China Dukung Kazakhstan Bergabung dengan BRICS

BRICS disebut mempertimbangkan ekspansi lebih lanjut untuk menyaingi tatanan dunia yang didominasi Barat yang dianggap sudah ketinggalan zaman.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Jul 2024, 15:10 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2024, 15:10 WIB
Presiden China Xi Jinping.
Presiden China Xi Jinping. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Astana - Presiden China Xi Jinping mengatakan dia mendukung Kazakhstan bergabung dengan BRICS. Demikian dilaporkan media pemerintah China pada Rabu (3/7/2024).

Berbicara kepada pers bersama Presiden Kassym-Jomart Tokayev setelah pertemuan di ibu kota negara Asia Tengah tersebut, Xi Jinping mendorong Kazakhstan memainkan peran sebagai kekuatan menengah di panggung internasional dan memberikan kontribusinya terhadap tata kelola global, sambil mendukung aksesi Astana. Demikian seperti dilansir CNA, Kamis (4/7).

China dan Rusia mendorong perluasan kelompok BRICS, yang mencakup Brasil, India, dan Afrika Selatan, dalam upaya melawan dominasi ekonomi Barat.

Awalnya merupakan akronim yang diciptakan oleh kepala ekonom Goldman Sachs Jim O'Neill pada tahun 2001, blok ini didirikan sebagai klub informal beranggotakan empat negara pada tahun 2009 dan bergabung dengan Afrika Selatan setahun kemudian.

Ekspansi BRICS

Ilustrasi Kazakhstan
Ilustrasi Kazakhstan (Dok.Unsplash/ Azamat Kinzhitayev)

Agustus lalu, BRICS setuju untuk menerima Iran, Ethiopia, Mesir, dan Uni Emirat Arab sebagai anggota baru.

Argentina yang semula berencana bergabung dengan BRICS, berubah haluan setelah Presiden Javier Milei menjabat pada bulan Desember 2023.

Xi Jinping berada di Kazakhstan untuk menghadiri pertemuan para kepala negara Organisasi Kerja Sama Shanghai pada 3-4 Juli.

Selama pertemuannya dengan Tokayev, China dan Kazakhstan juga sepakat untuk menggandakan perdagangan dua arah mereka sesegera mungkin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya