Liputan6.com, Jakarta - Papua Nugini mengalami musibah tanah longsor pada Jumat (24/5/2024). Terkait hal tersebut, pemerintah Indonesia menyampaikan belasungkawanya.
"Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati dan belasungkawa atas musibah tanah longsor yang menimpa ratusan warga di Provinsi Enga, Papua Nugini. Teriring doa agar mereka yang belum ditemukan diberikan keselamatan dan proses evakuasi dan pemulihan berjalan lancar," demikian disampaikan pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia pada Sabtu (25/5).
Baca Juga
Melansir CNN, Minggu (26/5), seorang pejabat lokal menuturkan bahwa tiga jenazah telah ditemukan pada hari Sabtu. Dia menambahkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat menjadi "signifikan".
Advertisement
Bencana tanah longsor melanda desa terpencil Kaokalam sekitar pukul 03.00 waktu setempat, meninggalkan bekas puing-puing yang menurut para pekerja kemanusiaan sebesar empat lapangan sepak bola.
"Tiga jenazah sejauh ini telah ditemukan, namun kami perkirakan jumlahnya akan banyak," kata administrator Provinsi Enga Sandis Tsaka.
Pengurus dan bendahara nasional Masyarakat Palang Merah Papua Nugini Janet Filemon sebelumnya mengatakan kepada CNN bahwa lebih dari 100 orang diyakini tewas, namun media lokal Papua New Guinea Post Courier yang mengutip anggota parlemen Aimos Akem melaporkan bahwa korban jiwa terdapat 300 orang. Sementara itu, lebih dari 60 rumah diperkirakan hancur.
Tsaka mengatakan pada hari Sabtu bahwa tanah longsor berdampak pada sekitar 3.900 orang.
Hambatan Menuju Lokasi Bencana
Petugas tanggap darurat dikerahkan ke lokasi kejadian, namun menurut Tsaka, upaya penyelamatan terhambat oleh kerusakan pada jalan raya utama, yang membatasi akses ke daerah yang terdampak.
"Daerah dampaknya sangat besar, 150 meter jalan telah hilang dan area longsor sangat aktif – memindahkan puing-puing dan memindahkan batu – sehingga menyulitkan petugas tanggap pertama kami," ujarnya.
Sebagai negara Pasifik yang berpenduduk sekitar 10 juta orang, Papua Nugini kaya akan sumber daya. Namun, perekonomian negara ini telah lama tertinggal dari negara-negara tetangganya. Papua Nugini juga merupakan salah satu negara dengan tingkat kejahatan tertinggi di dunia.
Ratusan suku tersebar di wilayah terpencil dan seringkali sulit dijangkau. Namun, bentang alam pegunungan yang luas dan beragam, serta kurangnya jalan raya, menjadikan peningkatan layanan dasar seperti air, listrik, dan sanitasi menjadi sulit dan mahal.
Advertisement