Liputan6.com, Jakarta - Dalam langkah signifikan bagi upaya eksplorasi ruang angkasa India, Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) berhasil melakukan manuver Misi Obeservasi Aditya-L1.
Langkah ini lantas sukses mendapat pujian dari Ilmuwan NASA Amitabha Ghosh, dikutip dari laman devdiscourse, Senin (8/1/2023).
Baca Juga
Ghosh, yang merefleksikan pencapaian ilmiah India, berkata, "Saat ini India berada di sebagian besar bidang yang penting secara ilmiah. Lalu ada Gaganyaan, yang merupakan bagian penerbangan ruang angkasa manusia, yang sedang dikerjakan saat ini."
Advertisement
"Jadi , ini merupakan kemajuan luar biasa selama 20 tahun terakhir. Beranjak dari tidak adanya program ilmu pengetahuan planet hingga menjadi seperti saat ini, dan khususnya setelah keberhasilan Aditya-L1, ini merupakan perjalanan yang sangat luar biasa."
Dalam tonggak sejarah ilmiah yang signifikan, Organisasi Penelitian Ruang Angkasa India (ISRO) pada Sabtu (6/1)mengirim pesawat ruang angkasa Aditya-L1 ke orbit tujuan akhirnya.
Perdana Menteri Narenendra Modi dan Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jitendra Singh India termasuk di antara para pemimpin yang memuji pencapaian tersebut.
Aditya-L1 telah mencapai Lagrange Point L1, sekitar 1,5 juta km dari Bumi. Roket PSLV-C57.1 yang membawa pengorbit Aditya-L1 berhasil lepas landas dari Satish Dhawan Space Center di Sriharikota, Andhra Pradesh, pada September 2023.
Keberhasilan peluncuran misi perdana Organisasi Penelitian Ruang Angkasa India (ISRO) terjadi setelah misi pendaratan di bulan yang bersejarah, Chandrayaan-3.
PM India Narendra Modi Ucapkan Rasa Bangga
Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan, India akan terus mengejar batas-batas ilmu pengetahuan baru demi kepentingan umat manusia.
"India menciptakan sebuah tonggak sejarah lainnya. Observatorium Matahari pertama yaitu Aditya-L1 yang mencapai tujuannya. Ini merupakan bukti dedikasi tanpa henti dari para ilmuwan kami dalam mewujudkan misi ruang angkasa yang paling kompleks dan rumit. Saya ikut memuji prestasi luar biasa ini. Kami akan terus mengejar batas-batas baru ilmu pengetahuan demi kepentingan umat manusia,” katanya dalam postingan di X.
Aditya L1 memiliki tujuh muatan berbeda di dalamnya, untuk melakukan studi rinci tentang Matahari, empat di antaranya akan mengamati cahaya dari Matahari.
Sementara tiga lainnya akan mengukur parameter plasma dan medan magnet di tempat.
Advertisement
Muatan Paling Menantang di Misi Aditya-L1
Muatan terbesar dan paling menantang secara teknis pada Aditya-L1 adalah Visible Emission Line Coronagraph atau VELC.
VELC diintegrasikan, diuji, dan dikalibrasi di kampus CREST (Pusat Penelitian dan Pendidikan Teknologi Sains) Institut Astrofisika India di Hosakote bekerja sama dengan ISRO.
Lokasi yang strategis ini akan memungkinkan Aditya-L1 untuk terus mengamati matahari tanpa terhalang oleh gerhana atau okultasi, sehingga memungkinkan para ilmuwan mempelajari aktivitas matahari dan dampaknya terhadap cuaca luar angkasa secara real-time.
Tujuan Utama Misi Matahari India
Selain itu, data pesawat ruang angkasa akan membantu mengidentifikasi urutan proses yang menyebabkan peristiwa letusan matahari dan berkontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang pendorong cuaca luar angkasa.
Tujuan utama Misi Matahari India meliputi studi fisika korona Matahari dan mekanisme pemanasannya, percepatan angin Matahari, penggabungan dan dinamika atmosfer Matahari.Selanjutnya ada distribusi angin Matahari dan anisotropi suhu, serta asal muasal Coronal Mass Ejections (CME) dan suar dan cuaca ruang angkasa dekat Bumi.
Advertisement