5 Fakta Menarik Sabuk Kuiper, Tempat Asal Para Komet

Sabuk Kuiper bukanlah sebuah planet, melainkan kumpulan objek kecil luar angkasa.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 22 Mar 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2024, 01:00 WIB
Ilustrasi komet | Frank Cone dari Pexels
Ilustrasi komet | Frank Cone dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Semula ilmu pengetahun hanya mengetahui Neptunus adalah planet terluar di galaksi Bima Sakti. Sampai akhirnya ditemukan Pluto pada 1930 dan menjadikannya objek luar angkasa terluar tata surya kita.

Namun ternyata, masih ada objek lain di luar Pluto dan ia adalah Kuiper Belt atau Sabuk Kuiper. Sabuk Kuiper bukanlah sebuah planet, melainkan kumpulan objek kecil luar angkasa.

Menariknya, objek-objek di sabuk ini menyimpan pengetahuan dan misteri soal pembentukan alam semesta. Dikutip dari laman NASA pada Kamis (21/03/2024), berikut fakta menarik Sabuk Kuiper.

1. Ditemukan Astronom Belanda

Nama Sabuk Kuiper diambil dari nama seorang astronom Belanda, Gerard Kuiper. Ia mempublikasikan jurnal tentang keberadaan Sabuk Kuiper pada 1951.

Namun sebenarnya, Gerard Kuiper tidak benar-benar melihat objek-objek di Sabuk Kuiper. Ia membuat hipotesis bahwa ada objek-objek lain di luar Neptunus selain Pluto.

Hipotesis itu baru bisa dikonfirmasi 4 dekade kemudian, tepatnya pada 1992. Dua astronom, Dave Jewitt dan Jane Luu, menemukan sebuah objek yang lebih jauh dari Pluto dan kemudian dinamai 1992 QB1.

Sejak Dave Jewitt dan Jane Luu, banyak objek ditemukan di luar Neptunus dan Pluto. Hipotesis Gerard Kuiper puluhan tahun lalu terbukti dan membuat namanya diabadikan menjadi nama sabuk di luar Neptunus itu.

 

Membentang

2. Membentang Sepanjang 8,22 Miliar Kilometer

Sabuk Kuiper merupakan daerah di tata surya kita yang terletak di luar orbit Neptunus. Wilayah ini membentang sejauh 30 sampai 55 AU.

Jika dikonversikan, maka lebar sabuk ini adalah 4,48 sampai 8,22 miliar kilometer. Jarak tersebut setara dengan 205.312 kali keliling Bumi.

Sabuk Kuiper terdiri dari objek-objek kecil sisa pembentukan tata surya kita, galaksi Bima Sakti. Menariknya objek-objek ini menyimpan pengetahuan soal masa lalu tata surya kita.

Dari Sabuk Kuiper, astronom mengetahui bahwa Neptunus dulunya mengorbit di dekat Matahari. Triton, salah satu bulan Neptunus, dulunya diduga merupakan planet kerdil di Sabuk Kuiper.

Para astronom percaya bahwa banyak pengetahuan di Sabuk Kuiper yang menunggu untuk diungkap.

3. Pluto bukan Satu-satunya

Pluto mungkin adalah objek paling populer di Sabuk Kuiper. Bahkan, sebelum Sabuk Kuiper ditemukan di 1992, Pluto telah lebih dulu ditemukan di 1930.

Selama 7 dekade, Pluto dianggap sebagai planet terluar di tata surya kita dan satu-satunya planet di Sabuk Kuiper. Namun, pada 2000-an, astronom banyak menemukan planet kerdil di Sabuk Kuiper.

Melansir laman Space pada Kamis (21/03/2024), ada lima planet kerdil di Sabuk Kuiper. Mereka adalah Pluto, Eris yang sedikit lebih kecil dari Pluto, Haumea, Makemake, dan Quaoar.

Keberadaan mereka yang ikut berkontribusi mendepak status Pluto sebagai planet di 2006. Kelima planet kerdil ini memiliki pasangan atau satelitnya masing-masing.

Pluto paling banyak memiliki satelit, yakni Charon, Nix, Styx, Kerberos, dan Hydra. Selain planet, astronom juga menemukan setidaknya ada 80 objek di Sabuk Kuiper yang saling berpasangan.

 

Tempat Kelahiran Komet

4. Tempat Kelahiran Komet

Komet adalah objek luar angkasa berbentuk bola es dan debu yang mengorbit matahari dalam lintasan elips. Komet-komet ini berasal dari Sabuk Kuiper.

Sabuk Kuiper dipenuhi oleh objek-objek es. Objek-objek es tersebut saling menabrakkan diri satu sama lain, mengembun, dan membentuk benda es dengan ukuran dan komposisi seperti komet.

Kemudian, komet tersebut tertarik oleh gravitasi Neptunus, mengarahkannya ke Jupiter. Kemudian, tertarik oleh gravitasi Matahari yang membuat mereka mengorbit Matahari.

Saat melewati Matahari, es di komet akan menguap, membuatnya jadi tidak aktif, dan menjadi asteroid.

5. Bukan Batas Terluar Galaksi Bima Sakti

Sabuk Kuiper bukan bagian terluar dari galaksi Bima Sakti. Masih ada lagi objek yang lebih jauh dari Sabuk Kuiper yakni Oort Cloud atau Awan Oort.

Bahkan, Awan Oort ini lebih dulu diprediksi keberadaannya dibanding Sabuk Kuiper. Pada 1950, seorang astronom bernama Jan Oort memberikan hipotesis bahwa beberapa komet datang dari lokasi yang sangat jauh.

Lokasi tersebut terdiri dari objek-objek es dan berbentuk seperti bola yang mengelilingi tata surya kita. Kemudian lokasi tersebut dinamai Awan Oort.

Awan Oort terletak sangat jauh, bahkan lebih jauh dari Sabuk Kuiper. Bagian terdalam Awan Oort terletak antara 2.000 hingga 5.000 AU dari Matahari.

Sedangkan bagian terluarnya berjarak 10.000 AU dari Matahari. Karena terlalu jauh, masih sedikit hal yang diketahui dari Awan Oort.

 

Lebih dari 2.000 Objek

6. Lebih dari 2.000 Objek di Sabuk Kuiper

Sabuk Kuiper tidak hanya berisi planet kerdil dan komet saja. Astronom telah mengidentifikasi 2.000 objek luar angkasa di Sabuk Kuiper.

Beberapa dari mereka memiliki bentuk yang tak biasa, seperti Arrokoth. Arrokoth pertama kali ditemukan pada 2014 oleh NASA.

Kemudian pada 2019, pesawat luar angkasa New Horizons mengambil gambar Arrokoth secara detail, dimana sosoknya seperti manusia salju merah. Sejauh ini, Arrokoth adalah objek terjauh dan paling primitif yang pernah dijelajahi pesawat luar angkasa.

Astronom percaya bahwa masih ada jutaan objek di Sabuk Kuiper yang belum terdokumentasikan. Ditambah, masih ada ribuan objek berukuran lebih dari 100 kilometer di Sabuk Kuiper.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya