Presiden Brasil Samakan Perang di Jalur Gaza dengan Holocaust, Israel Berang

Presiden Brasil Lula da Silva menegaskan bahwa yang terjadi di Jalur Gaza adalah perang tentara Israel melawan perempuan dan anak-anak Palestina.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Feb 2024, 00:12 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2024, 08:02 WIB
Warga Gaza Mengungsi
Seorang wanita membawa bendera putih untuk mencegah penembakan saat warga Palestina meninggalkan Kota Gaza ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din, Bureij, Selasa (7/11/2023). (AP Photo/Mohammed Dahman)

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel mengecam Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva setelah dia menyebutkan Israel melakukan genosida di Jalur Gaza. Israel menuduh Lula meremehkan Holocaust dan mengatakan pihaknya berjuang untuk menghancurkan Hamas dan mengembalikan sandera yang diculik kelompok tersebut pada 7 Oktober 2023.

Organisasi utama Yahudi di Brasil juga mengkritik pernyataan Lula da Silva.

Berbicara dalam pertemuan puncak Uni Afrika di Ethiopia, Lula da Silva seperti dilansir BBC, Senin (19/2/2024) mengatakan, "Apa yang terjadi di Jalur Gaza dengan rakyat Palestina tidak ada bandingannya dengan momen-momen bersejarah lainnya. Faktanya, itu pernah terjadi ketika Hitler memutuskan untuk membunuh orang-orang Yahudi.

"Ini bukan perang antara tentara melawan tentara. Ini adalah perang antara tentara yang sangat siap versus perempuan dan anak-anak."

Politikus veteran sayap kiri itu mengutuk Hamas usai kelompok itu menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan menyandera 253 orang dalam serangan ke Israel pada 7 Oktober. Namun, sejak itu pula, Lula da Silva secara vokal mengkritik serangan militer balasan Israel, yang menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 28.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Pernyataan terbaru Lula da Silva muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk terus melanjutkan serangan ke Rafah – kota paling selatan di Jalur Gaza, di mana sekitar 1,5 juta warga Jalur Gaza mengungsi.

Netanyahu mengatakan pernyataan Lula da Silva sama dengan meremehkan Holocaust dan upaya untuk melukai orang-orang Yahudi serta hak Israel untuk membela diri.

"Perbandingan antara Israel dengan Holocaust yang dilakukan Nazi dan Hitler sudah melewati garis merah," kata Netanyahu.

Enam juta orang Yahudi dibunuh secara sistematis oleh rezim Nazi Adolf Hitler pada tahun 1930-an dan 1940-an.

Kritik dari Organisasi Yahudi Brasil

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. (Dok. AFP)

Israel telah memanggil duta besar Brasil untuk bertemu pada Senin.

Organisasi utama Yahudi di Brasil juga mengkritik pernyataan Lula. Konfederasi Israel Brasil mengatakan pernyataan Lula adalah "distorsi realitas yang buruk" yang "menyinggung ingatan para korban Holocaust dan keturunan mereka".

Lula da Silva sendiri mendukung gugatan Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional (ICJ) yang diajukan tahun lalu terkait genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.

Hakim di ICJ pada Januari 2024 memutuskan bahwa kasus Afrika Selatan terhadap Israel dapat dilanjutkan.

Hal Penting yang Dilewatkan

Potret Kondisi Pengungsi Palestina di Kota Rafah
Para wanita dan anak-anak mengantre untuk mendapatkan air di Rafah, wilayah selatan Jalur Gaza pada 9 Februari 2024. (Mohammed ABED/AFP)

ICJ menginstruksikan Israel untuk mencegah militernya melakukan tindakan yang mungkin dianggap genosida, mencegah dan menghukum hasutan untuk melakukan genosida, serta memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk kepada masyarakat Jalur Gaza.

Namun, ICJ tidak menyerukan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di Jalur Gaza.

Brasil dan Afrika Selatan adalah anggota kelompok negara BRICS – aliansi dari beberapa negara berkembang terpenting di dunia yang bersatu untuk menantang negara-negara Barat yang lebih kaya.

 

Infografis Perang Israel-Hamas Lewati 100 Hari. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Perang Israel-Hamas Lewati 100 Hari. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya