Liputan6.com, Ho Chi Minh City - Presiden Vietnam Vo Van Thuong (54) mengundurkan diri setelah kurang lebih satu tahun menjabat. Demikian disampaikan Partai Komunis pada Rabu (20/3/2024), menjadikannya pejabat senior terbaru yang meninggalkan jabatannya di tengah gencarnya kampanye anti-korupsi.
Mengutip dari AP, Partai Komunis mengatakan telah menerima pengunduran dirinya dan menyatakan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh Vo Van Thuong telah meninggalkan noda buruk pada reputasi partai.
Thuong adalah presiden kedua yang mengundurkan diri dalam dua tahun terakhir. Hal yang oleh para analis disebut sebagai tanda mengkhawatirkan terhadap stabilitas politik di negara yang memainkan peran penting di tengah persaingan Amerika Serikat (AS)-China dan meningkatnya persaingan di bidang manufaktur global.
Advertisement
Pengunduran dirinya terjadi setelah berminggu-minggu beredar desas-desus yang menyatakan dia akan dicopot dari jabatannya dan menjelang sidang khusus parlemen Vietnam yang membahas masalah kepegawaian.
Beberapa hari sebelumnya, polisi Vietnam mengatakan mereka menangkap mantan kepala provinsi Quang Ngai di Vietnam Tengah karena korupsi, yang sebelumnya diawasi oleh Thuong sebagai ketua partai provinsi.
Thuong menjadi presiden pada Maret 2023, dua bulan setelah pendahulunya Nguyen Xuan Phuc mengundurkan diri untuk mengambil tanggung jawab politik atas skandal korupsi selama pandemi. Dia adalah presiden termuda sejak Vietnam bangkit dari perang pada pertengahan tahun 1970-an.
Memicu Kegelisahan Investor
Jabatan presiden di Vietnam sebagian besar bersifat seremonial dan menempati urutan ketiga dalam hierarki politik negara tersebut. Jabatan yang paling berkuasa adalah sekretaris jenderal Partai Komunis, jabatan yang dipegang sejak tahun 2011 oleh Nguyen Phu Trong, yang berusia 79 tahun.
"Thuong secara ideologis konservatif dianggap sebagai anak didik Trong dan kepergiannya menggarisbawahi jangkauan upaya anti-korupsi yang telah menjadi warisan paling penting Trong," kata Nguyen Khac Giang, analis di ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura.
Partai tersebut mengatakan bahwa "pelanggaran" yang dilakukan Thoung telah berdampak negatif terhadap persepsi publik, serta reputasi partai dan negara.
"Sadar akan tanggung jawabnya di hadapan partai, negara, dan rakyat, Thuong telah mengajukan pengunduran diri dari jabatannya," demikian pernyataan yang dilaporkan media pemerintah VN Express International.
Tidak jelas pelanggaran apa yang dimaksud dalam pernyataan tersebut.
Upaya antikorupsi, yang digambarkan oleh Trong sebagai "tungku yang menyala-nyala" telah membantu memperkuat otoritas pemimpin tertinggi tersebut, namun Giang mengatakan bahwa faksi-faksi di partai tersebut juga berupaya menggunakannya untuk menyingkirkan saingannya.
Para analis telah memperingatkan bahwa upaya antikorupsi telah merugikan lingkungan bisnis Vietnam, membuat investor asing gelisah mengenai kebijakan ekonomi yang tidak dapat diprediksi.
Advertisement