Liputan6.com, Jakarta - Sidik jari merupakan kumpulan garis pada permukaan jari-jari yang membentuk pola-pola berbeda. Sidik jari bisa dijadikan sebagai ciri identifikasi antara satu orang dengan orang lainnya.
Menariknya, setiap manusia memiliki sidik jari yang berbeda satu sama lain. Hal ini diungkap peneliti James D Glover dalam jurnal Cell.
Dikutip dari laman Science Alert pada Senin (29/04/2024) James D Glover melaporkan, mekanisme gelombang sinyal kimiawi menyebar saat pembentukan jari terjadi pada janin di usia 13 minggu. Hal ini lah yang menyebabkan pola sidik jari yang berbeda-beda pada setiap orang.
Advertisement
Berikut sederet alasan sidik jari manusia berbeda-beda.
Baca Juga
1. Sidik Jari Terbentuk Sejak Dalam Kandungan
Sidik jari sudah muncul sejak fase janin karena lapisan bawah yang mengembang dan pada akhirnya justru menyusut pada bagian janin. Lapisan inilah yang pada akhirnya membuat beberapa bagian permukaan kulit ikut terlipat pada saat janin berusia 17 minggu.
Saat itulah, sidik jarinya akan mulai terbentuk dengan baik.
2. Dipengaruhi Gen dan DNA
Sidik jari setiap orang berbeda-beda karena kombinasi faktor genetik dan lingkungan yang kompleks. Pertama, sidik jari dipengaruhi oleh gen yang diwariskan dari orang tua berperan dalam menentukan sifat dan struktur tubuh, termasuk sidik jari.
Gen ini memengaruhi pola garis, alur, dan pori-pori pada kulit ujung jari dan kaki. Selain Gen, DNA juga memperngaruhi sidik jari.
DNA individu unik dan berbeda-beda, bahkan pada kembar identik. Perbedaan DNA ini turut berkontribusi pada variasi pola sidik jari.
Hal ini menjadi penyebab bayi kembar identik sekalipun memiliki sidik jari yang berbeda. Studi mendapati, Kemungkinan sidik jari anak kembar bisa sama hanya 1:64 miliar.
Â
Dipengaruhi Lingkungan
3. Dipengaruhi Lingkungan
Saat dalam kandungan, pergerakan janin, tekanan darah ibu, nutrisi, kadar oksigen, posisi janin, kekentalan cairan ketuban, dan faktor lainnya memengaruhi pembentukan sidik jari. Faktor-faktor ini bersifat acak dan tidak terulang, sehingga menghasilkan pola sidik jari yang unik.
Tekanan rahim yang berbeda pada jari tangan dan kaki saat janin berkembang juga menghasilkan pola sidik jari yang berbeda pada setiap jari. Gerakan janin di dalam rahim juga dapat memengaruhi pembentukan sidik jari.
Tekanan yang dihasilkan dari gerakan ini dapat mengubah bentuk tonjolan epidermal ridges.
4. Sidik Jari Tak Bisa Berubah
Pada dasarnya emmang sidik jari menjadi bagian yang dapat membedakan antara satu individu dengan individu lainnya. Pola lingkaran dan lingkaran utama pada sidik jari sebetulnya sudah ditetapkan sejak tiga sebelum lahir, sehingga tidak akan pernah berubah.
Meski mungkin jari-jarimu mengalami luka dan membuat pola pada jari jadi hilang, namun sebetulnya hal tersebut akan tumbuh kembali dalam kurun waktu satu bulan, sehingga tak akan benar-benar hilang.
5. Sidik Jari Manusia Mirip dengan Koala
Setiap sidik jari yang dimiliki memang seolah memiliki perbedaan tersendiri. Namun ternyata, ada kemiripan tersendiri dari sidik jari yang dimiliki manusia dengan sidik jari hewan seperti koala, sehingga memberikan keunikan tersendiri dalam segi karakteristik fisik.
Ada contoh evolusi konvergen yang membuat koala memiliki sidik jari yang hampir sama dengan sidik jari manusia. Meski begitu tentu saja kesamaan ini tidak benar-benar identik, sehingga tetap ada perbedaan tersendiri antara sidik jari manusia dan sidik jari koala.
(Tifani)
Advertisement