Menlu Retno: Utang Kemerdekaan ke Palestina, OKI Harus Bersatu Membela

Menlu Retno menegaskan, perdamaian dengan Israel hanya akan mungkin terjadi jika Israel mengakhiri pendudukannya atas Palestina.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Mei 2024, 14:04 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2024, 14:04 WIB
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi dalam pertemuan Global Refugee Forum PBB di Jenewa, Swiss, pada Rabu (13/12/2023). (Dok: Kemlu RI)
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi. (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, Banjul - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan misi kritis di 15th Session Of The Islamic Summit Conference atau juga dikenal dengan KTT OKI di Banjul, Gambia pada 4 Mei 2024.

"Saya ingin fokus pada dua isu kritis. Pertama, masalah Palestina. Kedua, agenda pembangunan OKI dan isu perempuan," ujar Menlu Retno dalam OIC Summit (KTT OKI) bertema Enhancing Unity And Solidarity Through Dialogue For Sustainable Development (Meningkatkan Persatuan dan Solidaritas Melalui Dialog Untuk Pembangunan Berkelanjutan) seperti dikutip dari situs Kemlu RI, Minggu (5/5/2024).

"OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina. Saya ingin mengingatkan kita akan Arab Peace Initiative (Inisiatif Perdamaian Arab) dan keputusan OKI bahwa perdamaian dengan Israel hanya akan mungkin terjadi jika Israel mengakhiri pendudukannya atas Palestina," tegas Menlu Retno.

Keputusan tersebut, sambungnya, memberikan pesan yang kuat kepada Israel: tanpa kemerdekaan bagi Palestina, tidak akan ada hubungan diplomatik. Pesan dan keputusan itu harus dipertahankan.

"Selama 7 bulan terakhir, kita telah menyaksikan kekejaman terburuk dalam sejarah modern. Lebih dari 34 ribu warga Palestina dibunuh oleh Israel yang merupakan genosida. Bantuan kemanusiaan selalu terhambat," tuturnya.

"Ancaman untuk menyerang Rafah terus berlanjut. Keanggotaan Palestina di PBB terus diblokir. Dalam situasi sulit ini, OKI harus bersatu membela keadilan dan kemanusiaan bagi rakyat Palestina," papar Menlu Retno.

3 Hal yang Perlu Dilakukan OKI untuk Kemerdekaan Palestina

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan pembelaan untuk rakyat Palestina di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda pada Jumat (23/2) (ICJ)/
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. /

Menlu RI mantan dubes RI untuk Belanda itu kemudian menyampaikan tiga hal yang dapat dilakukan OKI perihal kemerdekaan bagi Palestina.

"Pertama, jangan biarkan perhatian kita terpecah," ucap Menlu Retno.

"Fokus kita harus tetap bersatu dalam membantu Palestina. Kita harus mempertahankan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat di Gaza dengan cara apa pun yang diperlukan untuk melanjutkan dukungan kita terhadap UNRWA. Oleh karena itu, Islamic Financial Safety Net (Jaring Pengaman Keuangan Islam) yang disepakati di OKI harus segera diaktifkan," imbuhnya.

Kedua, kata Menlu Retno, terus mendorong gencatan senjata segera dan permanen.

"Gencatan senjata akan menjadi terobosan dalam menghentikan meningkatnya korban jiwa dan meringankan penderitaan kemanusiaan. Hal ini juga penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi negosiasi yang adil menuju solusi dua negara," jelasnya.

"Ketiga, mencegah eskalasi lebih lanjut. Kita perlu fokus pada penanganan bencana kemanusiaan di Palestina dan menahan diri dari konflik terbuka. Kita harus menjamin stabilitas kawasan dan dunia. Persatuan OKI harus berkontribusi pada perdamaian, bukan memperburuk krisis," tuturnya lagi.

Misi Isu Pembangunan dan Perempuan

retno
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Perihal misi kritis kedua yang dibawa Menlu Retno Marsudi di KTT OKI, adalah mengenai pembangunan dan isu perempuan.

"OKI menghadapi tantangan besar dalam mempersempit kesenjangan pembangunan. Beberapa negara anggota sedang bergulat dengan kemiskinan yang meluas di mana 21 dari 46 negara berkembang merupakan anggota OKI," ujar dia.

Indonesia, ucap Menlu Retno, mendesak keterlibatan sektor swasta yang lebih besar di OKI melalui peningkatan kesepakatan perdagangan dan investasi. Dalam konteks ini, Indonesia akan menjadi tuan rumah Forum Indonesia - Afrika ke-2 pada bulan September ini di Bali.

Selain itu, Menlu Retno mengatakan pemberdayaan perempuan dan akses terhadap pendidikan berkualitas juga penting untuk pembangunan OKI yang inklusif. "Hal ini harus menjadi prioritas OKI, termasuk untuk mempromosikan hak pendidikan perempuan di Afghanistan," ucapnya.

"Perempuan di Afghanistan dan belahan dunia lainnya berhak mendapatkan persamaan hak dan isu perempuan harus diarusutamakan dalam kebijakan dan kegiatan OKI," tegasnya.

 

Indonesia Tawarkan Beasiswa Bagi Perempuan dan Anak Perempuan Afghanistan

Ilustrasi Bendera Indonesia
Ilustrasi Indonesia. (Pixabay/Mufid Majnun)

Menlu Retno juga menyampaikan bahwa Indonesia telah menawarkan beasiswa bagi perempuan dan anak perempuan Afghanistan, berbagi praktik terbaik mengenai kurikulum madrasah dengan UNAMA, dan memberikan 10 juta dosis vaksin polio untuk anak-anak Afghanistan.

"Indonesia menyerukan OKI untuk mengambil tindakan lebih banyak untuk memberikan dampak yang lebih luas di Afghanistan," ujar Menlu Retno.

"Tantangan yang kita hadapi belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, dengan memupuk persatuan dan solidaritas di antara kita, kita akan menyelesaikan tantangan yang dihadapi Palestina dan seluruh negara anggota OKI," pungkasnya.

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya