Liputan6.com, Jakarta - Indonesia selaku tuan rumah penyelenggaraan World Water Forum 2024 yang akan diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024, mengaku siap untuk membawa hasil dari pertemuan global yang membahas krisis air tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Tri Tharyat selaku Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI).
"Kita tentunya akan secara konsisten menyuarakan hasil pertemuan ini ke berbagai forum dan organisasi internasional," kata Tri dalam pernyataan pers mengenai "World Water Forum ke-10" secara virtual, Senin (29/4/2024).
Baca Juga
"Tidak hanya di New York dalam konteks PBB, namun juga organisasi-organisasi internasional terkait lainnya. Bisa di dalam konteks perubahan iklim, bisa di dalam konteks organisasi meteorologi dunia, bisa dalam konteks organisasi kesehatan dunia dan sebagainya dan kita tentunya tidak akan berhenti di Bali," sambung dia.
Advertisement
Tri menekankan bahwa hasil dari pertemuan tersebut harus melahirkan solusi yang konkret lantaran krisis air atau masalah sanitasi kini menjadi permasalahan utama bagi banyak negara di dunia.
"Isu air yang terjadi saat ini tidak melihat wilayah atau negara itu berada di mana pun. Misalnya, Eropa tidak pernah mengalami musim panas sepanas tahun lalu, kemudian Australia juga tidak mengalami musim panas dan kekeringan berkepanjangan seperti tahun lalu," papar Tri.
"Ini artinya, isu air ini dan dampak dari perubahan iklim ini dirasakan oleh semua negara tidak melihat di mana lokasi negara tersebut," lanjutnya.
Indonesia Harapkan Kerja Sama Konkret
Lebih lanjut, Tri mengatakan bahwa Indonesia mengharapkan adanya kerja sama konkret terkait di bidang investasi sektor air.
"Yang kita lakukan ini terutama untuk membantu negara-negara berkembang lainya di wilayah Pasifik yang sama-sama kita ketahui dan juga secara geografis berbentuk negara-negara kepulauan kecil, tapi juga kita bekerja sama dan membantu negara-negara berkembang lainya, terutama di kawasan Afrika, untuk sama-sama mengatasi masalah global ini, terkhususnya dalam konteks ini adalah masalah air," tutur Tri.
Advertisement
3 Misi Indonesia di WWF ke-10
Indonesia sendiri memiliki tiga misi khusus yang akan dibawa ke dalam forum tersebut yakni, Center of Excellence on Water and Climate Resilience, Mainstream Integrated Water Management in Small Islands, dan kegiatan rutin World Lake Days atau Hari Danau Sedunia.
"Hal ini penting untuk dibahas karena danau menjadi salah satu sumber baku, energi bahkan pengendali banjir," kata Wakil Ketua Sekretariat Panitia Nasional World Water Forum ke-10 sekaligus Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja di Jakarta, seperti dikutip dari rilis resmi WWF.
Dalam pertemuan yang akan diselenggarakan kurang dari sebulan lagi, akan ada tiga proses utama yang akan dilakukan yakni, proses politik, regional, dan tematik.
Ketiga proses tersebut akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari sejumlah tingkatan termasuk pemimpin negara, menteri, pemimpin daerah, akademisi, peneliti, hingga generasi muda yang akan saling bertukar pikiran.
Lebih lanjut, World Water Forum ke-10 akan terdiri dari 230 sesi forum tematik, 55 side events dan 10 special sessions.
Pemerintah Indonesia juga turut mengundang para kepala negara, kepala lembaga internasional, dan menteri atau setingkat menteri yang bertanggungjawab terhadap isu sumber daya air.
Manfaat WWF ke-10 bagi Indonesia
Terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah World Water Forum 2024 tentunya akan membawa berbagai manfaat, termasuk menunjukkan komitmen serta kontribusi nyata Indonesia di bidang sumber daya air. Selain itu, Indonesia juga bisa menjadi role model bagi negara lain atas keberhasilannya mengelola sumber daya air.
"Indonesia juga akan menampilkan beberapa proyek dalam World Water Forum ke-10. Tentunya kita berharap bahwa dari pertemuan ini lahir berbagai kerja sama dan kesepakatan untuk ditindaklanjuti menjadi implementasi nyata," ungkap Endra.
Advertisement