Utusan Khusus PBB Isyaratkan Kesiapannya untuk Keluar dari Irak

Pemerintah Irak pada minggu lalu meminta agar PBB mengakhiri misinya di negara tersebut pada akhir tahun 2025.

oleh Tim Global diperbarui 18 Mei 2024, 13:05 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2024, 13:05 WIB
Ilustrasi bendera Irak. (Unsplash)
Ilustrasi bendera Irak. (Unsplash)

Liputan6.com, Baghdad - Kepala Misi Bantuan PBB Untuk Irak (UNAMI) Jeanine Hennis-Plasschaert Kamis (16/5/2024) mengatakan, meskipun kondisi Irak saat ini sudah mulai stabil, masih terdapat sejumlah tantangan yang negara tersebut harus atasi ke depannya.

Berbicara dalam sidang Dewan Keamanan PBB Hennis-Plasschaert mengatakan, tantangan yang ia maksud itu mencakup masalah korupsi, faksionalisme, impunitas, campur tangan yang tidak semestinya dalam fungsi-fungsi negara dan aktor-aktor bersenjata yang beroperasi di luar kendali negara.

"Meskipun pemerintah telah mengatasi momok ini, masih ada tantangan besar yang harus diatasi," ujarnya, dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (18/5).

Pemerintah Irak pada minggu lalu meminta agar PBB mengakhiri misinya di negara tersebut pada akhir tahun 2025.

Permintaan tersebut merupakan yang terbaru terhadap sejumlah badan internasional yang beroperasi di negara itu yang diminta untuk mengakhiri misinya.

Setelah pernyataan Hennis-Plasschaert, Duta Besar Irak Abbas Kadhom Obaid Al-Fatlawi menggaungkan kembali permintaan pemerintahnya.

Ia mengatakan, pemerintah Irak meminta agar pekerjaan UNAMI diakhiri pada tanggal 31 Desember 2025.

Hingga saat itu tiba, pekerjaan UNAMI harus fokus pada penyelesaian pekerjaannya dan berkas-berkas reformasi ekonomi, penyediaan layanan, pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, dan masalah-masalah pembangunan lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masalah Likuidasi di Irak

Ilustrasi Bendera Irak (AP)
Ilustrasi Bendera Irak (AP)

UNAMI harus bekerja untuk menyelesaikan likuidasi dan mencapai penarikan yang bertanggung jawab dan penuh pada tahun 2025.

UNAMI dibentuk pada tahun 2003 setelah invasi Amerika Serikat yang menggulingkan diktator Saddam Hussein.

UNAMI memiliki sejumlah misi, termasuk memfasilitasi dialog di antara berbagai kelompok, membantu logistik pemilu, memantau pelaksanaan HAM, dan mengkoordinasikan bantuan di daerah-daerah yang terkena dampak konflik.

 


Pendirian UNAMI

Tentara Irak Rayakan Kemenangan di Mosul
Sebuah drone mengibarkan bendera nasional Irak saat perayaan keberhasilan menyingkirkan militan ISIS dari Kota Tua Mosul, Minggu (9/7). Irak memulai pertempuran merebut Mosul pada Oktober lalu dengan dukungan dari koalisi pimpinan AS. (FADEL SENNA/AFP)

UNAMI didirikan berdasarkan resolusi Dewan Keamanan 1500 pada tahun 2003 atas permintaan pemerintah Irak, dan direvisi berdasarkan resolusi 1770 pada tahun 2007, dan sejak itu diperluas setiap tahun.

Dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis, Hennis-Plasschaert juga mengatakan Irak sedang menghadapi warisan masa lalu dan banyak tantangan saat ini, dan memperingatkan bahwa tidak ada yang tidak bisa diubah.

Ia juga menyampaikan harapan, walaupun negara ini telah tertatih-tatih, beberapa kali negara ini menemukan cara untuk tidak terjerumus masuk jurang, dan melanjutkan perjalanannya ke depan.

Infografis Kota Taklukan ISIS
Berikut kota-kota di Irak dan Suriah yang masih dibelenggu ISIS dan yang telah merdeka (Liputan6.com/Deisy)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya