Liputan6.com, Moskow - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva buka suara terkait meninggalnya oposisi pemerintah Alexei Navalny. Ia menyebut bahwa sebenarnya Presiden Vladimir Putin dan Rusia tidak terlalu peduli dengan kehebohan yang disebutnya diciptakan oleh negara dan media Barat.
"Tahukah Anda sebenarnya pemerintahan Rusia dan Presiden Putin tidak tertarik soal ini. Mayoritas masyarakat Rusia juga tidak peduli," kata Lyudmila dalam pernyataan pers kepada media, Rabu (21/2/2024).
Baca Juga
Lyudmila menyebut bahwa munculnya oposisi seperti Alexei Navalny merupakan hal biasa di suatu negara.
Advertisement
"Ini adalah masalah kecil di sebuah negara. Sangat biasa, apabila ada orang-orang yang tidak setuju dengan pemerintah," katanya.
Dalam kasus kematian Navalny, Dubes Lyudmila menyatakan bahwa hal ini dibesar-besarkan oleh media dan negara Barat.
"Mereka mengatakan, telah terjadi protes besar-besaran di Moskow. Padahal hanya ada 100 orang yang datang di protes tersebut," kata Lyudmila, menambahkan bahwa sosok Navalny bukanlah tokoh oposisi yang murni.
"Dia bukanlah pemimpin oposisi yang autentik, seperti yang digambarkan oleh Barat. Dia adalah sosok yang diciptakan secara artifisial oleh media Barat," tuturnya.
Lebih lanjut, Lyudmila pun mengungkap fakta menarik dari kasus Navalny. Menyebut bahwa aktivis yang kerap bersuara dan menentang pemerintah Rusia itu ditangkap bukan karena perannya sebagai oposisi, melainkan kasus kriminal.
"Dia ditangkap bukan karena tindakan politiknya. Dia ditangkap karena mencuri sejumlah uang dari sebuah perusahaan besar," ungkapnya.
Tuduhan Tak Berdasar
Lyudmila mengatakan, tuduhan yang ditujukan oleh media Barat kepada Putin terkait kematian Navalny tidak berdasar.
"Itu benar-benar tidak masuk akal. Jika ada satu orang yang berupaya menjaga agar Navalny tetap hidup dan sehat, dia adalah Presiden Putin," kata dia.
Sebelumnya, hal senada pun dilontarkan oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, menolak tuduhan menutup-nutupi penyebab kematian Alexei Navalny.
"Tuduhan tersebut sama sekali tidak berdasar dan kurang ajar, terlebih kepada kepala negara Rusia," kata dia.
Putin belum berkomentar secara terbuka mengenai kematian Alexei Navalny. Pada Senin (19/2) dia menandatangani dekrit yang mempromosikan sejumlah pejabat penegak hukum dan militer, termasuk Valery Boyarinev, wakil kepala pertama Lembaga Pemasyarakatan Negara.
Advertisement
Provil Alexei Navalny
Alexei Navalny (47)Â adalah satu pengkritik Putin yang paling dominam. Selama ini, ia ditahan di penjara yang lokasinya berjarak sekitar 40 mil atau 64 km dari sebelah utara Lingkaran Arktik.
Sebelumnya, ia dijatuhi hukuman 19 tahun di bawah rezim Putin.
Pada awal Desember 2023, dia sempat menghilang dari penjara setelah tersandung kasus ekstremisme dan penipuan akibat upaya pembalasan politiknya karena memimpin oposisi anti-Kremlin pada tahun 2010-an.
Sebagai mantan politisi nasionalis, Navalny dianggap sebagai biang keladi protes tahun 2011-2012 di Rusia.
Ia pernah berkampanye melawan kecurangan pemilu dan korupsi pemerintah Rusia, menyelidiki lingkaran dalam Putin, dan membagikan temuannya dalam video yang ditonton ratusan juta kali.
Prestasi penting dalam karir politiknya terjadi pada tahun 2013, ketika memenangkan 27 persen suara dalam pemilihan walikota Moskow. Momen tersebut diyakini sedikit orang sebagai pemilihan yang bebas dan adil.
Meski begitu, ia tetap dianggap menjadi duri dan batu sandungan bagi Kremlin selama bertahun-tahun.
Â