Liputan6.com, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan para pejabat militer mengatakan, pasukan negaranya menembak jatuh tiga pesawat pembom tempur Su-34 Rusia pada hari Jumat (22 Desember) di front selatan.
Ukraina juga menyebutnya sebagai keberhasilan dalam perang yang telah berlangsung selama 22 bulan, dikutip dari laman Channel News Asia, Minggu (24/12/2023).
Baca Juga
Militer Rusia tidak mengakui adanya insiden tersebut. Namun para blogger Rusia mengakui benar kejadian tersebut, dan para analis memperkirakan bahwa rudal milik AS kemungkinan sudah digunakan.
Advertisement
Zelenskyy dalam pidatonya memuji unit pesawat wilayah Odesa karena menembak jatuh pesawat Rusia di wilayah Kherson.
Wilayah ini diduduki pada hari-hari pertama invasi Moskow pada Februari 2022. Pasukan Ukraina berusaha merebut kembali wilayahnya dan pada November 2023, dan mendirikan posisi di tepi timur Sungai Dnipro di Kherson.
Eurasia Daily, jurnal yang berbasis di Rusia, mengatakan klaim Ukraina itu masuk akal. Kyiv bisa saja meluncurkan rudal milik AS, yang memiliki jangkauan hingga 160 km terhadap sasaran di ketinggian, dari sisi barat Sungai Dnipro, katanya.
Pakar penerbangan Ukraina Valeriy Romanenko mengatakan kepada Radio NV Ukraina bahwa dia yakin rudal AS kemungkinan besar akan menjatuhkan jet Rusia.
Zelensky mengakui bahwa kemajuan yang dicapai lebih lambat dari yang diharapkan, namun ia menepis pernyataan panglima militer, Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, bahwa perang telah memasuki fase “pengikisan” yang memerlukan perubahan taktik.
Ukraina Butuh 500 Ribu Tentara Baru untuk Lawan Rusia
Perang Rusia-Ukraina masih belum berhenti. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kini sedang mencari hingga setengah juta tentara tambahan untuk bertempur. Ia mengakui bahwa isu ini sensitif.
Saat ini, Ukraina sedang mengalami masalah aliran pendanaan, sebab bantuan dari Amerika Serikat diblokir oleh Partai Republik, sementara bantuan dari Uni Eropa diblokir oleh pemerintah Hungaria.
Dilaporkan BBC, Ukraina juga menghadapi kekurangan pasokan amunisi karena masih terus melawan invasi Rusia yang dimulai pada Februari 2022. Alhasil, ada ketakutan bahwa Rusia bisa mengalahkan Ukraina akibat persediaan senjata.
Angka tentara yang disebut Presiden Zelenskyy,yakni 450 ribu hingga 500 ribu orang, merupakan masukan dari para komandan militer Ukraina.
Presiden Ukraina juga menambahkan bahwa negaranya akan bisa memproduksi drone pada 2024 mendatang. Ukraina masih menolak negosiasi perdamaian dengan Rusia, kecuali wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia dikembalikan.
Advertisement
Bantuan dari Barat?
Ibu Negara Ukraina Olena Elenska berkata bahwa Ukraina sangat terancam jika tidak mendapatkan dukungan dari Barat.
Di lain pihak, Presiden Rusia Vladimir Putin masih percaya diri bahwa ia bisa menang di pernag Ukraina. Namun, Putin mengakui bahwa tentara Rusia mengalami kendala di sistem pertahanan udara dan komunikasi, serta Rusia perlu menambah produksi drone.
Pada laporan-laporan sebelumnya, Rusia memakai narapidana sebagai tentara. Para pemuda Rusia berbondong-bondong pergi ke luar negeri setelah Vladimir Putin mengumumkan butuh prajurit-prajurit baru.