Putin Perintahkan Rusia Gelar Latihan Nuklir, Ini Alasannya

Putin sebelumnya telah memperingatkan bahwa konflik langsung Rusia dengan NATO dapat memicu Perang Dunia III.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Mei 2024, 15:12 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2024, 15:12 WIB
Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Dok. Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Moskow - Rusia mengatakan pada Senin (6/5/2024), pihaknya akan mengadakan latihan militer yang mencakup penggunaan senjata nuklir taktis. Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa latihan itu diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin dan akan menguji kesiapan kekuatan nuklir non-strategis untuk melakukan misi tempur.

Formasi rudal di Distrik Militer Selatan dan angkatan laut akan ambil bagian.

"Selama latihan tersebut, serangkaian tindakan akan dilakukan untuk mempraktikkan masalah persiapan dan penggunaan senjata nuklir non-strategis," kata Kementerian Pertahanan Rusia seperti dilansir CNA, Selasa (7/5).

"Latihan tersebut bertujuan memastikan integritas dan kedaulatan teritorial Rusia sebagai respons terhadap pernyataan provokatif dan ancaman sejumlah pejabat Barat tertentu terhadap Federasi Rusia."

Mereka tidak menyebutkan nama pejabat yang dimaksud. Rusia telah berulang kali mengatakan bahwa pernyataan Presiden Emmanuel Macron tentang kemungkinan intervensi Prancis di Ukraina sangatlah berbahaya.

Rusia mengatakan Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya di Eropa mendorong dunia ke jurang konfrontasi antar kekuatan nuklir melalui dukungan terhadap Ukraina dengan senjata senilai puluhan miliar dolar.

Doktrin Nuklir Rusia

Ilustrasi perang nuklir.
Ilustrasi perang nuklir. (Dok. Pixabay)

Sejak perang dimulai, Rusia telah berulang kali memperingatkan akan meningkatnya risiko nuklir – peringatan yang menurut AS harus ditanggapi dengan serius meskipun para pejabat AS mengatakan mereka tidak melihat adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia.

Putin telah menghadapi seruan di dalam negeri Rusia dari sejumlah kelompok garis keras untuk mengubah doktrin nuklir Rusia.

Secara umum, doktrin tersebut mengatakan bahwa senjata nuklir akan digunakan sebagai respons terhadap serangan yang menggunakan nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya, atau penggunaan senjata konvensional terhadap Rusia ketika keberadaan negara terancam.

Putin tahun lalu mengatakan bahwa dia memandang tidak perlu mengubah doktrin tersebut.

Pada bulan Maret, Putin memperingatkan negara-negara Barat bahwa konflik langsung antara Rusia dan aliansi militer NATO pimpinan AS akan berarti planet ini selangkah lagi menuju Perang Dunia III. Namun, dia mengatakan hampir tidak ada orang yang menginginkan skenario seperti itu.

Kekuatan Nuklir Dunia

Ilustrasi perang Ukraina.
Ilustrasi perang Ukraina. (Dok. Unsplash/@zalab8)

Rusia dan AS sejauh ini merupakan negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia, yang memiliki lebih dari 10.600 dari 12.100 hulu ledak nuklir yang ada di dunia. China memiliki persenjataan nuklir terbesar ketiga, disusul oleh Prancis dan Inggris.

Putin menyebut perang Ukraina sebagai bagian dari pertempuran dengan Barat, yang berupaya memperbesar NATO dan melanggar apa yang dianggap Rusia sebagai wilayah pengaruh historisnya.

Ukraina dan negara-negara pendukungnya di Barat mengatakan perang yang terjadi adalah perampasan tanah bergaya kekaisaran yang dilakukan oleh kediktatoran yang korup. Para pemimpin Barat telah berjanji untuk mengalahkan pasukan Rusia di Ukraina, namun mengesampingkan penempatan personel NATO di sana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya