Liputan6.com, Pyongyang - Delegasi dari Biro Intelijen Eksternal Rusia mengunjungi ibu kota Korea Utara, Pyongyang pada Senin (25/3/2024) hingga Rabu (27/3) guna membahas peningkatan kerja sama melawan mata-mata, kata media pemerintah KCNA.
Direktur biro tersebut, Sergei E Naryshkin, dan Menteri Keamanan Negara Korea Utara Ri Chang Dae saling memberi pengarahan mengenai situasi internasional dan regional mengenai semenanjung Korea dan Rusia, menurut KCNA.
Baca Juga
Selama kunjungan tersebut, pejabat biro intelijen dan kementerian juga mengadakan pembicaraan tingkat kerja, tambah KCNA, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (28/3/2024).
Advertisement
Kedua belah pihak juga membahas peningkatan kerja sama lebih lanjut untuk menangani "tindakan mata-mata dan rencana kekuatan musuh yang terus meningkat".
Delegasi Korea Utara yang mengunjungi Vietnam dipimpin oleh Kim Song Nam, direktur departemen internasional di Partai Pekerja Korea yang berkuasa di Korea Utara, juga bertemu di Hanoi pada hari Selasa dengan Truong Thi Mai, anggota tetap sekretariat Partai Komunis Vietnam.
Keduanya membahas penguatan kerja sama dan peningkatan hubungan, menurut KCNA.
Pertemuan tersebut terjadi ketika Pyongyang berupaya memperluas keterlibatan diplomatiknya setelah lockdown akibat COVID-19.
Rusia dan Korea Utara Makin Mesra
Rusia akan mengembangkan hubungan dengan Korea Utara di semua bidang berdasarkan kesepakatan antara para pemimpin mereka pada September. Hal tersebut disampaikan Kremlin pada Senin (15/1/2024), di tengah kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Utara Choe Son Hui ke Moskow.
Menlu Choe Son Hui tiba pada Minggu (14/1) untuk melakukan pembicaraan dengan timpalannya Menlu Sergei Lavrov dalam upaya kedua negara memperdalam hubungan ekonomi, politik, dan militer. Demikian laporan kantor berita Korea Utara, KCNA, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (16/1).
Ketika isolasi internasional terhadap Rusia semakin meningkat akibat perang Ukraina, para analis mengatakan Rusia telah melihat peningkatan nilai dalam hubungannya dengan Korea Utara.
Bagi Korea Utara, hubungan dengan Rusia tidak selalu sehangat saat masa kejayaan Uni Soviet, namun negara ini mendapat manfaat dari kebutuhan Rusia akan teman.
"Korea Utara adalah tetangga dan mitra terdekat kami, yang dengannya kami berniat mengembangkan lebih lanjut kemitraan di semua bidang," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya berjanji membantu Korea Utara membangun satelit.
"Dialog di semua tingkatan akan terus berlanjut ... Kami menantikan perundingan yang intens dan bermanfaat," ujar Peskov.
Advertisement
Putin Akan Kunjungi Korea Utara?
Rusia telah meningkatkan hubungan dengan Korea Utara sejak dimulainya perang Ukraina hampir dua tahun lalu. Hubungan keduanya memicu kekhawatiran Barat, terutama setelah tuduhan bahwa Rusia menembakkan rudal balistik buatan Korea Utara ke sasaran di Ukraina.
KCNA melaporkan pula bahwa Korea Utara terus mendorong pengembangan rudal balistik dan telah melakukan uji coba rudal hipersonik berbahan bakar padat dengan jangkauan menengah - tindakan yang dikutuk oleh Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Jepang.
Rusia dan Korea Utara sendiri membantah adanya kesepakatan terkait transfer senjata.
Peskov menuturkan lebih lanjut bahwa Rusia berharap kunjungan Presiden Putin ke Korea Utara, atas undangan Kim Jong Un, akan dilakukan di masa mendatang. Dia mengaku belum ada tanggal yang disepakati.
"Mengingat hubungan Rusia-Korea Utara berkembang dari segala sisi ... segala macam masalah dapat didiskusikan antara Lavrov dan Choe Son Hui," tutur Artyom Lukin, dari Universitas Federal Timur Jauh Rusia.
"Jika dia bertemu dengan presiden Rusia, ini mungkin merupakan indikasi lain Putin akan mengunjungi Pyongyang tahun ini."