Hujan Deras dan Banjir Bandang Melanda Afghanistan, 33 Orang Tewas

Kebanyakan dari korban tewas adalah mereka yang tertimpa atap bangunan usai banjir dan hujan lebat melanda. Afghanistan kini kian terpuruk usai tak mendapatkan bantuan internasional.

oleh Tim Global diperbarui 15 Apr 2024, 17:02 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2024, 17:02 WIB
Orang-orang mengumpulkan barang-barang mereka dari rumah mereka yang rusak setelah banjir besar di distrik Khushi provinsi Logar selatan Kabul, Afghanistan pada 21 Agustus 2022. (Foto: AP/Shafiullah Zwak)
Orang-orang mengumpulkan barang-barang mereka dari rumah mereka yang rusak setelah banjir besar di distrik Khushi provinsi Logar selatan Kabul, Afghanistan pada 21 Agustus 2022. (Foto: AP/Shafiullah Zwak)

Liputan6.com, Kabul - Setidaknya 33 orang tewas setelah hujan deras selama tiga hari dan banjir bandang melanda Afghanistan.

Departemen manajemen kebencanaan pemerintah negara itu menyampaikan hal tersebut pada Minggu (14/4/2024).

"Sejak Jumat (12/4), hujan deras terjadi dan banjir bandang menyebabkan banyak korban baik manusia maupun harta benda," kata juru bicara departemen itu, Janan Sayeq, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (15/4).

"Informasi utama menunjukkan bahwa, sayangnya, karena banjir itu, 33 orang meninggal dan 27 orang terluka," tambah dia.

Kebanyakan korban disebabkan oleh ambruknya atap. Sekitar 600 rumah rusak atau hancur. Hampir 600 kilometer jalan tersapu banjir dan sekitar dua ribu hektar lahan pertanian terendam banjir, kata Sayeq.

Sekitar 20 dari 34 provinsi di negara itu dilanda hujan sangat deras, yang terjadi setelah musim dingin kering yang tidak biasa, yang membuat lahan menjadi kering dan memaksa petani menunda masa tanam.

Sejak Taliban kembali berkuasa pada 2021, aliran bantuan asing ke negara miskin itu telah berkurang secara drastis, sehingga menghambat respons bantuan terjadap bencana alam.

Setidaknya 25 orang meninggal dalam bencana tanah longsor setelah salju lebat melanda wilayah Afghanistan timur pada Februari. Sekitar 60 orang tewas karena hujan deras tanpa henti selama tiga pekan yang berakhir pada Maret 2024.

PBB tahun lalu memperingatkan bahwa "Afghanistan mengalami perubahan besar dalam kondisi cuaca ekstrem".

Para ilmuwan mengatakan, pola cuaca yang keras didorong oleh perubahan iklim. Dan setelah dicabik-cabik perang selama empat dekade, Afghanistan termasuk dalam negara-negara dengan persiapan yang sangat kurang untuk menghadapi fenomena tersebut.

Hujan Besar Picu Banjir Bandang di Afghanistan Tahun 2022

Puluhan Orang Tewas dalam Banjir Bandang di Afghanistan
Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa ratusan mil persegi lahan pertanian hanyut dan hancur dan jalan raya antara Kabul dan provinsi Bamiyan tengah ditutup karena banjir. (AP Photo)

Sebelumnya, hujan deras memicu banjir bandang di provinsi Logar, Afghanistan timur, menewaskan sedikitnya 20 orang dan menghancurkan lebih dari 3.000 rumah, kata para pejabat, Minggu (21/8/2022).

Hujan mengguyur beberapa daerah di provinsi itu pada Sabtu, melukai lebih dari 30 orang selain mereka yang tewas, kata kantor gubernur provinsi.

Dilansir Channel News Asia, Senin, banjir juga menghancurkan puluhan kanal dan sekitar 5.000 hektar lahan pertanian, terutama kebun buah-buahan, kata pernyataan itu, dengan sekitar 2.000 ternak juga tewas.

Pasukan keamanan dan organisasi amal mengevakuasi orang ke daerah aman setelah rumah mereka hancur, kata pemerintah provinsi.

Juru bicara pemerintah Bilal Karimi, dalam pernyataan terpisah, mendesak masyarakat internasional untuk memberikan bantuan.

"Kami sangat meminta masyarakat internasional ... untuk bergandengan tangan dengan Afghanistan pada saat kritis ini dan (untuk) tidak berusaha membantu para korban," kata Karimi.

 

Masalah Banjir di Afghanistan

Puluhan Orang Tewas dalam Banjir Bandang di Afghanistan
Kantor gubernur provinsi dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa ratusan rumah rusak atau hancur dan orang-orang yang hilang diyakini berada di bawah reruntuhan rumah-rumah yang runtuh. (AP Photo)

Puluhan orang Afghanistan meninggal setiap tahun karena banjir dan hujan deras, terutama di daerah pedesaan yang miskin di mana rumah-rumah yang dibangun dengan buruk sering berisiko runtuh.

Departemen meteorologi negara itu mengatakan lebih banyak hujan lebat dan banjir diperkirakan terjadi di 21 provinsi dalam beberapa hari mendatang.

Bantuan asing dan skema bantuan bencana telah berkurang secara dramatis sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu.

Negara-negara Barat waspada bahwa bantuan apa pun dapat diambil alih oleh Taliban dan digunakan untuk mengkonsolidasikan cengkeraman mereka di Afghanistan.

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya