Liputan6.com, Pyongyang - Potret pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ditampilkan di depan umum bersama dengan foto ayah dan kakeknya untuk pertama kalinya, sehingga memicu spekulasi mengenai pesan yang disampaikannya.
Potret para pemimpin adalah inti dari kultus kepribadian di Korea Utara yang telah dipimpin keluarga Kim sejak negara tersebut berdiri pada tahun 1948. Hampir semua rumah dan kantor publik di Korea Utara pasti memiliki potret ayah Kim, Kim Jong Il, dan kakeknya, Kim Il Sung. Namun, menampilkan Kim Jong Un disebut belum menjadi persyaratan hingga saat ini.
Baca Juga
Apa yang Terjadi?
Pada hari Rabu (22/5/2024), media pemerintah Korea Utara merilis sebuah foto yang menunjukkan potret besar Kim Jong Un yang digantung di dinding sebuah gedung di samping foto Kim Jong Il dan Kim Il Sung, selama kunjungannya baru-baru ini ke Sekolah Pelatihan Kader Pusat Partai Buruh yang berkuasa.
Advertisement
Pengamat lama Korea Utara mengatakan ini adalah pertama kalinya bagi Korea Utara mempublikasikan foto yang menunjukkan potret Kim Jong Un bersanding dengan dua mendiang penguasa Korea Utara sebelumnya sejak dia mengambil alih kekuasaan pada akhir tahun 2011.
Menempatkan potretnya di sebelah foto ayah dan kakeknya dinilai menunjukkan dia ingin meningkatkan statusnya ke tingkat yang sama dengan keduanya, yang memiliki pengikut yang kuat dan setia serta dianggap seperti dewa. Dengan melakukan hal tersebut, Kim Jong Un ingin mengumumkan dimulainya era pemerintahannya sendiri, menurut Kwak Gil Sup, kepala One Korea Center - situs web yang mengkhususkan diri pada urusan Korea Utara.
Namun, Kim Jong Un yang berusia 40 tahun ini disebut masih menghindari tingkat pemujaan terhadap yang sama seperti dua pendahulunya, di mana mereka diabadikan dalam banyak patung dan mosaik di seluruh Korea Utara, hari ulang tahun mereka adalah dua hari libur terbesar di negara itu, dan potret mereka juga diabadikan dalam pin yang dipakai oleh semua orang dewasa Korea Utara.
Kwak menuturkan bahwa foto Kim Jong Un sekarang kemungkinan akan digantung di dinding semua rumah, sementara hari ulang tahunnya juga bisa ditetapkan sebagai hari libur resmi.
Tempat di mana fotonya digantung baru-baru ini merupakan fasilitas pendidikan tertinggi para petinggi partai berkuasa. Kwak menyebutkan hal itu menunjukkan bahwa Kim Jong Un ingin memulai era baru dengan orang-orang baru.
Para pengamat meyakini Kim Jong Un membutuhkan dukungan domestik yang lebih kuat terhadap kepemimpinannya ketika dia berjuang untuk membawa negaranya melewati kesulitan ekonomi dan ketegangan yang berkepanjangan dengan Amerika Serikat (AS) mengenai program nuklirnya. Pada bulan Januari, Kim Jong Un mengumumkan bahwa dia tidak akan lagi melakukan unifikasi secara damai dengan Korea Selatan, sebuah kebijakan yang telah dilakukan selama puluhan tahun oleh ayah dan kakeknya.
Memuluskan Langkah Sang Putri?
Upaya Kim Jong Un untuk segera mengembangkan persenjataan nuklir yang lebih besar telah mengakibatkan sanksi AS, yang ditambah dengan penutupan perbatasan selama pandemi COVID-19 diyakini berdampak buruk pada perekonomian Korea Utara yang rapuh. Kim Jong Un kemudian mengakui kegagalan kebijakannya karena janjinya bahwa rakyat Korea Utara tidak perlu mengencangkan ikat pinggang mereka lagi tetap tidak terpenuhi.
"Propaganda rezim yang mencapai tahap pemujaan terhadap kepribadian menunjukkan adanya kepercayaan diri dan rasa tidak aman," kata profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul Leif-Eric Easley.
"Bagaimanapun, ini juga merupakan pertaruhan politik, Kim Jong Un bertaruh bahwa ideologi dapat mengulur waktu untuk mengatasi kesulitan ekonomi dan perpecahan sosial di Korea Utara."
Analis di Institut Sejong di Korea Selatan Cheong Seong Chang menuturkan potret Kim Jong Un lebih mungkin dikaitkan dengan putrinya Kim Ju Ae, sebagai ahli warisnya.
"Dengan menggantungkan foto ketiganya – Kim Il Sung, Kim Jong Il, dan Kim Il Sung – saya menilai Korea Utara menggarisbawahi perlunya memperluas garis keturunan Paektu untuk membenarkan transfer kekuasaan turun-temurun kepada Kim Ju Ae," ujar Cheong.
Paektu merujuk pada garis keturunan keluarga Kim yang diberi nama berdasarkan nama gunung paling suci di negara tersebut.
Kim Ju Ae, berusia sekitar 10 tahun, telah menjadi sasaran perhatian luar saat dia menemani ayahnya dalam serangkaian acara penting seperti uji coba rudal dan parade militer sejak akhir tahun 2022. Media pemerintah menyebutnya sebagai anak Kim Jong Un yang paling dicintai atau dihormati.
Pada bulan Januari, agen mata-mata Korea Selatan mengatakan mereka melihat Kim Ju Ae sebagai calon pewaris ayahnya.
Beberapa ahli menilai masih terlalu dini untuk menentukan Kim Ju Ae sebagai pewaris Kim, mengingat usianya dan hierarki kekuasaan di Korea Utara yang didominasi laki-laki.
Â
Â
Advertisement