Liputan6.com, New Delhi - Pengadilan India memerintahkan sebuah kebun binatang di negara bagian Benggala Barat untuk mengganti nama dua ekor singa. Gara-garanya kelompok Hindu garis keras mengeluhkan nama tersebut melukai sentimen keagamaan mereka.
Singa betina diberi nama seperti dewa Hindu Sita, sedangkan singa yang lainnya diberi nama Akbar seperti nama penguasa Mughal abad ke-16.
Baca Juga
Dilansir BBC, Minggu (25/2/2024), kelompok agama Vishwa Hindu Parishad (VHP) menentang hal ini dengan mengatakan bahwa menamai singa betina dengan nama dewi adalah sebuah bentuk penistaan agama. Mereka juga keberatan untuk memelihara singa di taman satwa liar yang sama.
Advertisement
Kedua singa tersebut saat ini tinggal di Taman Satwa Liar Benggala Utara di Distrik Siliguri.
Pada Kamis (22/2), pengadilan mengatakan bahwa hewan tidak boleh diberi nama dengan nama "dewa Hindu, Nabi Muslim, tokoh Kristiani yang (dihormati), peraih Nobel dan pejuang kemerdekaan".
"Bisa saja diberi nama Bijli (petir) atau semacamnya. Tapi kenapa diberi nama seperti Akbar dan Sita?" Hakim Saugata Bhattacharya bertanya.
Pengadilan juga menanyakan apakah akan lebih bijaksana untuk menamai hewan peliharaan, termasuk anjing, dengan nama manusia.
"Anda bisa menghindari kontroversi," kata hakim.
Toko Daging Dipaksa Tutup
Dalam kasus sebelumnya beberapa tahun lalu, warga Hindu garis keras di India telah memaksa penjual daging sapi di kawasan Gurgaon di pinggiran New Delhi untuk menutup toko mereka.
Alasannya, pemilik toko harus menghormati perasaan penganut Hindu dan yang sedang merayakan festival keagamaan Navaratri selama sembilan hari.
Pemaksaan penutupan toko yang sebagian besar dimiliki oleh umat muslim itu merupakan bentuk dari kampanye, sejak para satpam Swakarsa Hindu melakukan razia yang menyasar orang-orang yang menyembelih sapi, hewan yang dianggap suci oleh umat Hindu.
Advertisement
Film Kaali Dikecam Publik
Sementara itu, sebuah film ‘Kaali’ karya sutradara keturunan India yang berbasis di Kanada, juga mendapat kecaman publik atas penggambaran Dewi Hindu yang menurut kritikus, meremehkan tokoh agama tersebut.
Gambar itu muncul dalam poster yang mempromosikan film pendek baru karya Leena Manimekalai. Tampak Dewi Hindu itu sedang merokok dan memegang bendera LGBTQ+.