AS Sanksi Kelompok Ekstremis Israel Karena Blokir Bantuan ke Jalur Gaza

Awalnya sanksi AS dianggap sebagai teguran politis terhadap ekstremis, namun kini oleh sebagian orang di Israel dipandang sebagai ancaman yang lebih luas.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 15 Jun 2024, 12:37 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2024, 12:37 WIB
Perang Israel Palestina
Para pengunjuk rasa mengambil bagian dalam demonstrasi yang bertujuan menghalangi truk bantuan memasuki wilayah Palestina di perbatasan Kerem Shalom dengan Jalur Gaza selatan, Israel, Senin (29/1/2024). Demonstrasi tersebut juga diikuti keluarga para sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober. (Menahem Kahana/AFP)

Liputan6.com, Washington, DC - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap Tsav 9, kelompok ekstremis Israel yang kejam, karena memblokir konvoi dan menyerang truk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

AS mengatakan para aktivis Tsav 9 mulai memblokir persimpangan penting, Kerem Shalom, pada awal tahun ini, dan kemudian membakar truk-truk serta melukai pengemudi saat kelaparan menyebar di Jalur Gaza.

"Selama berbulan-bulan, individu dari Tzav 9 telah berulang kali berupaya menggagalkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, termasuk dengan memblokir jalan, terkadang dengan kekerasan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller seperti dilansir The Guardian, Sabtu (15/6).

"Mereka juga merusak truk bantuan dan membuang bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa ke jalan."

Miller merinci serangan pada pertengahan Mei ketika anggota Tsav 9 menjarah dan kemudian membakar dua truk di dekat Hebron, di Tepi Barat yang diduduki, yang membawa bantuan kemanusiaan yang ditujukan untuk pria, wanita, dan anak-anak di Jalur Gaza.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Respons Tsav 9

Truk Bantuan Kemanusiaan
Perang menyebabkan kondisi di Gaza semakin memburuk. (Mohammed ABED/AFP)

Tsav 9 mengatakan sanksi tersebut mengejutkan dan bertentangan dengan nilai-nilai AS dan liberal. Pernyataan kelompok tersebut mengulangi klaim tanpa sumber bahwa Hamas mengalihkan sebagian besar bantuan yang dikirim ke Jalur Gaza. Mereka juga mengklaim mewakili keluarga sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.

Tindakan kelompok tersebut memicu kemarahan internasional, namun di Israel terdapat dukungan luas atas penolakan mereka terhadap pengiriman bantuan ke Jalur Gaza.

Awal tahun ini, beberapa jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Israel percaya pengiriman kemanusiaan ke Jalur Gaza harus dihentikan atau dibatasi.

Belum jelas bagaimana penerapan sanksi akan berdampak pada individu yang terkait dengan Tsav 9, sebuah organisasi kampanye informal, dan berapa banyak dari mereka yang bergabung dalam aksi tersebut yang mungkin terdampak.

Sanksi tersebut merupakan yang terbaru berdasarkan perintah eksekutif yang diumumkan oleh Presiden Joe Biden pada bulan Februari, yang memungkinkan AS menghukum tindakan yang mengancam perdamaian, keamanan, atau stabilitas Tepi Barat yang diduduki.

Pernyataan pada hari Jumat (14/6) juga tampaknya ditujukan kepada pemerintah Israel, dengan mengatakan, "Mereka mempunyai tanggung jawab untuk menjamin keselamatan dan keamanan konvoi kemanusiaan yang transit di Israel dan Tepi Barat dalam perjalanan ke Jalur Gaza."

Video menunjukkan pasukan keamanan Israel menonton tanpa melakukan intervensi ketika Tsav 9 menyerang truk. Kelompok tersebut mengatakan bahwa masing-masing anggota pasukan keamanan Israel membocorkan kepada mereka tentang lokasi truk bantuan yang mengirimkan pasokan penting ke Jalur Gaza.


Perisai Manusia untuk Lindungi Bantuan Kemanusiaan

Perang Israel Palestina
Menurut media Israel, para pengunjuk rasa telah mengepung truk-truk kemanusiaan yang hendak memasuki Gaza, mereka menuntut agar bantuan dihentikan sampai para tawanan yang tersisa dibebaskan. (Menahem Kahana/AFP)

Dalam beberapa minggu terakhir, konvoi bantuan dilindungi oleh pengunjuk rasa tandingan Israel yang tidak bersenjata dari kelompok aksi akar rumput Standing Together yang membentuk perisai manusia.

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, "Penyediaan bantuan kemanusiaan sangat penting untuk mencegah memburuknya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza dan mengurangi risiko kelaparan. Kami tidak akan menoleransi tindakan sabotase dan kekerasan yang menargetkan bantuan kemanusiaan penting ini."

Sanksi terhadap Tsav 9 menandai peningkatan terbaru dalam kampanye sanksi internasional terhadap kekerasan pemukim dan ekstremis di Tepi Barat yang diduduki, setelah putaran sanksi pada bulan April.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya