Mobil Tahanan di Prancis Diadang Kelompok Bersenjata, Gembong Narkoba Kabur

Ratusan petugas polisi dan kekuatan militer Prancis dikerahkan untuk melakukan perburuan besar-besaran.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 15 Mei 2024, 09:02 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2024, 09:02 WIB
Ilustrasi penjara.
Ilustrasi penjara (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Paris - Dua petugas penjara Prancis tewas dalam pengadangan mobil tahanan di dekat Rouen di Normandia.

Tahanan Mohamed Amra, seorang pengedar narkoba yang dijuluki "The Fly", sedang dibawa dari pengadilan ke penjara ketika sebuah mobil menabrak mobil tahanan di pintu tol. Orang-orang bersenjata yang mengenakan balaclava kemudian melepaskan tembakan ke arah petugas penjara, yang mengakibatkan dua petugas tewas dan tiga lainnya luka parah. Demikian seperti dilansir Reuters, Rabu (15/5/2024).

Presiden Prancis Emmanuel Macron menulis di platform X bahwa setiap upaya dilakukan untuk menemukan pelaku.

Jaksa juga telah mengidentifikasi narapidana yang dibebaskan sebagai Mohamed Amra, kelahiran tahun 1994. Dia dihukum karena perampokan pada 10 Mei dan telah didakwa oleh jaksa di Marseille atas penculikan yang menyebabkan kematian.

Narapidana berusia 30 tahun tersebut dikatakan memiliki hubungan dengan sebuah geng di Marseille, yang dilanda kekerasan geng terkait narkoba.

Pada saat pengadangan yang menyebabkan pelariannya, dia sedang dibawa kembali ke penjara di Val de Reuil setelah menghadiri sidang pagi di Rouen.

Pengadangan terjadi pada Selasa (14/5), sekitar pukul 11.00 waktu setempat di dekat pintu tol di Jalan Raya A154, Incarville, Eure.

Serangan tersebut menggarisbawahi meningkatnya ancaman kejahatan narkoba di seluruh Eropa, yang merupakan pasar kokain nomor satu dunia.

Pilu Keluarga Korban Tewas

Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi Penembakan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Menteri Kehakiman Prancis Eric Dupond-Moretti seperti dikutip dari BBC menuturkan bahwa para petugas ditembak dengan senjata berat oleh kaki tangan tahanan.

Penghalang jalan telah dipasang di seluruh barat laut Prancis dan polisi menindaklanjuti setiap informasi yang diberikan.

Berbicara kepada media setelah pertemuan unit krisis, Dupond-Moretti membenarkan bahwa dua petugas tewas.

"Yang satu meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang seharusnya dua hari lagi merayakan ulang tahunnya yang ke-21. Yang satu lagi meninggalkan seorang istri yang sedang hamil lima bulan," ujarnya.

Dupond-Moretti menambahkan segala upaya akan dilakukan untuk menemukan pelaku kejahatan keji ini. Dia menegaskan para pelakunya adalah orang-orang yang nyawanya tidak ada nilainya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya