistan pada Selasa 12 Desember 2023. Sedikitnya 23 tentara tewas dan puluhan lainnya dilaporkan luka-luka.
Kompleks itu digunakan sebagai markas tentara Pakistan.
Baca Juga
Serangan itu terjadi Selasa dini hari ketika sebuah kendaraan berisi bahan peledak menghantam gedung di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, dekat perbatasan Afghanistan.
Advertisement
Sebuah kelompok militan yang berafiliasi dengan Taliban Pakistan telah mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Selasa itu. Tahreek-e-Jihad Pakistan (TJP), yang muncul awal tahun ini, mengatakan anggotanya melakukan serangan.
"Menjelang kendaraan tersebut menabrak markas tersebut, beberapa militan berusaha memasuki kompleks di Distrik Dera Ismail Khan namun gagal," kata militer dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari BBC, Rabu (13/11/2023).
"Kelompok tersebut kemudian menggunakan truk bermuatan bahan peledak untuk menabrak tembok pembatas kompleks tersebut, yang disusul dengan serangan bom bunuh diri yang menyebabkan bangunan tersebut runtuh," tambah pernyataan itu.
Ada kekhawatiran amunisi yang disimpan di dalam kompleks di Distrik Dera Ismail Khan juga meledak. Seorang pejabat mengatakan banyak orang terbunuh saat mereka sedang tidur. Enam penyerang tewas, kata militer. Ditambahkannya, total 27 militan tewas setelah operasi militer di wilayah tersebut semalam.
Perdana Menteri sementara Pakistan Anwaar ul-Haq Kakar dan Menteri Dalam Negeri sementara Sarfraz Bugti mengutuk serangan itu.
Â
Â
Serangan Kelompok Militan Pakistan Meningkat
Serangan yang dilakukan kelompok militan di Pakistan meningkat, khususnya di wilayah perbatasan dengan Afghanistan, setelah kelompok militan Islam garis keras Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) menarik diri dari gencatan senjata tahun lalu.
Para ahli mengatakan TTP diperkuat oleh Taliban Afghanistan, setelah kelompok itu kembali berkuasa di negara tetangga Afghanistan pada tahun 2021.
Islamabad mengklaim bahwa pemberontak beroperasi dari daerah-daerah di seberang perbatasan. Taliban di Afghanistan berulang kali membantahnya.
TTP, atau kelompok Taliban Pakistan, telah memerangi angkatan bersenjata dan polisi negara itu selama bertahun-tahun. Kelompok ini mempunyai ideologi garis keras yang sama dengan Taliban Afghanistan, namun terpisah dari kelompok tersebut.
Kelompok ini ingin menerapkan penafsiran hukum syariah di wilayah barat laut Pakistan.
Setidaknya 100 orang tewas dalam ledakan bom di sebuah masjid di Kota Peshawar pada bulan Januari. Pada saat itu, TTP membantah pihaknya melakukan serangan tersebut, dan malah menyalahkan komandan faksi yang memisahkan diri.​
Advertisement
Mengutuk Serangan Tersebut
Menteri Dalam Negeri Pakistan Sarfraz Bugti mengutuk serangan itu dan menyatakan kesedihan atas kematian tersebut, kata sebuah pernyataan dari kantornya mengutip France24.
Beberapa orang terluka dan berada dalam kondisi kritis, kata Aizaz Mehmood, seorang pejabat layanan penyelamatan yang dikelola negara.
Menurut Inter Services Public Relations mengutip Arab News, enam militan melakukan serangan mematikan pada Selasa dini hari di wilayah umum Daraban ketika mereka menargetkan sebuah pos militer dengan kendaraan bermuatan bahan peledak.
"Ledakan yang diakibatkannya menyebabkan runtuhnya bangunan, menyebabkan banyak korban jiwa," demikian kata pernyataan dari pihak berwenang. "23 tentara pemberani menjadi martir, sementara keenam teroris terlibat dan tewas."
Serangan ke Militan Sebelumnya
Sebelumnya, pasukan keamanan Pakistan telah melancarkan operasi berbasis intelijen di lingkungan Darazinda, menargetkan tempat persembunyian militan dan menewaskan 17 pria bersenjata.
Operasi serupa lainnya di Kulachi mengakibatkan kematian empat militan dan dua tentara.
"Operasi sanitasi sedang dilakukan untuk membasmi teroris lain di wilayah tersebut, seiring dengan tekad pasukan keamanan Pakistan untuk memberantas ancaman terorisme," kata ISPR, seraya menekankan bahwa "pengorbanan tentara Pakistan hanya memperkuat tekad militer negara tersebut."
Laporan tersebut juga mencatat bahwa militan Dera Ismail Khan "secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan teroris melawan pasukan keamanan serta pembunuhan warga sipil yang tidak bersalah."
Advertisement