Liputan6.com, Jalur Gaza - Rakyat Gaza kembali mendapatkan kiriman pasokan bantuan dari Yordania.
"Pasukan Yordania melakukan empat kali pengiriman bantuan via udara untuk rakyat Gaza, di bawah arahan Raja Yordania Abdullah II," demikian menurut sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP, Rabu (28/2/2024).
Baca Juga
Operasi tersebut terjadi pada hari yang sama ketika dua kelompok hak asasi manusia menuduh Israel semakin membatasi bantuan kemanusiaan ke Gaza – di mana PBB telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan – meskipun ada perintah dari pengadilan tinggi PBB.
Advertisement
Adapun sejauh ini Yordania telah melakukan total 16 operasi penurunan bantuan via udara sejak perang pecah pada 7 Oktober antara Israel dan militan Hamas di Gaza.
Pengiriman bantuan via udara yang diumumkan sebelumnya, termasuk operasi gabungan dengan Belanda, mengirimkan bantuan medis dan lainnya ke rumah sakit lapangan Yordania di Gaza utara.
Operasi pada hari Senin (26/2) "bertujuan untuk menyalurkan bantuan kepada penduduk secara langsung dan menjatuhkannya di sepanjang pantai Jalur Gaza dari utara ke selatan," kata pernyataan militer Yordania.
Bantuan tersebut terdiri dari "bantuan dan persediaan makanan, termasuk makanan siap saji yang bernilai gizi tinggi, untuk meringankan penderitaan masyarakat Jalur Gaza", tambah pernyataan itu.
"Empat pesawat C-130, salah satunya milik angkatan bersenjata Prancis melakukan pengiriman," rinci pernyataan tersebut.
Kargo tersebut melayang dengan parasut dari pesawat angkut, termasuk melintasi Jalur Gaza selatan di mana sekitar 1,4 juta warga Gaza berkumpul.
Pada November 2023, Israel mengatakan telah mengoordinasikan serangan udara dengan Yordania.
Serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023 mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan resmi AFP.
Pengeboman balasan dan serangan darat Israel telah menewaskan sedikitnya 29.782 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut penghitungan terbaru Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata 40 Hari di Gaza, Israel Setuju Stop Serangan Saat Ramadhan
Kabar baik sebelumnya juga datang menjelang Ramadan.
Sumber senior kelompok Hamas yang dekat dengan perundingan gencatan senjata mengatakan kepada kantor berita Reuters hari Selasa (27/2/2024), bahwa Hamas telah menerima rancangan proposal perundingan gencatan senjata Gaza. Isinya mencakup penghentian pertempuran selama 40 hari dalam semua operasi militer, dan pertukaran tahanan Palestina dengan tahanan Israel dengan rasio 1 banding 10.
Berdasarkan proposal gencatan senjata itu, seperti juga dikutip dari DW Indonesia, rumah sakit dan toko roti di Gaza akan diperbaiki, 500 truk bantuan akan masuk ke Jalur Gaza setiap hari dan ribuan tenda serta karavan akan dikirim ke rumah para pengungsi, kata sumber tersebut.
Gencatan senjata di Gaza tampaknya merupakan upaya paling serius dalam beberapa minggu terakhir untuk menghentikan pertempuran di wilayah kantong Palestina yang terpukul dan menjamin pembebasan sandera Israel dan asing.
Adapun sejauh ini para mediator telah meningkatkan upaya untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza, dengan harapan dapat mencegah serangan Israel di Kota Rafah di perbatasan ke Mesir, tempat lebih dari satu juta pengungsi berlindung.
Advertisement
Joe Biden Sebut Israel Setuju Tak Terlibat Aktivitas Militer Selama Ramadhan
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel telah "setuju untuk tidak terlibat dalam aktivitas militer" selama bulan puasa Ramadhan di Jalur Gaza, yang diperkirakan akan dimulai pada malam tanggal 10 Maret 2024, dan berakhir pada malam tanggal 9 April 2024.
Joe Biden, yang ucapannya direkam pada hari Senin (26/2) dan disiarkan di acara NBC "Late Night with Seth Meyers" pada Selasa (27/2), mengatakan Israel telah berkomitmen untuk memungkinkan warga Palestina untuk mengungsi dari Rafah di selatan Gaza sebelum mengintensifkan kampanyenya di sana untuk menghancurkan Hamas, yang oleh AS, Jerman, Uni Eropa dan beberapa negara lain dikegorikan sebagai kelompok teror.
Setelah Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera 253 orang pada serangan 7 Oktober lalu, Israel melancarkan serangan darat ke Gaza, dengan hampir 30.000 orang dipastikan tewas, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Raja Yordania Peringatkan Israel Jika Serang Gaza Saat Ramadan, Perang Regional Bisa Meluas
Adapun sebelumnya Raja Yordania Abdullah II pada Minggu (25/2/2024) kemudian memperingatkan akan terjadinya perang regional yang lebih luas, jika Israel melanjutkan kampanye militernya di Jalur Gaza selama bulan suci Ramadan pada bulan Maret.
Ramadan akan dimulai pada 10 atau 11 Maret, tergantung pada hilal.
Pada pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, "Raja Abdullah memperingatkan berlanjutnya perang di Gaza selama bulan suci Ramadan yang akan meningkatkan ancaman perluasan konflik," lapor kantor berita resmi Yordania, Petra seperti dikutip Senin (26/2).
Adapun Israel telah memperingatkan bahwa jika militan Hamas yang didukung Iran tidak membebaskan sisa sandera yang ditahan di Gaza pada awal Ramadan, maka Israel akan terus berperang selama bulan suci tersebut, termasuk di Rafah di sepanjang perbatasan Mesir di mana sekitar 1,4 juta warga Gaza mencari perlindungan.
Sementara itu, perundingan untuk gencatan senjata di Gaza telah dilanjutkan di Doha, media Mesir melaporkan pada hari Minggu, namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kesepakatan apa pun tidak akan mencegah serangan di Rafah.
Hal ini, kata PM Netanyahu, akan menempatkan Israel dalam beberapa minggu menuju "kemenangan total" atas Hamas yang serangannya pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel memicu perang.
Advertisement