William Lai Terpilih Sebagai Presiden Taiwan, Begini Reaksi China hingga Inggris

Taiwan telah memiliki pemerintahan sendiri sejak tahun 1940-an, sementara China menyebut pulau itu adalah provinsinya yang membangkang dan bersumpah akan mengendalikannya kembali sekalipun dengan kekuatan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Jan 2024, 08:34 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2024, 08:34 WIB
William Lai
William Lai yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden dan maju sebagai capres dari Partai Progresif Demokratik (DPP) memenangkan Pilpres Taiwan 2024. (Dok. AP)

Liputan6.com, Taipei - William Lai (64), politikus Partai Progresif Demokratik (DPP) yang menjabat sebagai wakil presiden Taiwan sejak 2020, memenangkan Pilpres Taiwan 2024 setelah pemungutan suara dilangsungkan pada Sabtu (13/1).

Hasil Komisi Pemilu Pusat Taiwan menyebutkan, William Lai memperoleh 40,1 persen suara. Selain pilpres, pada hari yang sama, Taiwan juga menggelar pemilu legislatif (pileg).

"Saya ingin berterima kasih kepada rakyat Taiwan karena telah menulis babak baru dalam demokrasi kita," tutur William Lai dalam pidato kemenangannya, seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (14/1).

"Kami mengatakan kepada komunitas internasional bahwa di antara demokrasi dan otoritarianisme, kami akan berpihak pada demokrasi."

Menjelang Pilpres Taiwan, China mengecam William Lai sebagai seorang separatis berbahaya, mengklaim jika sosoknya menang maka akan menjadi ancaman bagi perdamaian. Beijing juga menyatakan Pilpres Taiwan sebagai pilihan antara perdamaian dan perang.

Berikut adalah beberapa reaksi terhadap Pilpres Taiwan:

China

"Taiwan adalah Taiwan-nya China," kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Beijing, Chen Binhua, dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita China Xinhua.

Dia menekankan DPP tidak dapat mewakili opini publik arus utama di pulau itu dan pemungutan suara tidak akan menghalangi tren reunifikasi China yang tidak terelakkan.

Taiwan telah memiliki pemerintahan sendiri sejak tahun 1940-an, sementara China menyebut pulau itu adalah provinsinya yang membangkang dan bersumpah akan mengendalikannya kembali sekalipun dengan kekuatan.

"Pemungutan suara tersebut tidak akan mengubah lanskap dasar dan tren perkembangan hubungan Lintas Selat," tutur Chen Binhua. "Sikap Beijing dalam mewujudkan reunifikasi nasional tetap konsisten dan tekad kami sangat kuat."

"China dengan tegas menentang aktivitas separatis yang bertujuan untuk 'kemerdekaan Taiwan' serta campur tangan asing," tambahnya.

Amerika Serikat (AS)

"AS tidak mendukung kemerdekaan Taiwan," demikian pernyataan Presiden Joe Biden, setelah ditanya oleh wartawan tentang posisi AS mengenai Pilpres Taiwan.

Pemerintahan Biden khawatir pemilu, transisi, dan pemerintahan baru akan meningkatkan konflik dengan China.

Pasca kemenangan William Lai, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberinya selamat dan memuji sistem demokrasi dan proses pemilu yang sehat di pulau tersebut.

Blinken menambahkan AS berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas Lintas Selat, dan penyelesaian perbedaan secara damai, bebas dari paksaan dan tekanan.

Dukungan Kebijakan Satu China hingga Harapan bagi Selat Taiwan

Pemilu di Taiwan
Jutaan warga Taiwan memberikan suara pada 13 Januari untuk memilih presiden baru. (Alastair PIKE/AFP)

Rusia

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Moskow terus memandang Taiwan sebagai bagian integral dari China.

Rusia telah berulang kali menunjukkan dukungannya terhadap kebijakan "Satu China" mengenai isu Taiwan.

Uni Eropa

"Uni Eropa menyambut baik Pilpres Taiwan dan mengucapkan selamat kepada semua pemilih yang berpartisipasi dalam praktik demokrasi ini," demikian pernyataan juru bicara kepala diplomatik Uni Eropa Josep Borrell, tanpa menyebut William Lai. "Uni Eropa tetap prihatin dengan meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan dan menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo."

"Uni Eropa menggarisbawahi bahwa perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah kunci bagi keamanan dan kemakmuran regional dan global."

Inggris

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengucapkan selamat kepada William dan mengatakan dia berharap Taiwan dan China akan memperbarui upaya untuk menyelesaikan perbedaan mereka secara damai.

"Pemilu hari ini adalah bukti demokrasi Taiwan yang dinamis," ujar Cameron.

"Saya berharap kedua belah pihak di Selat Taiwan akan memperbarui upaya untuk menyelesaikan perbedaan secara damai melalui dialog yang konstruktif, tanpa ancaman atau penggunaan kekuatan atau paksaan."

Kelancaran Pemilu Taiwan Jadi Sorotan

Pemilu di Taiwan
Tiongkok mengancam bahwa memilih pemimpin yang salah dapat memicu perang di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut. (Alastair PIKE/AFP)

Jepang

Jepang mengucapkan selamat atas kelancaran pelaksanaan pemilu demokratis dan juga William Lai atas kemenangannya.

"Kami berharap masalah seputar Taiwan akan diselesaikan secara damai melalui dialog, sehingga berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan," sebut pernyataan resmi Jepang, seraya menambahkan bahwa Taiwan adalah mitra yang sangat penting yang ingin diperdalam kerja samanya oleh Tokyo.

Kanada

Kementerian Luar Negeri Kanada mengucapkan selamat kepada rakyat Taiwan, namun tidak menyebut nama William.

"Dipandu oleh pilar demokrasi, hak asasi manusia dan perdamaian, Kanada berharap dapat memajukan hubungan antar masyarakat, ilmu pengetahuan, perdagangan dan investasi," kata Kementerian Luar Negeri Kanada lewat platform media sosial X alias Twitter.

Lithuania

Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis mengucapkan selamat kepada William Lai atas kemenangannya.

"Bersama rakyat Taiwan, kami merayakan kekuatan demokrasi yang bebas dan adil," sebut Landsbergis via X.

Infografis Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya