Kuba Tuding AS Picu Protes di Tengah Pemadaman Listrik dan Kekurangan Pangan

Pemadaman listrik hingga 18 jam sehari membuat warga hampir mustahil dapat mempertahankan makanan yang tersedia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Mar 2024, 08:05 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2024, 08:05 WIB
Ilustrasi warga Havana, Kuba.
Ilustrasi warga Havana, Kuba. (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Havana - Pemerintah Kuba memanggil Duta Besar Amerika Serikat (AS) Benjamin Ziff ke kementerian luar negerinya. Havana menuduh Washington memicu protes yang menyebabkan ratusan orang turun ke jalan di kota terbesar kedua di pulau itu, Santiago de Cuba.

Demonstrasi yang terjadi pada Minggu (17/3/2024) malam merupakan peristiwa yang jarang terjadi yang menunjukkan kekecewaan publik terhadap pemerintah komunis Kuba. Aksi itu diduga dipimpin oleh para orang tua yang berjuang untuk memberi makan anak-anak mereka di tengah krisis pangan yang semakin parah.

Mengutip The Guardian, Rabu (20/3), para pengunjuk rasa dilaporkan meneriakkan, "Tanpa listrik dan makanan, masyarakat menjadi kepanasan."

Pemadaman listrik hingga 18 jam sehari membuat warga hampir mustahil dapat mempertahankan makanan yang tersedia.

Protes pada Minggu dilaporkan dimulai ketika para ibu muncul di sebuah gedung pemerintah dengan mengeluh bahwa mereka tidak dapat menafkahi anak-anak mereka, sambil meneriakkan, "Kami lapar".

Aksi serupa terjadi di El Cobre dan Bayamo, sementara kelompok-kelompok kecil berkumpul di Santa Marta, dekat resor pantai Varadero, dan di Kota Matanzas.

Kedutaan Besar AS di Kuba menulis di Twitter, "Kami mendesak pemerintah Kuba untuk menghormati hak asasi para pengunjuk rasa dan memenuhi kebutuhan sah rakyat Kuba."

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan "tidak masuk akal" menyatakan bahwa AS berada di balik demonstrasi tersebut.

Menyalahkan Musuh Revolusi

Miguel Diaz-Canel
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel. (Dok. Ariel Ley Royero/AP)

Kuba berada dalam cengkeraman kemerosotan ekonomi, yang diperburuk oleh melonjaknya inflasi dan kesenjangan yang semakin besar antara si kaya dan si miskin. Toko-toko yang dikelola negara, tempat masyarakat Kuba biasanya menerima jatah makanan pokok seperti beras, kacang-kacangan, garam, gula, kopi, dan yang terpenting, susu bayi, kini semakin kosong.

Toko-toko kecil bermunculan di seluruh pulau setelah perusahaan swasta kecil dan menengah diizinkan buka dalam upaya mengurangi kekurangan pasokan. Namun, harga produk-produk yang dijual di luar jangkauan mengingat rendahnya pendapatan.

Beatriz Johnson, sekretaris pertama partai komunis Santiago, berbicara kepada massa di Santiago dari atap gedung, dan mengatakan kepada para pengunjuk rasa bahwa pemerintah sedang dalam proses menyiapkan "keranjang makanan" yang mencakup beras dan gula. Dia kemudian menuturkan kepada wartawan bahwa penjelasannya tentang situasi tersebut telah didengarkan dengan "penuh perhatian" dan "penuh hormat".

Pendekatannya sangat kontras dengan respons pemerintah ketika terjadi protes yang meluas pada Juli 2021, yang setelahnya lebih dari 1.000 orang ditahan. Pada saat itu, Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel menyerukan semua kaum revolusioner untuk turun ke jalan membela revolusi dan menambahkan perintah yang secara historis bergema, "Perintah untuk berperang telah diberikan."

Diaz-Canel menyalahkan protes terbaru pada musuh revolusi, politikus yang biasa-biasa saja, dan teroris di Florida Selatan.

Respons AS Dinilai Munafik

Bendera Kuba. (Freepik)
Bendera Kuba. (Freepik)

Pemerintah Kuba juga menunjuk embargo perdagangan AS yang sudah berlangsung hampir 64 tahun sebagai penyebab situasi ekonominya saat ini. Selain ibu kota, Havana, tempat sebagian besar diplomat, media asing, dan pebisnis tinggal dan bekerja, situasi yang dihadapi warga Kuba semakin suram.

Baru-baru ini, harga bensin naik lima kali lipat dan jumlah wisatawan yang datang ke pulau tersebut dari Eropa dan Kanada, yang merupakan sumber pendapatan utama, mengalami stagnasi.

Pada Februari, Menteri Perekonomian, Alejandro Gil – tokoh reformasi ekonomi yang menyebabkan terjadinya inflasi – dipecat karena kesalahan besar dan kemudian diselidiki.

Di X alias Twitter, penulis Yuliet Teresa menyebut tanggapan kedutaan AS terhadap protes tersebut munafik dan sinis, namun menyarankan media Kuba harus melaporkan apa yang dirasakan masyarakat, kecemasan dan kekhawatiran mereka.

Sementara itu, program diskusi berita utama televisi pemerintah Kuba mengumumkan bahwa subjek mereka pada Senin itu adalah "Amerika Serikat, mafia Miami, dan kampanye anti-Kuba."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya