Liputan6.com, Teheran - Iran mengumumkan telah menggantung empat orang yang diklaim terlibat dalam sabotase atas nama Israel. Mereka dieksekusi di Provinsi Azerbaijan Barat di barat laut Iran, lapor situs web pengadilan Mizan.
Ketiga pria dan satu wanita tersebut telah dijatuhi hukuman mati atas tuduhan "moharebeh", atau "melakukan perang melawan Tuhan", dan "korupsi di Bumi" melalui "kolaborasi mereka dengan rezim Zionis".
Baca Juga
"Kelompok tersebut melakukan tindakan ekstensif terhadap keamanan negara di bawah bimbingan Mossad", kata pihak Mizan seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (30/12/2023).
Advertisement
Ketiga pria tersebut diidentifikasi sebagai Vafa Hanareh, Aram Omari dan Rahman Parhazo. Sementara seorang wanitanya disebut bernama Nasim Namazi.
Keempat orang yang dihukum eksekusi mati itu didakwa menculik pasukan keamanan Iran untuk mendapatkan informasi intelijen dan juga dituduh membakar mobil dan apartemen beberapa agen.
Beberapa orang lain yang bekerja dengan kelompok yang sama masing-masing dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, kata Mizan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pihak intelijen Iran mengatakan mereka telah mengawasi kelompok tersebut setidaknya selama empat bulan, dimulai pada Januari 2022 hingga penangkapan mereka pada bulan Mei, ketika mereka dipindahkan dari negara tetangga ke Iran, menurut kantor berita yang dikelola pemerintah, IRNA.
Hukuman gantung itu terjadi beberapa hari setelah serangan udara Israel di lingkungan Damaskus pada hari Senin yang menewaskan Sayyed Razi Mousavi, seorang jenderal berpangkat tinggi Iran.
Para pejabat Iran dan kelompok militan sekutunya di wilayah tersebut telah bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan tersebut namun tidak segera melancarkan serangan balasan.
Pemakaman penasihat lama Garda Revolusi paramiliter Iran di Suriah diadakan di Teheran pada hari Kamis.
Iran menuduh Israel bertanggung jawab atas serangan udara tersebut dan pemakamannya diselingi dengan teriakan "kematian bagi Israel".
Adapun Mousavi bertanggung jawab untuk mengoordinasikan aliansi militer antara Suriah dan Iran, yang merupakan bagian penting dari jaringan sekutu regional Iran.
Israel Khawatir Iran Kirim Persenjataan ke Sekutunya?
Kabarnya Israel khawatir Iran telah mempercepat pengiriman roket dan rudal melalui Suriah, dan juga mencoba mentransfer sistem pertahanan terhadap helikopter dan UAV Israel ke Hizbullah, milisi dukungan Iran yang berbasis di Lebanon.
Serangan terhadap Mousavi dipandang sebagai peringatan bagi Iran agar tidak meningkatkan dukungan yang diberikan kepada Hizbullah.
Advertisement
Eksekusi Mati untuk Orang Terkait Mata-Mata Israel
Laporan AFP menyebut bahwa pada 16 Desember, seorang pria yang juga dihukum karena bekerja untuk Mossad dieksekusi di provinsi tenggara Sistan-Baluchistan.
Pengadilan pada saat itu tidak mengidentifikasi pria tersebut, namun mengatakan dia telah dihukum karena "kerja sama intelijen dan spionase untuk kepentingan rezim Zionis yang bermusuhan".
Sebelumnya pada Desember 2022, republik Islam tersebut menggantung empat orang lainnya yang dihukum karena bekerja sama dengan badan intelijen Israel.
Teheran menuduh Israel melakukan gelombang serangan sabotase dan pembunuhan yang menargetkan program nuklirnya.
Menurut kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International, Iran mengeksekusi lebih banyak orang per tahun dibandingkan negara lain kecuali China.
Iran Tuduh Israel Serang Fasilitas Terkait Nuklir
Sementara menurut laporan VOA News, Iran menuduh Israel melakukan beberapa serangan terhadap fasilitas yang terkait dengan program nuklirnya dan membunuh ilmuwan nuklirnya selama beberapa tahun terakhir. Israel tidak membantah atau membenarkan tuduhan tersebut.
Pada bulan Agustus, Iran menuduh Israel berada di balik "salah satu plot sabotase terbesar" yang menargetkan industri pertahanan dan produksi rudal.
Pada bulan Juli, kementerian intelijen Iran mengatakan pihaknya telah menangkap jaringan agen yang bekerja untuk Israel sebelum mereka dapat melakukan sabotase di lokasi sensitif.
Adapun pada Januari tahun 2022 lalu, Israel mengatakan telah membubarkan jaringan mata-mata Iran yang merekrut wanita Israel melalui platform media sosial Facebook untuk memotret situs-situs sensitif.
Sementara itu pada April 2021, Teheran menyalahkan tindakan "terorisme nuklir" sebagai penyebab terganggunya aliran listrik di fasilitas pengayaan uranium Natanz di gurun pasir di provinsi tengah Isfahan.
Advertisement