6 Fakta Penting Tentang Stasiun Antariksa Internasional ISS

Mereka menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dengan roket SpaceX Falcon 9 yang diluncurkan dari Kennedy Space Center.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 06 Mar 2024, 02:00 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2024, 02:00 WIB
SpaceX Falcon 9 Kirim Awak Baru ke Stasiun Luar Angkasa Internasional
NASA dan badan antariksa Rusia, Roscosmos, bersama-sama mengoperasikan ISS. Mereka telah menyiapkan program pertukaran astronaut dan masing-masing secara bergiliran mengangkut anggota awak dari negara lain. (CHANDAN KHANNA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - SpaceX meluncurkan roket berisi tiga astronaut AS dan satu kosmonaut Rusia pada 3 Maret 2024 lalu di Florida. Mereka tergabung dalam misi rotasi reguler kedelapan awak Amerika yang dilakukan SpaceX untuk NASA.

Mereka menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dengan roket SpaceX Falcon 9 yang diluncurkan dari Kennedy Space Center. Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) adalah wahana luar angkasa besar yang mengorbit di sekitar Bumi pada ketinggian 402 kilometer dan bergerak dengan kecepatan 17.500 mph.

Dikutip dari laman resmi NASA pada Selasa (05/04/2024), ISS berfungsi sebagai rumah bagi kru astronot dan kosmonot selama menjalankan misinya. Salah satu misinya adalah untuk mempelajari lebih lanjut tentang hidup dan bekerja di luar angkasa.

Berikut beberapa fakta penting mengenai Stasiun Luar Angkasa Internasional atau Insternasional Space Station (ISS).

1. Sejarah Pembangunan ISS

ISS atau Stasiun Luar Angkasa Internasional adalah struktur buatan manusia terbesar yang pernah ada di orbit Bumi. Ukurannya sendiri sebesar lapangan sepak bola dan beratnya hampir sama dengan Boeing 747 yang 45 ribu metrik ton.

Stasiun luar angkasa ini diluncurkan pada tahun 1998 oleh gabungan dari beberapa negara yakni Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Jepang, dan anggota Badan Antariksa Eropa (ESA).

Dengan ukuran masifnya tersebut, ISS total dibangun dengan biaya sekitar 100 miliar dolar dan sebagian besar dibayar oleh Amerika Serikat. ISS mengorbit Bumi setiap 90 menit pada ketinggian rata-rata 400 kilomter.

Korolev menjadi sosok yang mengembangkan banyak roket perintis dan pesawat ruang angkasa untuk Uni Soviet. Ia pun mulai merencanakan adanya stasiun ruang angkasa.

Kemudian ISS ini pun beralih menjadi proyek konstruksi multinasional yang melibatkan banyak negara. Pembangunan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dimulai pada tahun 1998.

 

Karya 16 Negara

Proyek ini merupakan hasil karya 16 negara selama lebih dari satu dekade. Pembangunan ISS dimulai dengan peluncuran modul kendali Rusia Zarya pada tanggal 20 November 1998.

Modul ini bertindak sebagai pembangkit daya dan stasiun docking awal. Pada bulan berikutnya, Unit penghubung simpul buatan AS dihubungkan di orbit oleh astronot pesawat ulang-alik AS.

ISS dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu segmen orbit Rusia (ROS) dan segmen orbit Amerika Serikat (USOS). Konstruksi utama ISS selesai antara tahun 1998 dan 2011.

ISS telah ditempati secara permanen sejak November 2000 oleh kru yang dipimpin Rusia dan Amerika. Mereka biasanya tinggal selama sekitar 6 bulan untuk melakukan eksperimen dalam hal gaya berat mikro (tanpa bobot).

Eksperimen ini tentu memiliki aplikasi praktis di Bumi. Tak hanya itu, eksperimen ini juga membantu mempersiapkan misi Mars di masa depan.

Astronot NASA Mark Vande Hei tercatat sebagai orang yang memegang rekor tinggal terlama di ISS, yaitu 355 hari.

2. Penghuni ISS

Lima badan antariksa yang mewakili 15 negara mengoperasikan stasiun luar angkasa ini. NASA dan badan antariksa Eropa (ESA), Kanada (CSA), dan Jepang (JAXA) menjalankan Segmen Orbital AS.

Mereka bertanggung jawab untuk menyediakan tenaga surya. Sementara Segmen Orbit Rusia di stasiun luar angkasa ini, yang dioperasikan oleh badan antariksa Rusia Roscosmos.

Mereka bertanggung jawab atas propulsi dan pemeliharaan orbit.

 

Pengiriman Makanan

3. Pengiriman Makanan untuk Para Astronot

AS dan Rusia masing-masing memasok setengah dari makanan yang dibutuhkan di ISS. Pasokan ini dibawa oleh kapal pasokan Rusia dan Amerika tanpa awak, termasuk pesawat dari SpaceX milik Elon Musk.

Jarak ISS ke permukaan Bumi mencapai 408 kilometer, sehingga butuh waktu sekitar 4 jam untuk pesawat ruang angkasa agar sampai ke stasiun tersebut. ISS memiliki tujuh awak penuh tetapi jumlah awak dapat mencapai hingga 13 selama rotasi awak.

Selalu ada dua wahana antariksa yang berlabuh di ISS, digunakan untuk evakuasi jika terjadi keadaan darurat. Salah satunya mengalami hantaman meteorit.

4. Aktivitas di Dalam ISS

Astronot di stasiun luar angkasa ini sangat sibuk. Mereka mulai beraktivias pukul 06.00 dan lampu padam pada pukul 10.30 malam.

Setelah delapan hingga sepuluh jam melakukan percobaan ilmiah, para awak menggunakan dua jam untuk aktivitas fisik. Hal ini dilakukan guna menghindari hilangnya otot saat berada di gaya berat mikro.

Lalu 3 jam mereka gunakan untuk pekerjaan rumah tangga, perbaikan, dan waktu senggang.

5. Manajemen Air di ISS

Persediaan air di ISS sangat sedikit. Sebagian dibawa dari Bumi, sisanya diekstraksi dari udara dan urin.

Air limbah dimurnikan dan didaur ulang untuk digunakan dalam makanan. Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS tak memiliki pancuran atau mesin pencuci piring.

Sebagai gantinya, para astronot menggunakan tisu dan pembersih untuk membuang limbah padat. Kemudian, limbah dipadatkan dalam tabung dan dimasukkan dalam kontainer yang akan terbakar saat kembali ke atmosfer Bumi.

6. Akan Berhenti Beroprasi pada 2030

ISS tak pernah dibangun untuk bertahan selamanya. NASA dan ESA hanya ingin melanjutkan operasi di ISS hingga setidaknya 2030.

Sementara Rusia ingin mundur lebih cepat dan mendirikan stasiun luar angkasa mereka sendiri. Menurut NASA setelah 2030, ISS akan pensiun dan jatuh ke area yang tak berpenghuni di Samudra Pasifik.

Para astronot berencana untuk beralih ke stasiun luar angkasa komersial.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya