Mengenal Bintang Earendel, Bintang Fajar Paling Jauh dari Bumi

Bintang Earendel ditemukan para peniliti menggunakan teleskop antariksa Hubble. Bintang ini berjarak 9 miliar tahun cahaya dari Bumi.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 23 Mei 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2024, 03:00 WIB
Ilustrasi bintang, malam hari
Ilustrasi bintang, malam hari. (Photo by Nathan Jennings on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Ada ratusan miliar bintang yang tersebar di alam semesta. Bintang-bintang dengan karakteristik menarik menjadi daya tarik tersendiri, salah satunya bintang Earendel.

Bintang Earendel adalah bintang terjauh yang ditemukan para astronom. Bintang ini menggantikan posisi Icarus sebagai bintang terjauh sebelumnya.

Melansir laman Space pada Selasa (21/05/2024), bintang Earendel ditemukan para peniliti menggunakan teleskop antariksa Hubble. Bintang ini berjarak 9 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Berikut fakta menarik mengenai bintang Earendel.

1. Dijuluki Bintang Fajar

Nama bintang Earendel diberikan oleh penemunya, Brian Welch. Earendel diambil dari bahasa Inggris kuno yang berarti morning star atau 'bintang pagi/fajar'.

Pemberian nama ini sesuai dengan galaksi nama Sunrise arc yang menjadi asalnya. Nama Earendel diberikan untuk menyesuaikan dengan era kosmik fajar, waktu di mana bintang-bintang sejenis Earendel muncul.

Seperti bintang-bintang pada umumnya, astronom kerap memberikan nama panggilan khusus. Termasuk bagi bintang yang memiliki nama asli WHL0137-LS ini.

2. Berjarak 12,9 Miliar Tahun Cahaya

Bintang ini ditemukan dan dipublikasikan oleh Brian Welch dan timnya dari Universitas John Hopkins pada 2022. Bintang Earendel berjarak sangat jauh, kurang lebih 12,9 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Binatng Earendel memiliki massa setidaknya 50 kali lipat dari Matahari. Namun, terjauh dari bumi bukan berarti jadi yang tertua.

Sampai saat ini, astronom baru mengabarkan bahwa Earendel termasuk bintang yang tercipta saat alam semesta masih muda serta tersusun dari hidrogen dan helium purba.

 

Bintang Earendel Sudah Tidak Ada

3. Bintang Earendel Sudah Tidak Ada

Saat ini, kecil kemungkinan Earendel masih hidup. Bintang Earendel ini memiliki massa yang masif.

Sulit bagi bintang bermassa besar untuk hidup lama karena pembakaran energinya yang cepat. Bintang seperti Earendel biasanya hanya bertahan selama beberapa ratus juta tahun sebelum kolaps menjadi sebuah lubang hitam.

Selain itu, astronom juga belum bisa memastikan apakah Earendel termasuk dalam bintang tunggal atau biner. Pada umumnya, bintang sebesar Earendel memang memiliki partner yang lebih kecil dan redup.

4. Akan Diteliti dengan Misi Khusus

Bintang Earendel masih memerlukan banyak penelitian lanjutan. Astronom berencana untuk melanjutkan sekaligus mengkonfirmasi lebih jauh mengenai bintang Earendel menggunakan James Webb Space Telescope (JWST).

Dibandingkan teleskop Hubble, JWST memang memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi terhadap cahaya inframerah. Teknologi ini memungkinkan astronom untuk meneliti lebih jauh mengenai elemen-elemen penyusun Earendel, mempelajari galaksi Sunrise arc.

Ada memungkinkan astronom menemukan bintang lain yang lebih jauh dari Earendel.

5. Diteliti dengan Metode Khusus

Bintang Earendel ditemukan menggunakan metode gravitational lensing. Lensa gravitasi terbentuk saat cahaya dari objek yang sangat jauh, seperti bintang Earendel, dibelokkan oleh gaya gravitasi dari objek yang sangat besar, umumnya oleh galaksi.

Ketika dibelokkan, cahaya dari objek yang sangat jauh itu diperbesar dan menjadi semakin terang. Hal ini mempermudah peneliti untuk menggali informasi.

Teleskop Hubble menemukan bintang Earendel saat sedang mengamati galaksi Sunrise arc yang menjadi rumah bagi Earendel. Pada foto di atas, bintang Earendel tidak terlihat seperti titik.

Namun terlihat sebagai busur cahaya berwarna merah karena telah dibelokkan oleh galaksi yang berada di depannya.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya